19. Fireworks

369 82 99
                                    

How do you fall in love?Slowly, rationally, and then all at once, -M

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

How do you fall in love?
Slowly, rationally, and then all at once, -M.A

🍀🍀🍀🍀🍀

Sebelum bukain pintu barak, di tangan gue udah ada sebotol chilli spray yang dikasih pihak keamanan buat jaga-jaga kalau gue lagi di posisi terancam. Walaupun para volunteer warga sipil tapi kita di sini dikasih safety stuff juga, cuma bukan senjata api.

"Who is that?" gue nanya sambil menodong chilli spray ke orang yang sekarang lagi membelakangi gue.

Orang itu langsung balik badan dan nutupin mukanya. "Ampun Fa, ini gue!" Dia langsung melepas topinya dan benerin rambut sampai mukanya kelihatan jelas.

Si Dejun ternyata.

Gue langsung nurunin senjata karena yang datang dia. Gue takut kayak kejadian kemarin, malam-malam gue didatangi warga lokal yang mabuk. Beruntung gue punya senjata jadi bisa melawan sebelum pihak keamanan datang.



"Ngapain, sih? Ada bom meledak lagi?" Gue nengok ke sekitar tapi kayaknya gak ada apa-apa.

Biasanya di tempat kayak gini kalau udah ada kegaduhan kemungkinannya ada dua, bom meledak atau ada warga yang darurat butuh pertolongan.

"Buset ngomongin bom tenang banget muka lo?!"

"Di Desa katanya warga lagi ada ritual perayaan apa gitu, mereka suka nyalain kembang api. Mau lihat?" Oh ternyata kegaduhan itu datang dari desa.

Tradisi dan kebudayaan lokal menurut gue adalah hal yang sangat berharga dan mungkin gak akan ditemuin di tempat lain, makanya gue selalu ngumpulin video dan gambar kegiatannya buat dibawa pulang.

"Wah, mau mau!" Gue langsung pakai sandal jepit terus badan gue didorong masuk lagi sama Dejun.

"Pake jaket, di luar dingin!"

"Oh iya." Gue langsung ngambil jaket yang menggantung di dekat pintu. Pas mau keluar lagi, dia masih halangin pintu dan ngeluarin sesuatu dari saku jaketnya.

"Hhhh- epidemiologi di sini beda, Sayang. Banyak serangga ganas yang bawa vektor penyakit, pake ini dulu." Dejun ngolesin lotion anti serangga ke tangan, leher, sama wajah gue.

Tapi, apa tadi? Sayang? Gue gak salah dengar, kan?

Sebagai bentuk pengalihan perhatian supaya gue gak salting dan kepikiran sama panggilan tadi, gue ngetawain kelakuan dia yang terlalu konservatif. Petugas di sini juga suka mengingatkan tapi mereka santai aja.

"Yuk? Kunci dulu pintunya!"

Dejun nuntun gue keluar terus kita minta izin ke orang yang ada di pos jaga buat jalan-jalan ke Desa.

***

Setelah keluar dari kawasan barak penginapan, Dejun nyalain senter karena penerangan di luar barak gak begitu bagus.

ENIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang