chapter 21|•|Mimisan

285 34 2
                                    

Hari Senin memasuki ujian semester dan minggu pagi ini Bagas dkk termasuk Kevin dan Radit yang notabene nya lain sekolah pun ikut belajar bareng di sebuah cafe tempat biasa mereka nongkrong.

"Susah banget anjim!"kesal Radit.

"Ayok pasrah, ngapain belajar!"rangkul Kevin yang duduk di samping Radit.

"Nah eta!Bagus dengerin cerita gue nih,"saut Rangga.

"Paan?"

""Ceritanya gini disuatu tempat yg gelap gulita sang pangeran menemukan jejak tangan eh jejak kaki. Pangeran mengikuti jejak tersebut sampe disebuah sungai pangeran melihat bidadari yang sedang jaring ikan. Melihat bidadari mendapat ikan pangeran mencuri ikan terus memasukan lagi ke sungai seperti itu terus. Karna kecapek an akhirnya bidadari melihat hasilnya kosong gak ada ikan. Dia melihat pangeran yg sedang tersenyum. Dari sana mereka berdua saling jatuh cinta karna pandangan pertama. Bidadari terpesona melihat pangeran akhirnya memukul pangeran menggunakan selendang karna pangeran tau pangeranpun menarik selendang bidadari, membuat bidadari oleng dan terjatuh dipelukan pangeran. TAMAT!!!"

"Krik...krik...garing!"saut Kevin malas.

"RASANYA ANJIM BANGET!"kesal Rangga saat melihat teman-teman nya hanya tak ada yang menghiraukan nya.

"Eh kartun yang satunya botak yang satunya punya rambut tapi cuma 1 itu apa namanya?"tanya Rangga.

"Helikopter."jawab Vano ngasal.

"Bukan ogeb!"

"Upin Ipin."jawab Aulia.

"Nah!!"

"Hai saya Dupin,"ucap Rangga melambaikan tangan nya lalu merangkul Kevin, "dan ini adik saya Dipin,"

"Ini kisah kami berdua."ucap keduanya bersamaan.

"Bego."ucap Aulia melihat tingkah kedua seniornya itu.

"Betul...betul... betul...."jawab Kevin menirukan gaya Ipin di acara kartun Upin&Ipin.

"Gilak nya gak bisa di pending ya kak?"tanya Kara.

"Iya, iya Dupin baik. Dupin mau makan ayam goreng, Dipin nak minta?"tanya Rangga menyodorkan minuman pesanan nya kearah Kevin seolah itu adalah ayam goreng.

"Kebalik anjir sebenarnya gue Dipin apa Dupin?"tanya Kevin.

"Oh iya seharusnya yang nawarin elu ya?"ujar Rangga menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sembari menyengir. "Gue Dupin dah gak mau Dipin, Dupin masih ada rambutnya kalau Dipin gak ada,"

"Botak wkwkw,"kekeh Putri.

"Iya kayak pakbo pak botak,"jawab Rangga.

"Gila astafirulah, malah bawa guru lagi."ucap Raina.

"oh iya kita punya kucing namanya Dapin,"celutuk Kevin.

"Gak sekalian buat keluarga?"tanya Radit.

"Enggak kita bertiga aja jangan ada Kak Ros. Kak Ros galakk macam macan arrkkhhh,"jawab Rangga sembari menirukan macam yang sedang mengaung.

"Kayak lu gak galak aja,"sindir Kevin

"Dupin baik tau buktinya waktu dipin jatuh siapa yg gendong dipin kalo mau main?"tanya Rangga kembali merangkul Kevin.

Kevin melepaskan rangkulan Rangga dengan kasar, "Apa sih bingung anjim!"

"MAMPUS! sama, gue juga anjir hahaha,"tawa Rangga pecah akibat kekonyolan dirinya sendiri.

"Uda ayok lanjut belajar."ucap Kara.

"Ayo lah skuy lanjut belajar nya,"saut Kevin seolah paling bersemangat, paling juga 5 detik uda ngeluh capek lagi.

BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang