Zayyin menghampiri umi Anum dengan beberapa orang yang terdiri dari empat pria dan empat wanita.
Umi Anum yang tengah duduk di kursi dengan abah Adnan pun berdiri menyambut mereka.
"Assalamualaikum umi... Abah,"
"Walaikumussalam,"
"Oh ieunyak yang diceratakan kemarin?"
Zayyin mengangguk. Mereka adalah teman seperguruan Zayyin yang akan mengikuti lomba dengannya dan juga Qinan. Mengingat syarat dalam mengikuti lomba tersebut mainimal sepuluh orang.
"Betul umi..." umi Anum memberikan senyuman dan mengajak mereka untuk masuk kedalam rumah.
Umi Anum membantu abah Adnan untuk berdiri dan masuk kedalam rumah diikuti zayyin dan teman-temannya.
Mereka duduk di kursi yang telah disediakan untuk menerima para tamu.
"Punten umi sebelumna, saya mohon izin mengajak teman-teman saya untuk menginap tiga hari disini hingga lomba berlanjut umi mengingat rumah yang mereka tinggali agak jauh dari sini... Sekaligus untuk persiapan latihan beberapa hari disini umi," Jelas Zayyin yang tetap menundukkan kepalanya sebagai rasa hormat dan sopan.
"Sok weh atuh... Abah jeung umi oge teu keberatan... Asal kalian dapat menghormati peraturan disininyak."
"Pasti bah..."
"Umi oge teu keberatan tapi punten harus dipisahkan antara laki-laki dan perempuannyak... Laki-laki bisa tinggal diasrama putra dan untuk wanita bisa tingga diasrama putri... Kan kamar juga ada beberapa yang masih kosong," jelas umi Anum.
"Iya umi nuhun pisan telah memperbolehkan.."
"Sami-sami.."
Adibah berjalan dikoridor pesantren dengan beberapa wanita yang mengikuti tampak asing bagi Qinan dan para santriwati yanv melihat.
Qinan yang melihat mereka langsung menghampiri dan menanyakan langsung.
"Adibah." Adibah menoleh kesumber suara yang tak asing lagi bagi Adibah.
"Assalamualaikum," ucap Qinan tetapi tatapannya tertuju pada wanita yang mengikuti Adibah.
"Walaikumussalam teh," Adibah yang mengerti tatapan Qinan yang ingin diperkenalkan pun segera memperkenalkan mereka.
"Owh ini teh... Kenalin temennya A zayyin teman seperguruan bela diri teh..."
"Putri," Putri mememberikan tangannya untuk berjabat tangan memperkenalkan diri yang dibalas jabatan tangan jugaa oleh Qinan. Begitu juga dengan tiga wanita lain yang juga memperkenalkan diri... Tiara, Dinda, dan Ratih.
"Owh kalian yang mau ikut lomba bela diri juga?"
"Iya bener banget... Lo Qinan yang ikut juga dalam lomba itu kan?" ucap Dinda.
Qinan mengangguk mengiyakan perkatakaan Dinda.
"Semoga kita bisa kompak ya,"
"Aamiin aamiin,"
"Yaudha kalau gitu teteh ikut saya lagi saya kasih tau kamar teteh semua,"
Merekaa pun mengangguk dan mengikuti Adibah.
Disisi lainnya Zayyin menghampiri Farhan yang tengah melancarkan ayat-ayat Al-qur'an.
وَاَ سِرُّوْا قَوْلَـكُمْ اَوِ اجْهَرُوْا بِهٖ ۗ اِنَّهٗ عَلِيْمٌ بِۢذَا تِ الصُّدُوْرِ
"Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati."
(QS. Al-Mulk 67: Ayat 13)Farhan yang melihat zayyin menghampirinya pun menghentikan kegiatan hafalannya."Sadaqallahhulaziimm,"
"Assalamualaikum Farhan," ucap Zayyin.
"Walaikumussalam Zayyin," Farhan menatap mereka satu persatu dengan senyuman sapa."Ini yang akan ikut lomba itu?"
"Iya betul..."
"Farhan," Farhan memperkenalkan diri dengan menjabat tangan mereka satu persatu begitu pula dengan mereka yang membalas jabatan tangan Farhan.... Riski, luthfi, reza, dan Adit.
"Yasudah saya mau mengantarkan mereka kekamar dulu ya..." Farhan mengangguk.
"Assalamualaikum,"
"Walaikumussalam,"
-
-
-
-Qinan yang tengah asik menonton kajian-kajian islam di laptopnya berhasil dikagetkan dengan bunyi ponsel yang berbunyi.
Ia mengangkat telfon dari kontak yang ia namakan... Bundaku.
Qinan
/Assalamualaikum bunda ku sayanggg...Bundaku
/Walaikumussalam hhmmm... Kamu jangan baik-baikin bunda ya sayang.Qinan
/Ish bunda mah... Iya bun tau Qinan gak bilang bunda mau ikut lomba bela diri.Bundaku
/Hhhm itu tau... Kamu yakin mau ikut lomba itu? Kamu kan udah gk pernah ikut bela diri lagi semenjak masuk SMA sayang.Qinan
/Ish ish... Bunda lupa walaupun aku gak ikut bela diri lagi, aku kan otodidak berlatih sendiri di taman belakang rumah.Bundaku
/Iya bunda tau tapi ayah kamu nih khawatir banget,"Qinan
/Bilang ke ayah Qinan janji Qinan bakal baik-baik aja ko.. Lagian bunda sama ayah kan tau Qinan cewe yang kuat.Diinah sepertinya menyerah dan mengizinkan Qinan mengikuti lomba tersebut.
Bundaku
/Hhhm iya deh bunda percaya sama kamu tapi kamu gak sendirian kan?Qinan
/Engga ko bun ada sepuluh orang yang mewakili pesantren abah.Bundaku
/Syukur deh bunda lega dengernya yaudah kamu smenagat ya sungguh-sungguh berlatihnya doa bunda dan ayah selalu menyertai kamu sayang.Qinan
/Siap bunda makasihhh.Bundaku
/Yaudah bunda tutup ya kamu baik-baik disitu... Jangan lupa makan dan shalat ya.Qinan
/Siap Bundaku sayang.Bundaku
/Assalamualaikum.Qinan
/Walaikumussalam.Qinan memutuskan telponya setelah percakapannya berakhir. Baru saja Qinan ingin mematikan layar ponselnya. Notifikasi yang muncul berhasil membuat Qinan kembali merasakan sedih dan tak percaya.
Sayang.
|Putus.
999+Satu kata saja namun berhasil membuat Qinan merasakan sesak, perih, kecewa. Air matanya mengalir setetes demi setetes membasahi pipinya.
Tak adil rasanya bagi Qinan.
***
Jangan lupa vote dengan tekan bintang dan ringgalkan jejak dengan komen!!!^^
![](https://img.wattpad.com/cover/243716157-288-k39016.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
jodoh tak disangka [Tahap Revisi]
EspiritualDo'a Ali Bin Abi Thalib saat jatuh cinta pada Fatimah. "Ya Allah... Kau tahu... Hati ini terikat suka akan indahnya seorang insan ciptaan-Mu. Tapi aku takut, cinta yang belum waktunya menjadi penghalang ku mencium surga-Mu. Berikan aku kekuatan menj...