Minggu pagi Bagas sudah berada di dalam kamar Kara. Tapi jangan negatif thinking dulu, Bagas beberapa menit lalu memasuki kamar Kara untuk membangunkan cewek tersebut.
Bagas duduk di samping Kara dan menepuk pelan pipi Kara, tapi respon yang di berikan oleh Kara sangat jauh dari ekspetasi Bagas.
"HUAAAA MALINGG!!!!!"teriak Kara.
Bagas melemparkan bantal ke wajah bangun tidur Kara.
"Setan ndasmu!"Ujar Bagas.
"Ihhh Bagas ngagetin aja!"kesal Kara.
"Ikut gue yuk!"
"Kemana?"
"Gue mau nunjukin sesuatu."
"Ish nunjukin apa?dimana?"
"Uda ayo!"
Bagas menarik Kara turun dari kasur dan berjalan keluar kamar. Saat di lantai bawah keadaan sangat sunyi membuat Kara mengerutkan dahinya bingung.
"Kok tumben hari Minggu nih rumah sepi,"ucap Kara menatap sekeliling.
"Bokap nyokap lu pergi,"jawab Bagas.
"Berasa jadi gue yang punya rumah,"sindir Bagas namun di acuhkan oleh Kara.
Sampai di depan. Bagas langsung membawa Kara keluar dari gerbang. Bahkan Kara masih menggunakan piyama Doraemon nya dan muka kasurnya.
Kara berjalan satu langkah ke depan dan menatap sekeliling bingung, tidak ada apa-apa di sini kecuali motor sport milik Bagas. Lalu apa yang mau di tunjukan oleh Bagas?
Ia memutar kepalanya ke belakang dan menatap Bagas seolah berkata, 'apa?'
Bagas melipat kedua tangannya di depan dada nya dan menunjuk ke arah motor nya menggunakan dagunya.
Kara membalikkan posisi nya dan maju lebih dekat dengan motor Bagas hingga ia menemukan tulisan.
"Harta...Tahta...Kara...?"gumam Kara bllusing.
Ternyata cowok di belakang nya itu bisa juga alay tetapi romantis seperti cowok cowok yang lain-lainnya.
Kara berbalik menatap Bagas tersenyum senang. Bagas berjalan ke arah Bagas lalu mengusap rambut Kara lembut.
"Suka hmm?"tanya Bagas. Dengan semangat 45 Kara langsung mengangguk.
"Ayok masuk lagi!" tangan Bagas kembali menarik tangan Kara masuk ke bagian rumah Kara. Lebih tepatnya gudang rumah Kara yang berada di Bagasi mobil milik Kara.
Di dalam keadaan gelap, hanya ada cahaya terpantul dari senter yang mengarah ke arah cat dan peralatan lain yang Kara tidak tau untuk apa gimana.
Mereka berdua kompak berjalan hingga sampai tepat di depan cat dan peralatan lainnya itu.
Kara berjongkok memperhatikan alat alat yang ada di hadapannya satu persatu.
Ada gabus atau apalah Kara tidak tau namanya yang tengah nya di beri slasiban. Setalah itu ada dua warna cat biru dan merah. Dan juga spidol.
Kara meletakan alat itu dan menatap Bagas bingung. Dengan senang Bagas mengambil cat warna hitam dan menuangkan di atas telapak tangan kanan nya lalu meratakan nya hingga telapak tangan milik Bagas penuh dengan cat. Setelah itu ia meletakan tangan nya di tengah tengah slasiban yang di lekatkan pada gabus. Setelah beberapa saat Bagas mengangkat tangan nya dan tersenyum ke arah Kara.
Kemudian ia mengambil tangan Kara dan melakukan hal yang seperti ia lakukan tadi dan meletakan nya di atas cap kedua telapak milik Bagas.
"Cantik,"gumam Kara.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGASKARA
Teen Fiction"Gue capek Ra!" °°°°°°°°°°°°°°°° Hanya sebuah kisah seorang remaja bernama Bagas Deraksa, seorang pria yang mampu memendam semua rasa sakit nya. Tentang Bagas Deraksa yang hanya akan menceritakan sakit nya pada seorang gadis bernama, Kara Sahira. Ga...