Pagi hari nya Bagas sudah terbangun dan duduk di tempat semalam mereka memasang api unggun.
Hingga akhirnya Kara datang dan bersandar di pundak Bagas. Bagas sedikit memutar kepalanya arah kesamping guna minat Kara.
"uda bangun?tumben cepet,"ujar Bagas.
"dingin."jawab Kara mengeratkan jaket yang ia kenakan.
Dengan gesit Bagas membuka jaket nya dan menyampirkannya di bahu Kara, tak lupa tangan yang merangkul erat cewek itu.
"Ra capek gak?"tanya Bagas.
Kara menggeleng tanpa melihat kearah Bagas, "enggak kenapa?"
"Ikut gue yok,"ajak Bagas
"Kemana?"
"Ketempat yang gue sebut indah,"
"ayok, tapi bentar mau ijin ke yg lain dulu."
"Hmm iya,"
Bagas membawa kara ke pinggir bukit, disana mereka dapat melihat matahari yang sebentar lagi akan terbenam terbenam. Mereka berdua duduk bersebelahan dengan Kara yang menyadarkan kepalanya dibahu Bagas.
Vano yang diam diam mengikuti mereka berdua karna khawatir akan keadaan bagas, diam diam pula mengambil foto mereka. Tidak hanya Vano tetapi juga ada seseorang yang turut ikut memperhatikan Bagas dan Kara.
"Ra, lu tau gak?"celutuk Bagas tiba-tiba
"Enggak, kan Bagas belum ngasih tau,"jawab Kara ada benar nya juga.
"Sebenarnya mau seperti apapun tempatnya mau sejauh ataupun sedekat tempat itu akan gue sebut indah kalo gue nikmati bedua bareng lu,"kata Bagas sambil membenarkan rambut kara.
Kara tersipu malu dengan perkataan bagas bagaimana tidak seorang es kutub sedang menggombal sekarang.
Kara "ini serius bagas? Kok tumben ngomong ngegombal?Ara gak halu kan?"Bagas mencubit hidung kara.
"Aduh sakit Bagas!"kara berdecak kesal.
"Sakit kan? Jadi gak halu"
"Ya tapi gak gitu juga!"kesal Kara. Bagas terkekeh.
"Ra kalo umur gue gak panjang lu harus tau cuman satu nama yang gue sayang sampe akhir hayat,"
"Siapa?"
"lu, Kara Sahira."
Sedangkan dibalik pohon besar, seseorang yang mendengarkan itu tanpa sadar meneteskan air matanya hingga seseorang menepuk pundaknya.
"Uda tau sakit dilihat,"celutuk Radit membuat Raina langsung gelagapan mengusap air matanya.
"Sejak kapan lu disini?"tanya Raina.
"Barusan, lu suka sama Bagas? gak usah dijawab gue uda tau,"ujar Radit.
"Nanya sendiri jawab sendiri,"ujar Raina mengalihkan pandangannya kembali kearah Bagas dan Kara.
"Rai, gue suka sama lu!apa lu gak bisa buka hati gue?"ujar Radit, membuat
Mereka saling beradu tatap beberapa menit kemudian.
"BAGASSSS!!!!"teriak Kara. Bagas jatuh pingsan dipelukan Kara.
Teriakan Kara membuat Raina dan Radit beralih menatap Kara dan Bagas, lalu berlari kearah Kara.
Vanopu yang melihat hal tersebut langsung lari dan membawa Bagas ketenda.
"Vano bagas kenapa, kenapa Bagas tiba-tiba pingsan? "Tangis Kara mengikuti Vano dari belakang, seraya terus memandang wajah pucat Bagas.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGASKARA
Teen Fiction"Gue capek Ra!" °°°°°°°°°°°°°°°° Hanya sebuah kisah seorang remaja bernama Bagas Deraksa, seorang pria yang mampu memendam semua rasa sakit nya. Tentang Bagas Deraksa yang hanya akan menceritakan sakit nya pada seorang gadis bernama, Kara Sahira. Ga...