11.Happy birthday innara.

29 6 3
                                    

"Lita, setelah ini saya tidak akan kembali ke kantor, tolong kirimkan semua hal hal yang harus saya periksa ke email saya,"

"Baik pak,"

"Kamu bisa kembali ke kantor sendirian kan?" Lita mengangguk dan tersenyum.

"Bisa pak, kalau begitu saya pergi ya pak," Rian menggangguk dan tersenyum.

Setelah lita sekretaris nya pergi melangkahkan kakinya, Rian mengikuti kemana matanya tadi melihat aranya.

Kakinya berhenti melangkah, matanya menatap lurus pada keluarga bahagia yang tengah merayakan ulang tahun putri mereka.

Ada adiknya, ada keponakannya dan ada iparnya juga, mereka tampak melengkapi rasa bahagia bersama.

Aranya yang tersenyum, Rian tersenyum tipis melihat Ara yang tampaknya sudah melupakannya.

"Bella Mellova," lirihnya. Bahkan Ara sudah mengganti nama panggilannya, tidak ada lagi nama ara dalam dirinya.

"Uncle iann," kini semua mata tertuju padanya, panggilan Diky membuatnya jadi pusat perhatian.

Tatap Bella dan Inna berubah, senyuman di wajah mereka menghilang dan tergantikan dengan wajah datar.

"Ayo uncle," tarikan Diky pada tangannya membuyarkan lamunannya, Diky mengajaknya masuk.

"Kita rayain ulang tahun Nara sama sama," Rian hanya bisa tersenyum canggung di hadapan mereka semua.

Rian berjongkok di hadapan Nara dan mengelus kepalanya, "selamat ulang tahun Nara," lirihnya, Nara memegang tangannya dan tersenyum.

"Terima kasih mmm, uncle?" Rian tersenyum dan menghapus air mata yang mengalir dari sudut matanya.

"Hmmm," kekehnya.

Rian pun tak tahu apa yang membuat air matanya mengalir, apa kah rasa nyaman saat Nara menyentuh tangannya? Atau panggilan uncle dari Nara?

Hell! Dia memang pamannya bukan.

Tapi? Mengapa ia merasa ingin lebih?

Gila memang!

Rian mengingat pembicaraannya dengan Inna beberapa hari setelah kematian ana. Pembicaraan tentang sosok kecil yang selalu bersama Ara, sosok kecil yang memiliki kemiripan dengannya.

"Cihh! Sedikit kemiripan di wajah bukan berarti dia anak mu!" Kasar Inna.

"Bella hanya terlalu membenci mu, ingat kata kata tetua jika kita terlalu membenci seseorang maka anak kita juga akan memiliki sedikit kemiripan dengan orang itu?" Sarkasnya.

"Itulah yang terjadi," Rian tidak tahu sejak kapan adiknya jadi sangat membencinya, Inna yang dulu bergantung padanya, Inna yang dulu selalu menjadikannya penopang hidupnya, Inna yang mengidolakannya, Inna yang mengaguminya, semuanya hilang dan sirna seolah tiada.

Rian sadar, kesalahan nya sangat berakibat fatal bagi hubungan keluarganya, Inna tidak hanya menjauhinya, Inna bahkan enggan untuk sekedar menginap di rumah orang tuanya, Inna terlalu terluka untuk apa yang telah ia lakukan pada Ara di masa lalu.

Hubungan keluarga mereka hancur seketika, tidak ada lagi keluarga yang harmonis seperti dulu,tidak ada lagi Inna yang selalu menja pada kakaknya, tidak ada lagi Inna yang bermaja pada orang tuanya, hubungan keluarganya sudah terlalu dingin, Rian tak ingin hubungan keluarganya menjadi beku dan hancur hanya dengan satu kali ketukan.

Rian sangat tak menyangka, kesalahannya di masa lalu juga berimbas pada keharmonisan keluarga besarnya.

Persahabatan mereka seerat itu?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

InnaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang