22. Pursuit of Happiness

393 83 130
                                    

I'm hoping everything is going to be just fine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I'm hoping everything is going to be just fine.

💌💌💌💌💌

Ngomongin soal kebahagiaan, menurut gue perasaan itu susah banget buat diartikan. Setiap orang punya definisi dan patokannya masing-masing terhadap satu kata penuh arti bernama bahagia.

Gue pernah baca sebuah artikel yang bilang kalau kebahagiaan adalah perasaan dimana seseorang merasa nyaman dan enak. See? Nyaman dan enak. Subjektif banget, kan?

Terus, apa sekarang gue bahagia? Pertanyaan itu selalu gue tanyakan setiap hari sebelum tidur. Hanifa, lo hari ini bahagia? Hari ini lo udah ngapain aja? Hari ini lo udah bikin orang lain bahagia, belum?

Saking subjektifnya, dulu gue suka dibuat bingung apakah gue udah berhasil bahagia, atau belum. Tapi sekarang, setelah gue ketemu banyak orang dan banyak cerita, gue bisa menyimpulkan satu hal kalau untuk mencapai kebahagiaan, jangan pernah sekalipun kita bandingin hidup kita dengan hidup orang lain hari ini, tapi bandingkan hidup kita hari ini dengan hidup kita kemarin.

Terdengar klise, but it works. Membandingkan gue dengan diri sendiri nyatanya bikin gue merasa cukup. I'm feeling enough, I'm happy with my life.



Masih ngomongin tentang bahagia. Hari ini adalah sejarah baru di hidup gue. Akhirnya hari perilisan film itu tiba. Sebuah mahakarya yang ada nama gue tercantum di kredit filmnya.

Cerita fiktif yang jadi sarana healing dari kekalutan gue menghadapi kehidupan di usia dua puluhan. Cerita yang awalnya cuma buat mengobati kehilangan akhirnya lahir jadi sebuah film.

Di depan pintu teater gue mematung lihat poster film yang hari ini bakal tayang untuk pertama kalinya. Gue masih merinding lihat pencapaian yang gak pernah gue sangka sebelumnya.

"You're great." Dejun merangkul gue dari samping. Bahkan gue masih gak percaya kalau alasan kenapa dulu gue bisa merasa kehilangan akhirnya ada di sini bareng gue, sebagai teman hidup.

"Yuk? Mereka di dalam nungguin kamu."

***

Gue gak bisa berkomentar tentang setiap scene yang ada di film. Semuanya sempurna, semuanya persis kayak apa yang gue bayangkan waktu nulis itu.

Awalnya tulisan itu gue tutup rapat dari orang-orang sekitar supaya gak ada yang baca. Gue biarkan tulisan itu dibaca orang yang gak pernah nemuin gue di real life.

Tapi sekarang, semua orang, bahkan orangtua, mereka semua lagi jadi saksi kalau selama ini ada hal lain yang gue kerjakan dan mereka gak tahu.

"You hurt that much?"

Di tengah ruangan yang gelap, gue masih bisa lihat dengan jelas kedua mata Dejun natap gue dengan lekat.

"Me?" Gue masih gak ngerti kenapa Dejun tiba-tiba nanyain itu.

ENIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang