I thought you were my fairytale, a dream when I'm not sleeping
🌱🌱🌱🌱🌱
Bicara soal pekerjaan, mau apapun yang kita kerjakan tapi selama kita menikmatinya, maka semuanya bakal terasa ringan. Rasa cape dan bosan bisa di minimalisir karena kita enjoy ngejalaninnya.
Sebut aja gue adalah orang yang beruntung karena bisa kerja di bidang yang gue minati.
Jadi seorang penerjemah adalah hal yang menyenangkan. Berhubungan sama banyak orang dan banyak kosa kata, gue rasa itu adalah kekuatan super yang gue punya.
Nah, yang barusan gue ceritain itu adalah tanggung jawab yang gue pegang di kantor. Kerjaan yang terikat waktu dan bikin gue jadi nine to four person.
Beda lagi sama pekerjaan baru gue di tempat lain sebagai penulis cerita. Anjay, keren gak tuh, titelnya? Iya, jadi gue udah tanda tangan kontrak sama rumah produksinya Kun dan gue setuju untuk 'menjual' naskah gue buat film yang bakal dia garap sama tim produksi nya.
Dunia kepenulisan sama sekali gak bikin gue bosan, tapi kerjaannya gak terikat waktu. Risikonya, mau gak mau gue harus terima telpon dari script writer di hari libur, atau malam-malam gue diajak brain storming buat bikin naskah itu makin 'bernyawa'.
"Udah dong ibu penulis, laptopnya di tutup dulu. Waktunya makan siang." Salah satu teman kantor gue ngingetin kalau sekarang udah jam istirahat.
Sambil menggarap kerjaan utama di kantor, gue iseng buka situs blog dan nulis artikel disana. Menurut gue, nulis artikel di blog bisa jadi salah satu media buat gue speak up tentang isu yang lagi panas di masyarakat.
"Eh, iya Kak, ini udah kok." Jawab gue sambil beresin laptop. Gue lihat jam, waktu istirahat udah berlalu lima menit.
Di kantor emang semua temen gue panggil 'Kak', karena somehow gue adalah tim termuda disini. Gak tau gimana ceritanya, semua orang disini nganggep gue adek.
I feel safe dan itu salah satu keuntungan buat gue sebagai the youngest member disini.
"Kita mau lunch di restoran Middle East nih, ikut gak?" ajak Kak Joy. Sebenarnya pengen sih, tapi kebetulan hari ini gue udah janji ada makan siang sama temen gue yang lain.
"Yaaahh, next time deh. Aku mau lunch sama temen." Dengan terpaksa gue tolak ajakan mereka. Padahal lunch sama teman kantor itu pasti rame. Mereka orang-orangnya asik, apalagi Kak Joy sama Kak Ten.
Setelah mereka keluar, barulah gue bersiap pergi ke restoran tempat gue sama si teman janjian buat makan siang. Iya, teman yang gue maksud itu Dejun.
Gak tahu itu orang aneh banget, jauh-jauh dari rumah sakit malah pilih restoran yang dekat ke kantor gue. Tapi untung sih, gue gak perlu cape-cape nyamperin. Restorannya deket banget, jalan kaki lima menit juga sampai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA
RomanceE.nig.ma [a person or thing that pazzling and difficult to understand] Susah, ini emang susah. Susah untuk di mengerti, susah untuk di jelaskan. Semuanya selalu berawal dari kebetulan. Kebetulan kenal, kebetulan bersahabat, kebetulan terpisah, eh se...