8. New (ab)Normal

258 77 104
                                    

Yang mampir lagi atau yang baru mampir, jangan lupa kasih vote dan comments yaa ^^

Kalau berkenan silahkan di share, terimakasih 💚

🌱🌱🌱🌱🌱

Di tengah kekalutan yang melanda akhir-akhir ini, keluarga selalu jadi tempat dan alasan untuk pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tengah kekalutan yang melanda akhir-akhir ini, keluarga selalu jadi tempat dan alasan untuk pulang. Mengandalkan diri sendiri buat menjaga kesehatan mental, nyatanya belum cukup karena gue sadar, gue rapuh. Kesepian bikin mental gue mudah goyah akhir-akhir ini.

Hari ini gue memutuskan buat pulang ke rumah lama dan menghabiskan weekend disana. Seperti biasa, rumah selalu ngasih sambutan terhangat ketika si anak sulung ini kembali kesana.

Padahal gue dan keluarga di rumah cuma terpisah jarak 10 kilometer, masih di kota yang sama, dan di bawah langit yang sama, tapi kepulangan si anak ini selalu jadi hal istimewa buat perempuan hebat yang melahirkannya.

"Adik kamu juga mau pulang katanya." Kata nyokap yang lagi nemenin gue makan. Mama masakin gue kakap asam manis sama capcay tanpa wortel, persis permintaan gue tadi pagi pas ngasih tau Mama kalau sore gue mau pulang ke rumah.

"Asik! Kebetulan dong, Ma. Nanti Teteh ada teman ngopi di rumah."

Nyokap gue cuma menggeleng keheranan karena punya anak dua hobi nya ngopi. Untung Papa kerja nya jauh, jadi Mama gak terlalu kesel karena jadi minoritas di rumah.

Kalau sampai ada Papa di rumah, kita bertiga pasti asik di pantry dan Mama bakal kesel karena gak bisa masuk ke dunia kita, para pecinta kopi.

"Ya sudah, abisin dulu makannya, terus mandi. Mama mau belanja dulu, nanti kalau si adek dateng, suruh makan aja."

"Yailah Ma, si adek mah tanpa di suruh pasti makan." Sepeninggal Mama, gue lanjutin makan sendiri.

Belum ada sehari di rumah, mood gue jauh lebih baik dan rasa cape setelah seminggu kerja, hilang gitu aja. Setelah selesai mandi, gue balik lagi ke dapur buat bikin kopi. Waktu Ecan ulang tahun yang ke 17, dengan seenak hati dia minta kado mesin espresso ke Papa dan ajaibnya permintaan itu langsung di turut.

Benar-benar the power of anak bungsu. Tapi gue juga ikut seneng sih, bisa ikut pakai mesin itu buat bereksperimen.

"Anjir wangi kopi!" Gue lagi grinding biji kopi langsung di samperin anak maba yang baru pulang ke rumah.

Ecan yang katanya udah dewasa bisa berubah jadi manja kalau ada di rumah. Buktinya dia langsung gelendotan dan rangkul-rangkulan pas nyadar di rumah ini ada kakak cantik kesayangannya.

"Kirain Teteh gak akan pulang."

"Pulang lah, masih punya rumah." Kata gue.

"Wangi banget ini bean dari mana Teh?" Ecan menghisap paper bag yang isi nya biji kopi. Emang satisfying banget menghirup aroma kopi tuh, serius deh.

ENIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang