chapter 8|•|Rumah Kara

355 79 22
                                    

"Huh, ngeselin banget sihhh!!!"kesal Kara saat Bagas menelfon dirinya hanya untuk bertanya di mana.

Emang ya tuh cowok kalau lagi baik saja adem. Coba kalau cuek nya kumat, rasanya pengen Kara buang ke rawa rawa atau gak sekalian ke sungai Amazon biar di makan buaya.

"Uda kali, mungkin Bagas ada kesibukan."ujar Aulia mencoba menenangkan Kara di sela-sela tangis nya. Memang tadi setelah mereka pulang dan 30 menit setelah itu Aulia datang ke rumah nya sambil nangis karena di putusin oleh Yogi. Padahal hubungan mereka sudah hampir 2 tahun. Rasa bosan yang hanya sesaat mampu mengalahkan rasa sayang yang sudah bertahan lama.

Kara menatap Aulia tajam, "urusin dulu itu sakit hati aul, di tinggal cowok aja datang ke rumah Ara sambil nangis-nangis. Masih juga di tinggal pacar bukan suami. Makanya kalau sayang itu jangan terlalu sakit kan? Mampus!"cerocos Kara melampiaskan kekesalannya pada Bagas ke Aulia.

Memang nih anak kalau lagi kesel sama siapa yang ada di samping nya lah yang akan menjadi korban nya.

Ya namanya juga cewek, yang penting gak kesel lagi. Urusan korban yang berada disamping nya mah urusan ntar.

Sebuah lemparan bantal melayang tepat mengenai kepala Kara.

"IHHHH AUL SAKIT TAU?!!"kesal Kara mengusap usap kepalanya yang di timbuk bantal oleh Aulia.

"Lagian lu kesel sama siapa yang kena siapa?!Sahabat nya abis putus bukan nya di hibur malah di mampusin!"kesal Aulia.

"Terus Ara peduli? Enggak yeuh!"balas Kara acuh hingga lagi lagi bantal mendarat dengan mulus nya di kepalanya.

"AULLLL!!!NIH BALASAN ARA!"ia mengambil guling di samping nya dan memukul kan nya ke arah wajah Aulia.

Peperangan bantal tak lagi bisa di hindarkan. Mereka berdua saling melempar hingga sebuah suara menghentikan mereka. Mungkin kalau tidak ada suara itu mereka berdua terus saling melempar hingga pagi menjelang.

"Non Ara di bawah ada non Bagas sama temen-temen nya,"ucap Bi Sum.

Kara dan Aulia langsung saling tatap dengan tatapan sulit di artikan, seperkian detik mereka dengan kompak nya kembali menatap bi sum.

"Iya bi, ntar Ara kebawah. Makasih ya bi,"

"Iya sama sama non, bibi duluan ke bawah ya,"pamit bi sum keluar dari kamar Kara dan kembali menutup pintu.

"AYOKK!"Ara bangkit dari duduk nya di atas kasur menandingi berdiri di atas kasur dan siap melompat dengan tangan yang menarik lengan Aulia.

Namun saat hendak loncat ke bawah, Aulia menarik tangan nya. Alhasil Kara justru jatuh di kasur empuknya.

"IHHH AUL SAKIT TAU!!"kesal Kara.

Aulia menatap Kara malas, gadis ini terlalu berlebihan jika sudah menyangkut dengan Bagas, "Rambut lu berantakan bego!"

"Bodoamat ayok!"Kara menarik kembali tangan Aulia kali ini lebih kuat membuat Aulia bangkit dan mengikuti langkah cewek ini lebih tepatnya berlari.

Sampai di lantai bawah, lebih tepatnya di ruang tamu. Netra indah Kara dan juga Aulia melihat ada Bagas dan keempat teman nya.

"Wow kalian berdua abis ngapain?! berantakan banget rambut lu berdua anjim?!"kaget Rangga saat melihat penampilan Kara dan Aulia yang berantakan di tambah rambut yang acak-acakan, akibat perang tanpa rencana tadi.

"Di dalam kamar lu gak ada cowok kan Ra?"sambung Radit.

Ekor mata Bagas menatap Radit tajam bak seekor elang yang siap menerkam mangsanya,"JAGA.UCAPAN.LU!"tekan Bahas tajam. Radit langsung terdiam dan tak bergeming sama sekali.

BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang