Assalamualaikum warrahmatullahi wabaraktuh..
Assalamualaikum warrahmatullah...
Seusainya shalat asar dilanjutkan dzikir dan do'a yang dipimpin oleh imam dan diikuti khusyu oleh para jamaah. Setelahnya ceramah dari Santri yang sudah ditugaskan untuk berdakwah.
Asslamu'alaikum warohmatullohi wabarokaatuh.
....
....
Kelemahan para pelajar kebanyakan pada apa-apa yang berhubungan dengan lawan jenis baik itu pacaran, pertemanan yang berlebihan, atau tidak adanya etika antara lawan jenis.
Allah berfirman: "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk" (Al-Isra' 17:32)
Dalam ayat ini dikatakan bahwa janganlah mendekati yang namanya zina, disini dikatakan "janganlah mendekati". Mendekati saja sudah dilarang apalagi kalau sampai di lakukan. Zina merupakan perbuatan yang berdosa besar jadi para pelajar seperti kita harus berhati-hati dengan dosa zina ini. Dan kepada para lelaki atau pejantan hati-hatilah terhadap dosa tersebut kalian harus menjaga pandangan kalian, kemaluan kalian dan jangan sampai kalian melakukan apa yang namanya zina.
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
اْلاِيْمَانُ مِنْهُ خَ رَجَجُلُ الرَّزَنَى اِذَا
"Apabila seseorang berzina maka iman keluar darinya". [HR. Abu Dawud]
......
......
Wassalamualaikum wr.wb.
Begitu kurang lebihnya isi dari ceramah tersebut.
"Tuh teh dengerin. Larangan berzina.. Udah jelas-jelas dilarang Allah dalam Al-qur'an," Adibah menasehti Qinan agar sahabatnya ini mau meninggalkan dosa yang akan menarik Ayahnya juga.
"Iya-iya denger,"
"Kalau denger ditinggalin atuh," Adibah melihat raut wajah Qinan yang tampak berat kala mendengar perkataan Adibah.
"Teh memang berat ko ninggalin seseorang yang kita cintai... Tapi teteh harus yakin kalau ia ditakdirkan untuk teteh, pasti akan dipertemukan kembali. Tapi... dengan cara yang lebih indah dan diridhai Allah dalam pernikahan,"
Qinan tersenyum mendengar pekataan Adibah yang lembut. Melihat Adibah saja Qinan yang sebagai perempuan merasa nyaman dan sejuk apalagi para pria. Hanya saja Adibah tidak pernah bercerita pada siapa hatinya berlabuh.
Gw juga mau nya gitu tapi kenapa susah buat ninggalin, gw sayang sama putra gak semudah itu ninggalin dia... Gw yakin ko putra berubah. Batin Qinan.
sore hari setelah shalat ashar para santri diperbolehkan melakukan aktivitasnya masing-masing ada yang bermain sepak bola di lapangan besar pesantre An-Nur, ada yang menghafal Al-qur'an, bershalawat bersama dan juga membaca buku untuk menambah ilmu agama.
"Umi, Qinan izin sebentar ya keluar pesantren mau beli kebutuhan wanita,"
"Iya geulis jangan lama-lama atuh ya. Kamu masih ingat jalan kan? kalau engga biar ditemenin Adibah," tanya umi Anum.
"Gak usah Umi Qinan masih ingat ko," Qinan mengedarkan pandanganya disetiap sudut rumah mencari seseorang. "Owh iya Umi.. Abah di mana?"
"Abah lagi ada acara di luar,"
Qinan ber 'oh' ria.
"Yaudah Umi, Qinan pamit Assalamualaikum..." Qinan mencium tangan umi Anum.
"Waalaikumussalam warrahmatullahi wabaraktuh. Hati-hatinya' neng,"
"Iya umi,".
Setelah membeli semua yang dibutuhkan Qinan pun berniat untuk kembali ke pesantren. Namun niat itu diurungkan ketika melihat Pria yang duduk di saung tengah sawah yang sejuk. Melantunkan surah Ar-Rahman yang membuat Qinan kagum.
Qinan mendekat agar bisa lebih menikmati lantunan tersebut.
"Masyaallah," ucapan yang tak sengaja keluar membuat Zayyin sedikit terkejut.
Zayyin yang mendengar seseorang menyebut nama Allah pun langsung menoleh pada sumber suara.
Qinan yang ketahuan mendengar sembunyi-sembunyi, segera beranjak pergi. Namun nihil, karna Zayyin yang segera memanggil.
Mereka tidak berdua tapi masih ada beberapa para petani yang mengurus sawah mereka yang cukup luas.
"kamu sejak kapan disitu,"
Qinan berbalik badan dan berpikir untuk mengalihkan pembicaraan Zayyin. "Sejak kapan Oge, terserah gw," ucap Qinan salah tingkah.
"Saya tau kamu berdiri dari tadi di situ,"
Qinan yang tak menerima perkataan zayyin pun menepisnya. "So tau lo!"
Zayyin memalingkan pandangannya ketengah sawah. "Mendengar dan melihat sembunyi-sembunyi seperti itu tidak baik,"
"Gak baiknya?" Qinan duduk disamping Zayyin yang membuat zayyin kaget dengan sikap Qinan.
"Astagfirullahalaziim," zayyin menjauhkan sedikit dirinya, untuk menjaga jarak dengan Qinan.
"Tadi bilang sembunyi-sembunyi yaudah nih secara terang-terangan gw dengernya." Zayyin menunduk dan menggeleng pelan seraya menutup Al-qur'an yang tadi ia buka.
"Sadaqallahhullaziim,"
Tanpa menggubris perkataan Qinan. Zayyin pun berdiri dan berpamitan pada petani yang sibuk dengan pekerjaannya sebelum akhirnya Zayyin beranjak pergi meninggalkan Qinan. "Pak... hapunten saya pamit mau kembali ke pesantren. Assalamualaikum,"
"Mangga-mangga... Waalaikumussalam,"
"Ko gw ditinggal," Qinan menggerutu sembari melihat kepergian Zayyin. Tapi tak berapa lama Qinan tersenyum, saat beberapa petani melihatnya yang berbicara sendiri.
"Saya juga permisi ya pak Assalamualaikum,"
"Mangga neng... waalaikumussalam."
Sepanjang jalan Qinan terus menggerutu bagaiman bisa seorang yang taat agama tidak tau sopan santun begitu.
"Teh Qinan!" panggil Adibah sesampainya Qinan di pekarangan rumah.
Adibah yang melihat raut wajah Qinan yang kesal pun mulai berkomentar. "Kamu teh Kunaon meuni kesel kitu mukana,"
"Tuh gara-gara Zayyin,"
"Kamu ketemu Zayyin?" Adibah tambah berpikir sejenak, untuk menebak. "Hhhm pasti di saung, di tengah sawah 'kan?"
"Ko lo tau?" Adibah hanya terkekeh kecil.
"Ya tau atuh A zayyin kan kalau sore emang selalu melancarkan hafalannya di saung itu," jelas Adibah.
"Terus Teteh kenapa coba kesel sama A zayyin?"
"Gw emang salah sih ngeliat dia sembunyi-sembunyi. Tapi karna gw mau dengerin lantunan ayat dia yang indah banget di kuping gw... Eh tau dia ngomong apa?" Adiba menggeleng pelan dan semakin memfokuskan pendengarannya.
"Mendengar dan melihat sembunyi-sembunyi seperti itu tidak baik,"
Qinan memanyun-manyunkan bibirnya seperti meledek mengulangi ucapan Zayyin.
"Ya gw duduk di sebelahnya dong. Terus dia malah istigfar dan malah pergi gitu aja," jelas Qinan panjang lebar.
Adibah tertawa kecil dan menutup tawanya dengan tangan lentiknya. "Yaiya atuh Teh, pasti teteh tiba-tiba deket A zayyin, A zayyin mana mau deket-deket gitu sama wanita apalagi yang bukan mahromnya. Ya walaupun emang terkenal sih cueknya di kalangan santri."
"Ya tapi gak bisa gitu donk main pergi aja," kesal Qinan.
"Hehehe... udah ah Teh mau maghrib yuk siap-siap shalat maghrib dan tadarus," Qinan yang masih kesal pun menghela nafasnya berat. "Udah ayo teh... kalau udah ambil air wudhu pasti langsung tenang."
Qinan pun masuk kedalam rumah untuk mempersiapkan diri begitu pula Adibah yang mengikuti.
***
Vote dengan tekan tombol bintang dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan komen^^
![](https://img.wattpad.com/cover/243716157-288-k39016.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
jodoh tak disangka [Tahap Revisi]
EspiritualDo'a Ali Bin Abi Thalib saat jatuh cinta pada Fatimah. "Ya Allah... Kau tahu... Hati ini terikat suka akan indahnya seorang insan ciptaan-Mu. Tapi aku takut, cinta yang belum waktunya menjadi penghalang ku mencium surga-Mu. Berikan aku kekuatan menj...