[3. Partner Belajar]

849 182 281
                                    


Fyi: kalau judul chapternya aku kasih tanda kurung siku, artinya the whole part of this chapter are flashback moment.

Chapter ini aku ketik tanggal 4 Oktober 2020 dan kemarin baru aku angkut ke wattpad. Selamat menemukan beberapa kebetulan 💞

Sebagai mahasiswa Sastra Jerman yang sama sekali gak punya basic bahasa, gue harus belajar ekstra biar tahun ini gue lolos seleksi student exchange ke Berlin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebagai mahasiswa Sastra Jerman yang sama sekali gak punya basic bahasa, gue harus belajar ekstra biar tahun ini gue lolos seleksi student exchange ke Berlin. Meskipun kuliah udah jalan hampir 4 semester kemampuan Deutsch gue masih segitu-gitu aja, sedangkan syarat ke Jerman skor Sprachprüfung minimal B2, terakhir tes gue masih ada di level B1.

[sprachprüfung: tes kemampuan bahasa Jerman]

Pendaftaran program tahunan ini sebentar lagi ditutup, sedangkan sertifikat bahasa pun belum punya. Gue udah daftar buat tes bahasanya, sih. Tinggal nunggu jadwalnya aja. Jadi untuk memanfaatkan waktu yang ada, gue latihan soal biar skornya bagus.

Lagi pusing baca teks soal di perpus, hp gue bunyi dan langsung menarik atensi orang-orang. Maklum, perpus sepi dan hp gue lupa gak di silent. Buru-buru gue nyari tempat yang sepi buat angkat telponnya.

"Halo, Fa. Lo dimana?"

"Perpus, Jun."

"Nunggu kelas?"

"Engga, kelas gue udah selesai. Lagi belajar aja, kenapa?"

"Bantuin tugas gue mau gak?"

Gue diem sebentar terus lihat nama kontak yang lagi nelpon gue ini. Dejun. Gak salah kok, ini Dejun. Mabok ini orang atau gimana?

"Lah anjir sarap bocah, bantuin apa? Nerjemahin jurnal bahasa Jerman?"

"Engga gitu, udah pokoknya bantuin. Gue jemput dah kesana, perpus mana? FEB?"

"FIB anjir, ngapain gue disana!"

"Iya iya maaf, yaudah gue kesana."

Dejun langsung tutup telponnya. Ada-ada aja ini orang lagian. Anak sastra disuruh bantuin ngerjain tugas kedokteran apaan coba?

Merubah resep obat menjadi karya sastra?

"Hanifa gue di lobi fakultas lo, keluar cepetan!"

Belum ada 10 menit, Dejun udah nyampe lagi. Gue langsung beresin buku dan kertas-kertas belajar, setelah itu gue keluar dan langsung turun ke lobi.

"Heh!" gue nyamperin dia yang lagi duduk sambil main candy crush di hp.

"Yuk, pulang." dia langsung beranjak dari tempatnya ngajak gue pulang.

"Dih, katanya minta dibantuin tugas?"

ENIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang