part 1 (om siapa)

8.6K 413 13
                                    

#Dicintai_Hantu_Tampan.

***

Hari itu saat usianya masih menginjak Tiga tahun, tepat di bawah pohon Jambu dan anak itu sedang asik bermain dengan beberapa mainan yang telah diberikan Ayahnya. 

Saat itu dia memang sedang sendirian, karena ibunya sedang membereskan rumah dan ayahnya sedang bekerja.

Namun saat anak itu sedang asik bermain, terdapat seseorang tengah memanggil namanya.

"Alin!" serunya sembari melangkah mendekati anak itu.

Anak itu mendongak melihat siapa orang yang memanggilnya.

Matanya terlihat menyipit untuk melihat dengan saksama wajah orang itu. Namun wajahnya sedikit buram, sehingga anak tak dapat melihat jelas wajah orang itu.

"Om siapa?" tanya anak itu dengan memegang sebuah mainan di tangan dan masih mencoba memperhatikan wajahnya dengan menyipitian mata.

Dia mengelus lembut surai anak itu yang masih pendek. "Kau cantik!"

"Terimakasih," ucap anak itu diselingi senyum manis di bibir mungilnya.

Dia balas tersenyum, lalu kembali mengusap-ngusap lembut rambut anak itu. "Aku ingin kamu yang nantinya menjadi pengantinku. Apakah kau mau menjadi pengantinku?"

Anak itu mengerutkan kening lalu memiringkan kepalanya tanda tak paham, "pengantin?" tanyanya yang tak paham apa yang dimaksud oleh orang itu.

Orang itu terkekeh ringan, lalu mencubit kedua pipi gembulnya, "kau sungguh lucu, pengantinku."

Anak berusaha melepaskan kedua telapak tangan besar yang masih terus mencubiti kedua pipi gembulnya. "Om, lwepwasin! Pipi Alin sakit tau," erangnya dengan bibir melebar dikarenakan orang itu masih saja mencubit pipinya.

Orang itu melepaskan cubitannya karena tak tega setelah anak kecil itu mengerang kesakitan. Namun sekarang orang itu malah mengusap-ngusap lembut kedua pipi gembul anak itu dengan ibu jarinya, berniat supaya dapat membantu mengurangi rasa sakit di pipinya.

"Sudah tidak sakit, 'kan?"

Anak itu mengangguk polos dan orang itu kembali tersenyum.

"Aku akan bertanya kembali padamu. Nanti kau mau menjadi pengantinku, 'kan?"

"Pengantin itu apa, Om? Alin tidak tahu." Anak itu menjawab dengan wajah yang sangat polos.

Orang itu tampak kebingungan, bagaimana cara menjelaskannya supaya anak kecil ini dapat mengerti apa yang dimaksudnya.

"Em ... begini saja. Kamu suka ice cream, 'kan?"

Anak itu mengangguk antusias, "suka, Om."

"Kalau coklat?"

Anak itu kembali mengangguk antusias "suka juga, Om."

"Jadi, aku akan membuat suatu penawaran. Jika nanti Alin mau menjadi pengantinku, aku akan kasih ice cream dan coklat sebanyak-banyaknya buat Alin. Mau?"

Penawaran itu sangat menarik untuk anak sekecil Alin. Jadi, tanpa berfikir panjang anak itu segera meng-iyakan tawaran orang itu.

"Kau tidak akan berubah pikiran?"

Anak itu menggeleng kukuh.

"Janji?" ucapnya sembari menyodorkan kelingking besarnya.

"Janji." Lalu anak itu menautkan kelingking mungilnya ke jari kelingking yang Lima kali lipat lebih besar dari kelingkingnya.

Orang itu tersenyum lalu kembali mengusap lembut surai anak itu. "Baiklah, aku akan kembali saat kau sudah dewasa. Jangan mengingkari janjimu, ya?"

Anak itu hanya mengangguk pasrah.

Setelah itu mereka mengobrol-mengobrol ringan.

"Alin!" seru Lastri ---ibu Alin--- dari arah rumah, kini ibunya sedang menghampiri anaknya yang sepertinya sedang mengobrol dengan seseorang.

Dan Alin menoleh, melihat ibunya yang kini tengah berjalan menghampirinya.

Namun saat dirinya mendekat Lastri tidak melihat siapapun keculai Alin anaknya, lalu anaknya sedang mengobrol dengan siapa?

"Nak, kamu sedang berbicara dengan siapa?"

"Dengan Om-Om, Bunda."

Lastri kembali mengedarkan pandangannya, namun nihil ia tetap tak menemukan siapa-siapa.

"Om? Di mana? Bunda tidak melihat siapapun selain kamu, Nak."

"Om ini, Bun--. Loh kok Omnya gak ada?" Anak itu langsung bingung ketika orang itu menghilang tiba-tiba.

"Pasti kamu sedang berhalusinasi, Nak," ucap Lastri yang tak ingin berfikir yang tidak-tidak.

"Baiklah, ayo masuk. Tadi Bunda membuatkan kue coklat kesukaamu," ucapnya yang langsung menggendong Alin dan masuk ke dalam rumah.

Note: Ini cerita cuma fiktif belaka, ini cerita cuma imajinasi saya dan terinspirasi dari beberapa kisah temenku. Jadi jangan dianggap serius 😃.

Thankyou buat yang udah baca. Semoga suka:D

Dicintai Hantu TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang