Chapter 11|•|Blushing

287 56 18
                                    

"ma, pa, aku tau aku bukan anak yang kalian harapkan. Tapi aku juga seorang anak yang mau merasakan kasih sayang dari orang tuanya:)"

Hua Quotes nya Absurd 😭
Budu ah happy reading guys><

------------------------------------

Vano dan juga Putri sudah sampai ke kontrakan Bagas. Tapi baru saja mereka di depan pintu, mereka bisa mendengar suara yang bising dari dalam kontrakan.

Mereka berdua saling bertatapan seolah ingin menanyakan pertanyaan yang sama. Suara bising apa di dalam?

Tanpa membuang waktu Putri membuka pintu. Memperlihatkan suasana yang sangat ia benci. Dimana Bagas terlihat berdebat dengan Farhan, papanya.

"Papa cuma nyuruh kamu pulang?!"

"Buat apa Bagas pulang kalau di sana Bagas gak pernah di anggap!"

"Rey butuh kamu buat nyelesain tugas kuliah nya!"

Bagas tertawa hambar, "hahaha nyelesain tugas? Bagas bukan robot pa!"

"APA SULIT NYA SIH KAMU NURUTIN OMONGAN SAYA!LAGIAN KAMU DI SINI KAYAK BISA HIDUP AJA TANPA SAYA!"sombong Farhan.

"BAGAS SELALU NURUTI SEMUA KEMAUAN PAPA!GAK LANJUT KULIAH?BAGAS TURUTI PA!DAN BUAT BERTAHAN HIDUP!APA PAPA PERNAH MIKIR SELAMA INI BAGAS DI SANA CUMA NUMPANG TIDUR PA!PAPA GAK PERNAH KASIH UANG KE BAGAS!"

"Memang kamu itu anak tidak berguna!"

"Iya pa! Bagas memang gak berguna!bunuh aja Bagas pa!"

Farhan mengangkat tangannya hendak melayangkan tamparan ke Bagas. Namun tamparan itu bukan mengenai Bagas melainkan Kara yang tiba tiba berdiri di hadapan Bagas.

Tamparan yang di berikan Farhan lumayan kuat hingga membuat Kara jatuh ke lantai dengan bibir yang sobek hingga mengeluarkan darah.

Melihat Kara jatuh, Bagas langsung menolong Kara dan membantu gadis itu untuk duduk dengan dada Bagas sebagai sandaran nya.

Putri dan juga Vano sendiri masih diam di depan pintu melihat perdebatan itu. Bahkan putri sudah meneteskan cairan bening dari matanya saat mendengar ucapan tajam yang keluar dari mulut papanya Sendiri.

"Anda boleh pukul saya bahkan bunuh saya tapi jangan berani anda nyentuh dia! orang yang berarti buat saya!"tekan Bagas tajam. Kalau saja ia tidak ingat bahwa orang di hadapan nya ini adalah orang tuanya, sudah Bagas pastikan orang di hadapannya ini akan masuk ruang UGD atau bahkan mati.

"Cih!"Farhan meludah tepat di samping Bagas, sebelum kakinya beranjak pergi meninggalkan Bagas.

Saat berpapasan dengan putri, Farhan hanya menatap anak gadisnya itu sedetik sebelum melanjutkan langkahnya dan benar-benar pergi dari sana.

Di tatap tajam oleh papa nya, Putri hanya bisa menunduk dan menahan Isak tangisnya.

"Lu gapapa?"khawatir Bagas pada Kara.

Sebisa mungkin Kara tersenyum pada Bagas dan yang lainnya, menyakinkan mereka bahwa dirinya baik-baik saja, "Ara gapapa kok,"

Putri dan juga Vano berjalan ke arah Kara dan juga Bagas, begitupun yang lainnya. Teman Bagas bukan tak ingin membantu atau membela Bagas, hanya saja Bagas selalu memperingati mereka semua untuk tidak ikut dalam masalah dirinya dan juga keluarganya.

"Maafin hiks papa Putri ya Ra,"tangis putri.

"Gapapa kok put,"

"Seharusnya lu gak usah lindungi gue!"kesal Bagas. Ia memaki dirinya sendiri karena tak bisa menjaga gadis yang ia cintai. Bahkan Gadis itu terluka karena dirinya. Bahkan Bagas menganggap dirinya pengecut karena ia di lindungi oleh seorang cewek bukan melindungi cewek.

BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang