Qinan menghampiri umi Anum yang tengah duduk menikmati teh hangatnya.
"Pagi Umi," sapa Qinan.
"Pagi sayang,"
"Kamu teh jadi ikut lomba itu? Umi pan udah ngomong sama Abah boleh katanya... Asalkan kamu teh dibawah pengawasan Zayyinnya' sayang karna dia yang memegang kegiatan silat di pesnatren ini, sekaligus kamu mengajak Adibah supaya tidak terjadi fitnah," jelas umi Anum.
Qinan telah menceritakan keinginannya setelah melihat poster pada website internetm
"Iya umi siap! Qinan juga emang mau ngajak Zayyin ko lumayan Umi hadiahnya hehe..."
"Yasudah kalau mau latihan dari sekarang aja karna beberapa minggu lagi kan lombanya?" pinta umi Anum.
"Iya Umi. Yaudah Umi Qinan ke pesantren dulu ya ketemu Adibah,"
"Iya sayang,"
Qinan mengedarkan pandangannya kesetiap sudut gedung. Setelah menemukan seseorang tersebut Qinan segera menghampirinya.
"Adibah!" Adibah menengok kesumber suara.
"Kenapa teh?"
"Gw mau ikut lomba bela diri, lumayan hadiahnya... Buat ngalihin pikiran gw juga,"
"Wah bagus atuh teh saya dukung teteh," ucap Adibah Antusias.
"Makasihh... Kang bela diri sekarang ngajar kan di belakang pesantren?" Adibah mengernyitkan dahinya sebelum mengangguk memberikan arti iya.
"Yaudah gw udah izin sama Umi, gw mau ikut lomba bela diri tapi harus di dalam pengawasan kang bela diri itu jadi lu yang di minta temenin gw,"
"Oh kalau udah perintah Umi mah yaudah hayuk atuh,"
Qinan pun segera melangkahkan kakinya pergi bersama Adibah.
Sesampainya di tanah lapang yang cukup luas itu Qinan menghampiri para santri yang sedang berlatih bela diri. Adibah tentunya di belakang Qinan. Karna sungguh Adibah malu jika harus bertemu duluan dengan seseorang yang bukan muhrimnya.
Zayyin sudah melihat dari kejauhan keberadaan mereka pun mengacuhkannya. Karna pikir Zayyin Qinan akan mengajaknya untuk adu bela diri, lagi.
"Eh lo! gw mau ngomong!" panggil Qinan yang mengarahkan suaranya pada Zayyin.
Jangan tanya santri atau santriwati yang melihat sikap Qinan yang tidak mencerminkan layaknya cucu pemilik pesantren. Pasalnya mereka berfikir wajar karna Qinan yang berasal dari kota beda jauh pastinya pada kehidupan pedesaan.
"Jadi kuda-kuda kalian harus kuat agar kalian tahan dengan serangan lawan,"
Zayyin tetap memberi bimbingan pada para santri tanpa mengubris perkataan Qinan.
Qinan yang kesal pun menarik baju lengan zayyin. "Gw bilang gw mau ngomong sama lo,"
Zayyin menepis tangan Qinan. "Waalaikumussalam."
"Eh iya assalamuaalaikum maksudnya,"
Adibah hanya bisa menunduk menjaga pandangannya dan menggeleng pelan dengan sikap Qinan.
Zayyin kembali membalikkan badannya menghadap para santri. "Kamu mau melawan saya lagi?"
Zayyin sama sekali tidak menatap Qinan, pandangannya terus ia arahkan pada para santri yang memilih untuk melanjutkan latihan.
"Gak cape lo kalah mulu? Ini lebih penting gw mau ngajak lo lomba bela diri.. Hadiahnya lumayan besar.."
Zayyin tampak berfikir sejenak sebelum menanyalan lebih detailnya. "Kata Abah gimana?"
"Kata Abah boleh, justru gw mau ikut lomba itu dan syaratnya gw harus di bawah pengawasan lo," jelas Qinan.
"So kita latihan dari sekarang gw bakal ngajak Adibah di setiap latihan kita buat menghindari fitnah itu pesan Umi," lanjut Qinan.
Zayyin tersenyum tipis sangat tipis sebelum akhirnya Zayyin mengiyakan ajakan Qinan.
Bissmillah.. Yaallah jika pertolongan mu datangnya dari sini maka berikan aku kelancaran atas izin mu. Batin Zayyin.
"Kalau memang itu perintah Umi dan Abah langsung saya akan kerjakan.. Tapi tolong kamu mengikuti peraturan saya.."
Qinan sedikit kesal bagaiman bisa ia harus mengikuti peraturannya tapi Qinan tidak ingin hanya karna sebuah aturan dari Zayyin, ia tidak bisa mengikuti lomba tersebut.
"Iya oke,"
Zayyin melanjutkan mengajar para santri.
Semoga aja dengan gw sibukkan diri karna lomba ini pikiran gw bisa teralihkan walaupun gw tau gw bakal terus ingat. Batin Qinan.
-
-
-
-Sazkia.
|Qin gimana nih?
|Putra dateng kerumah gw.
|Dia minta di kasih tau keberadaan lo.
|Gw bilang gw gak tau.
|Cuman gw ngerasa kasian aja.
99+(16.34)Notifikasi dari sahabatnya berhasil membuat Qinan kembali merasakan perih. Seharusnya Qinan tidak menyalakan data yang membuat notifikasi tersebut bermunculan.
Qinan kembali meneteskan air matanya.
Jihan
|Qin lo gak bisa lari dari masalah gini.
|lo harus selesaiin masalah lo sma Putra.
|kalau emang lo ada masalah.
|plis gw tau lo bakal hilang kabar gini cmn karna bermasalah sama Putra.
99+(17.18)Melly
|Qin gw gak tau masalah lo.
|Tapi gw harap lo baik-baik aja.
|gw berharap lo cepet bales pesan kita ya.
99+(17.31)Mereka memang sahabat yang paling mengerti keadaan Qinan. Tapi untuk sekarang Qinan hanya ingin menenangkan dirinya.
Qinan tidak ingin mengambil keputusan disaat hatinya belum bisa ia kontrol dengan baik dan disaat emosi yang akan memuncak nantinya.
***
Jangan lupa vote dengan tekan tombol bintang dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan komen!!!^^
![](https://img.wattpad.com/cover/243716157-288-k39016.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
jodoh tak disangka [Tahap Revisi]
SpiritualDo'a Ali Bin Abi Thalib saat jatuh cinta pada Fatimah. "Ya Allah... Kau tahu... Hati ini terikat suka akan indahnya seorang insan ciptaan-Mu. Tapi aku takut, cinta yang belum waktunya menjadi penghalang ku mencium surga-Mu. Berikan aku kekuatan menj...