2 minggu berlalu...
Qinan menunggu Putra yang tengah shalat berjamaah. Dirinya yang berhalangan pun lebih memilih menunggu didalam mobil.
Qinan terus mengingat apa yang terjadi pada dirinya hingga sekarang ia tidak menyangka jika Cinta pertamanya akan benar-benar menjadi suaminya.
Diterima oelh keluarga Qinan yang sebelumnya ia berfikir tidak semudah itu. Ternyata Allah mempunyai banyak cara untuk memberikan yang terbaik untuk hambanya.
Qinan sendiri bahagia ketika putra semakin taat akan agama. Qinan ikhlas akan apa yang terjadi pada hidupnya karna tau semua ini ada hikmahnya. Walau jujur Qinan sendiri berharap jika Zayyin yang akan menjadi suaminya.
Putra masuk kedalam mobil membuyarkan lamunan Qinan tentang Zayyin.
"Udah?" tanya Qinan.
"Udah sayang..." Putra mengelus puncak kepala Qinan.
"Yaudha ayo dong jalan..." Qinan yang sadar kala mobilnya tak kunjunh dinyalakan oleh Putra mulai merasa kesal.
Qinan menatap heran putra yang melihaynya dengan senyumanm
"kamu kenapa sih?"
"Terimakasih ya.."
"untuk?"
"Untuk segalanya..."
"terimakasih juga udah membuktikan.."
"I love you..."
"I love you too.."
Qinan merasa Putra mengucapkan itu untuk terakhir kalinya.
"Kamu gak akan ninggalin aku lagi kan?" tanya Qinan.
Ntah mengapa raut wajah Putra seperti ingin mengatakan perpisahan. Sebelum akhirnya ia lebih memilih memeluk sangat kekasih.
Qinan hanya membalas pelukan nya dengan bertanya-tanya.
Tak butuh waktu lama mobil telah terparkir dirumah yang mewah nan besar.
Tampaknya putra turun terlebih dahulu untuk membukakan pintu mobil Qinan. Qinan hanya tersenyum kaku. Putra lagi-lagi memeluk Qinan dan menyatakan rasa sayangnya yang amat dalam.
"Kamu kenapa sih?" pertanyaan Qinan kali ini untuk memastikan bahwa tak ada sesuatu buruk yang akan ia dengar.
Tak ada jawaban Putra hanya menggenggam tangan Qinan untuk menuntunnya masuk kedalam rumah.
"Assalamu'alaikum wr. Wb" Qinan memberi salam.
"Wa'alaikumussalam wr. Wb" Jawaban serentak dari keluarga Putra.
Ya, keluarga lengkap Putra. Qinan merasa bahagia karna ia berfikir ini adalah kumpul keluarga.
"Sini sayang," Ajak sangat wanita paruh baya yang tak lama lagi akan menjadi ibu mertuanya.
Qinan mengangguk dan tersenyum.
"Mamah mau ngomong sesuatu, penting."
Tak ada fikiran jelek saat wanita yang sangat ia hormati mengeluarkan kalimat tersebut.
Qinan masih setia mendengar perkataannya.
Tentunya dengan wajah yang heran, pasalnya keluarganya menatap Qinan seperti rasa bersalah.
"Mamah sudah menganggap kamu seperti anak mamah sendiri sayang,"
"Qinan juga mah,"
Wanita yang ia panggilan dengan sebutan mamah itu pun menunjukkan mata yang berkaca-kaca.
"Kenapa sih mah?" Qinan masih berfikir positif.
"Mamah minta maaf sebesar-besarnya sayang. Ma-mamah..." Ucapnya menggantung.
"Kenapa sih mah? Qinan gak ngeri, Qinan ada salah ya sama mamah. Qinan minta maaf mah,"
Wanita itu memeluk Qinan dengan sangat erat.
Qinan melihat Putra yang menunduk.
"Putra..."
"Putra ada di belakang mamah ko mamah nyariin hehehe..." Qinan masih memaksakan untuk mencairkan suasana.
"Putra menghamili cewe lain sayang," Seketika Qinan melepaskan pelukannya.
Qinan tersenyum dengan tidak percaya.
"Mamah lagi bohongin aku? Putra ini cuman bohongan kan,"
Putra menggeleng.
Ini terlihat seperti mimpi bagi Qinan.
"Ayah minta maaf ya Qinan, cowo brengsek ini memang tidak pantas untuk mu." Ucap pria paruh baya yang duduk tepat disamping putra. Terlihat jelas rahang yang mengeras.
Qinan menggeleng tak percaya sebelum akhirnya ia memilih pergi tanpa berpamitan.
"Qinan!!" Paggil Putra.
Qinan tak menggubris sama sekali. Ia berlari sekencang mungkin sebelum akhirnya sebuah motor yang melaju cepat menabraknya.
*Brukk
Hingga Qinan terjatuh dengan tak sadarkan diri.
***
Jangan lupa vote dengan tekan bintang dan tinggalkan jejak dengan comen!! ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
jodoh tak disangka [Tahap Revisi]
SpiritualeDo'a Ali Bin Abi Thalib saat jatuh cinta pada Fatimah. "Ya Allah... Kau tahu... Hati ini terikat suka akan indahnya seorang insan ciptaan-Mu. Tapi aku takut, cinta yang belum waktunya menjadi penghalang ku mencium surga-Mu. Berikan aku kekuatan menj...