37

71 4 0
                                    

Dua insan masing-masing melantunkan doa atas apa yang sudah mereka lewati hingga sebentar lagi mereka akan menjadi sepasang suami istri.

Tak lupa Qinan melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an yang membuatnya semakin mencintai Allah s.w.t

An-Nur ayat 26.

"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula".

Sejujurnya Qinan masih tidak percaya mendapatkan Zayyin dengan kesempurnaan imannya, sedangkan Qinan masih wanita biasa yang sangat minim akan agama. Apakah Allah tau ia ingin sekali berubah dan ia membutuhkan seorang yang mampu mengajarinya.

Setelahnya Qinan bergegas untuk merapihkan dirinya dan menyiapkan dirinya untuk segera dipinang oleh seorang yang tak pernah ia sangka sebelumnya.

H-jam rasanya sangat lama ketika mereka menunggu ditempat terpisah. Sudah ramai orang berdatangan. Hingga tiba saat dinantikan itu zaayyin memegang erat tangan Wisnu dengan yakin.

"Saya nikahkan engkauu....."

"Saya terima nikahnya...."

Qinan masih bisa mendengar ucapan tegas dan lugas dari Zayyin membuatnya menitihkan air mata.

"Sahhh!!!!" Ucap mereka serempak.

-
-
-
-
-

Qinan mengerjapkan matanya, menarik tubuh nya layaknya orang bangun dari tidurnya."bundaaaaaaa"

Tak ada sahutan sedikit pun yang Qinan dengar.

Dengan setengah sadar Qinan menuruni anak tangga. "Bundaaaaa massa Qinannn mimpi udah nikahhhhhhh"

"Kan emang udah nikah" sahut seorang pria dengan pakaian kemeja putihnya, dengan lengan yang ia lipat setengah sedang menyiapkan makanan dimeja makan.

Sekika nyawa Qinan terkumpul dengan cepat ia menutupi dadanya, setelah menyadari ia tidak mengenakan hijab Qinan berjongkok dibelakang meja makan berharap pria itu tidak melihatnya.

"Lo ngapain disini heh?!! Bunda gw mana?!!"

"Loh?"

Zayyin terkekeh mendengan penuturan Qinan ia pun menghampiri Qinan dan menyamaratakan tingginya dengan Qinan. Qinan masih menutup matanya. Ketika membuka matanya Qinan segera menampar Zayyin tanpa aba-aba.

Qinan pun segera berlari kekamarnya tapi ia sangat kebingungan ketika ia tidak menemukan satu kamar yang mirip dengan kamarnya tanpa pikir panjang ia masuk dikamar manapun.

Qinan nampak berjalan bolak-balik. Apa yang ia lihat tadi berarti bukan mimpi?. Qinan menepuk-nepuk pipinya.

"Bukan mimpi? Ko gw bisa lupaa?!!"

Qinan memukul-mukul keningnya.

Qinan mengintip keluar dan berjalan mengendap-ngendap.

"Disni kamu ternyata?"

Mendengar suara itu Qinan berjalan cepat. Zayyin pun segera menghadang Qinan. Qinan kembali berbalik arah dan berjalan cepat.

Tapi kakinya tidak bisa bekerja sama karna ia tersandung dengan kakinya sendiri.

"Kamu kenapa malah menghindari saya?

"Huh?!"

Qinan memutar bola mata seperti orang berpikir keras untuk segera menemukan jawaban. Qinan tersenyum lalu mendorong kening Zayyin dengan jari telunjuknya dan segera berdiri.

"Jangan bilang ya kamu nikah sama saya tanpa sadar? Saya dosa nanti,"

"Huh?!"

"Hah, heh, hah, heh" tanpa aba-aba Zayyin menggendong Qinann.

Lalau ia menurunkannya dikursi meja makan.

"Ini makan saya mau kekantor kalau gak kamu sakit terus kalau kamu sakit saya gak bisa ngantor kalau saya gak bisa ngantor yang biayain keanehan hidup kamu ini siapa?"

"Gak usah cengengesan, ayo cepat habisin makanan kamu," lanjutnya.

Qinan melihat Zayyin yang harusnya duduk malah memilih berdecak pinggang disampingnya seakan pengawalnya.

"Gimana gw mau makan kalau Lo ngeliatin gw kaya gitu terus?"

"Owh iya," Zayyin segera duduk dan ikut memakan hidangan yang ada diatas meja.

Sambil memakan makanan Zayyin membaca buku yang membuat Qinan penasaran akan isinya.

Seketika itu dering ponsel Zayyin berbunyi menandakan pesan masuk.

Qinan berusaha mengintip isi hp Zayyin tapi nihil jaraknya cukup susah untuk melihat ponsel tersebut.

Zayyin yang tau gerak-gerik Qinan segera memberikan hpnya dan membiarkan Qinan membaca nya sendiri.

"Meeting saya ditunda satu hari karna kendala dari klien, jadi..."

Zayyin memberikan buku yang ia baca.

"Saya GK tau bikin kamu bahagia gimana, jadi hari ini saya mau tau apa yang bikin kamu bahagia."

Qinan menopang dagunya diatas meja dengan telapak tangannya."kenapa gak yang bikin Lo bahagia?"

"Yang bikin saya bahagia ya bikin kamu bahagia,"

Zayyin melanjutkan kegiatan makannya.

****
Jangan lupa vote dengan tekan bintang dan tinggalkan jejak dengan komen ^^

jodoh tak disangka [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang