chapter 10|•|Kontrakan Bagas

333 57 14
                                    

"Bagas kagak sekolah ya?"tanya Rangga pada Kara.

Memang saat ini Kara, Aulia, Raina, Rangga dan juga Vano sedang berada di kantin sekolah.

"Iya,"jawab Kara.

"Kenapa?"

Kara menghela nafas pelan, sebelum menjawab pertanyaan dari Rangga, "Bagas di usir, tadi malam Bagas ke rumah Ara,"sendu Kara.

"Anjing!"Umpat Vano spontan saat mendengar ucapan Kara.

"Ihh Kak Vano gak boleh kasar!"kata Kata mengingatkan, namun sama sekali tidak di gubris oleh Vano.

"Jadi sekarang dia di mana?"tanya Rangga.

"Dia di kontrakan milik Ayah Ara."

"Gimana kalau ntar pulang sekolah, kita ke sana aja?"usul Aulia.

"Setuju gue sama nek lampir,"saut Rangga.

Aulia melempar kulit kacang ke arah Rangga, "nek lampir ndaslu"

"Eh gue boleh ikut gak?"tanya Raina.

"Boleh kok,"jawab Ara.

*****

"ASSALAMU'ALAIKUM, MISI PAKET YUHU ANAK DAJJAL DIMANA DIRIMU?!!!!!"teriak Rangga saat di depan pintu kontrakan.

"Gak usah teriak njim!"kesal Aulia karena dirinya tepat berada di samping Rangga.

"Serah gue lah!heboh lu Mak Lampir!"

"His!suara lu ngalahin toa masjid!"

"Ya bagus ntar kalau suara merdu gue azan kagak perlu pakai mic!"

"Serah lu nyemot!"

"Nyemot apa?"

"MONYET!"

"ANJIM!"

Di sela-sela debat antara Aulia dan Rangga, pintu kontrakan terbuka tapi yang mereka liat bukan sosok Bagas melainkan sosok Putri.

"Loh putri?"ujar Vano.

"Hay kak Van,"sapa Putri malu.

"Mau jumpa kak Bagas ya? Masuk aja,"ia sedikit menggeser tubuhnya, memberi jalan pada teman teman Bagas namun bisa juga di bilang teman-teman nya.

"Lu kapan balik put?"tanya Rangga.

"Semalam kak."

"Yauda deh, betah-betah lu di sini! Jangan ngurusin omongan orang! Oke?! Gue mau masuk, mau jumpa yang beb Bagas!"ujar Rangga terobos masuk ke dalam kontrakan.

Yang lain pun ikut menyusul setelah memberi sapaan kecil pada Putri sedangkan Raina hanya tersenyum kecil karena memang ia belum kenal dengan gadis itu.

"YOMAN KOMPOR GAS!!"teriak Rangga.

"Nemu di mana?"tanya Bagas pada Kara.

Kara mengerutkan dahi nya bingung mendengar pertanyaan Bagas, "apanya?"tanya nya.

Bagas menunjuk Rangga menggunakan lidah di mulutnya yang ia arahkan ke arah Rangga.

"Oh, itu tadi ada anak kecil nangis karena lollipop nya dia ambil, yauda daripada dia buat ulah lagi mending di bawa ke sini,"jelas Kara.

"WOI ENAK AJA LO!"teriak Rangga melempar sebuah kertas yang sudah ia remas remas ke arah Kara dan ya bola nya tepat mengenai kepala Kara membuat sang empu meringis kesakitan.

Kara mengusap rambut panjang nya dan menatap Rangga tajam, "Sakit tau!"kesalnya.

Seperkian detik kemudian tubuh Rangga sudah hampir jatuh. Bahkan kening nya sedang menahan nyeri karena lemparan botol kosong dari Bagas.

BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang