Seorang wanita turun dari mobil nya yang terparkir di salah satu restoran klasik, ia melangkah kan kakinya masuk kedalam restoran tersebut. Mengedarkan pandangannya mencari seseorang. Setelah ia menemukannya, wanita tersebut segera menghampiri meja yang sudah ditempati oleh beberapa orang yang sebaya dengannya.
"Hei Qinan." Mereka menyapa.
Qinan Fanesya Azzahra dengan tampilan yang modis, dengan sisa kerudung pada tubuh bagian depan yang ia ikatkan menyilang tepat di belakang lehernya.
"Sorry ya gue terlambat." Qinan merasa tak enak saat baru saja sampai kerestoran tersebut.
Qinan duduk disisa kursi yang ada didekat mereka."Soalnya jalanan macet,"
"Santai elah kita juga baru sampai ya kan sayang." Jihan melingkarkan tangannya pada lengan Aziz, mereka adalah sahabat Qinan sejak masuk SMA. Mereka telah menjalani hubungan selama Dua tahun lamanya.
"Bucin teross," jawab Melly dan Sizka serempak yang juga sahabat dari Qinan.
"Melly sekarang kurusan ya lo!" kagum Qinan karna melly adalah sahabat nya yang gendut diantara mereka tapi Kini sangat membuat Qinan pangling.
"Yoi donk liburan dimanfaatin sebaik mungkin," Qinan mengangguk paham.
"Gimana kabar lo Qin?" tanya Sizka sambil meneguk minumannya.
"Baik ko,"
"Yaudah lo pesen dulu," pinta Aziz.
Qinan mengambil menu yang tersedia dimeja. Jihan mencari seseorang yang harusnya bersama Qinan. Namun nihil seseorang tersebut tidak menampakkan batang hidungnya, Jihan mulai bertanya berharap tidak ada masalah yang terulang sehingga Qinan tidak bersama orang yang dipikirkannya."Owh iya Qin.. Hhm putra gak ikut?"
Qinan menggeleng. Syaputra izzan nufail pria pertama yang berhasil membuat Qinan jatuh hati sekaligus pacar pertama dan berharap menjadi yang terakhirnya. Putra adalah sosok pria yang berjuang di mata Qinan. Dengan usahanya yang berhasil membuat Qinan jatuh hati. Hubungan yang terjalin selama empat tahun lamanya tidak begitu berjalan mulus, layaknya pasangan pada umumnya.
Hingga masalah dimana membuat Qinan merasa sangat kecewa."Katanya nanti dia nyusul ko," Jihan mengangguk paham.
"Kenapa sih lo masih aja mau nerima putra setelah apa yang dia lakuin. Ya... walaupun udah satu tahun berlalu sih,"
"Semua orang pasti berubah dan gue yakin putra pasti berubah," Qinan meyakini sahabatnya.
Sahabatnya tak habis pikir. Bagaimana tidak, putra pernah terlihat berjalan dengan wanita lain dan pelampiasan lah yang jadi alasannya. Tapi Qinan tetap memaafkan.
Tiga jam berlalu tawa disela-sela cerita mereka membuat mereka tak sadar menghabiskan waktu cukup lama.
"Eh udah sore nih balik yuk," Ajak Jihan.
"Iya nih udah jam setengah enam gak sadar kita," Melly mengiyakan.
"Yaudah kita duluan ya," izin Jihan menggandeng Aziz.
"Mau ngapain hayoh lo duluan," Sizka mengintrogasi.
"Ye apan sih udah sore kali... Udah ah kita duluan ya byee~" Jihan dan Aziz berlalu begitu saja.
"Yuk... lo berdua pulang bareng gue aja,"
"siaap." ucap mereka serempak.
Di tengah perjalanan Qinan berhenti untuk mengisi bensinnya yang hampir habis.
"Lo gak shalat dulu?" tanya Sizka.
"Udah maghrib tuh ntar bokap lo nanyain," sahut Melly.
"Udah lah gampang di rumah aja kalau ditanyain bilang aja udah,"
"Hahaha... pinter lo " Melly.
"Parah lo emang hahaha..." ucap Sizka.
Baru saja Qinan akan menginjakan gas mobilnya. Tapi terhenti kala Melly tiba-tiba menepuk pundak Qinan. "Itu bukannya putra?"
Qinan dan Sizka mengikuti arah pandangan Melly.
***
Hai readers maniss!^^
Maaf kaalau awalnya belum menarik tapi aku mau ngasih tau kalian tentang kehidupan Qinan bagaimana yang nantinya berisi penyesalan^^
Jangan lupa vote dengan tekan bintang dan tinggalkan jejak dengan komen!!!!!!!!^^
KAMU SEDANG MEMBACA
jodoh tak disangka [Tahap Revisi]
SpiritualDo'a Ali Bin Abi Thalib saat jatuh cinta pada Fatimah. "Ya Allah... Kau tahu... Hati ini terikat suka akan indahnya seorang insan ciptaan-Mu. Tapi aku takut, cinta yang belum waktunya menjadi penghalang ku mencium surga-Mu. Berikan aku kekuatan menj...