Assalamualaikum warrahmatullahi wabaraktuh...(Menoleh arah kanan)
Assalamualaikum warrahmatullah....(menoleh arah kiri)
Sesudah shalat Dhuha dengan khusyu Qinan dan Adibah melanjutkan sunnah dan kewajiban setelah shalat.
Tangis Qinan pecah di sela-sela ia berdzikir kepada Rabbnya, Qinan menutup matanya dengan tangan yang dibaluti mukenah putihnya. Adibah yang mendengar isak tangis Qinan pun mengelus pundak Qinan.
Qinan dan Adibah melakukan ibadah shalat dhuha yang sudah menjadi kebiasaan Qinan di pesantren ini.
"Udah teh istigfar,"
Adibah memeluk Qinan, tangisan Qinan semakin pecah di balik pelukan Adibah. Beruntungnya masjid itu hanya ada Qinan dan Adibah.
"Gw gak ngerti Dib, sumpah gw cinta sama Putra gw cinta banget, kenapa susah banget Dib... Kenapa Allah kasih perasaan cint ini sama gw kalau akhirnya gw ngerasa sakit juga." Adibah terus mengelus pundak Qinan berharap memberikan ketenangan pada Qinan.
"Astagfirullah teh, istigfarnya'... Resiko lebih mencintai hambanya dan berharap selain kepada Allah memang seperti ini, Allah akan memberikan teguran kepada kita saat kita sudah mulai jauh dengan rasa sakit dan kecewa...." jelas Adibah.
"Sekarang saya pengen tanya apa yang ngebuat teteh susah lepasin Putra yang sudah jelas menyakiti teteh selain alasan cinta dan yakin dia akan berubah?" tanya Adibah.
Qinan melepaskan pelukannya, dan menatap lekat bola mata Adibah.
"Dia cowo pertama yang bikin gw jatuh cinta, orang pertama yang bikin gw bahagia dengan perjuangan dia, orang pertama yang nerima gw apa adanya...
Dan belum tentu ada cowo yang bisa gw dapetin kaya dia..." jelas Qinan.
"Teh apa teteh gak mau ngerasain bahagia? Teteh masih inget gak waktu sd naik kelas smp teteh bilang apa sama saya?" Qinan menyeka air matanya dan memfokuskan pendengarannya pada Adibah.
"Teteh bilang, teteh pengen banget langsung taaruf bukan pacaran.. teteh bilang, teteh pengen banget dapat imam yang bisa ajak teteh ke surganya Allah... Dan teteh bilang teteh mau ngerasain rasanya bahagia di cintai karna allah bukan karna nafsu semata..." jelas Adibah.
Benar apa yang dikatakan Adibah, Qinan pun tak mengerti mengapa dirinya menjadi seperti ini menunggu seseorang yang jelas-jelas membuatnya jauh dari Allah.
Gw pengen, pengen banget tapi gw gak yakin ada cowo yang mau nerima masa lalu gw. Batin Qinan.
"Sekarang teteh kontrol emosi teteh terus berdzikir, mengingat Allah teh," Ucap Adibah.
"Tapi Dib, jodoh kan cerminan diri berarti kalau gw perbaikin diri lebih baik otomatis jodoh gw belajar jadi lebih baik juga kan dib?" tanya Qinan.
Adibah mengangguk. "In shaa Allah teh, selagi itu karna Allah,"
Gw berharap itu ada di Putra. Batin Qinan.
Egois memang, lagi dan lagi Qinan menyebut nama seseorang yang selalu menyakitinya. Dan kembali berharap akan perubahan pada Putra.
Tanpa mereka sadari seseorang tak sengaja mendengar perkataan mereka.
"Yaallah ampuni aku, maafkan aku yang terlalu berharap ia menjadi jodohku sehingga aku mendengar pernyataan yang membuatku sakit..."...
-
-
-
-Qinan membuka laptop di atas meja kamarnya. Membuka informasi tentang kuliahnya untuk mengalihkan pikirannya dari rasa sakit.
Ketukan pintu berhasil mengalihkan perhatian Qinan dari laptop. Qina segera membukakan pintu setelah mengetahui siapa yang mengetuk pintunya.
"Ini Umi bawain teh kesukaan kamu racikan umi sendiri," umi Anum meletakkan teh tersebut tepat di samping laptop yang menyala. Umi Anum melihat artikel-artikel yang berisikan informasi tentang jurusan perkuliahan yang akan ditempuh.
Qinan kembali mendudukkan tubuhnya di kursi meja belajarnya.
"Kumaha geulis sudah dipilih mau ambil jurusan apa?" umi Anum mengelus pundak Qinan.
Qinan menggeleng pelan memberikan arti tidak.
"pelan-pelan ajanya' mantapkan hatinya dan sesuaikan kemampuan tentunya mumpung masih muda jangan lama-lama ya geulis," umi Anum tersenyum ntah mengapa selain Diinah, umi Anum juga memberikan ketenangan di balik senyumannya.
"Ya sudah Umi mau nganterin minuman Abah dulu," Umi Anum mengambil nampan yang tadi ia bawa.
"Iya Umi,"
Qinan kembali menelusuri informasi-informasi tersebut .Hingga pencariannya terhenti kala melihat poster lomba yang membuat Qinan tersenyum.
***
Jangan lupa vote dengan tekan tombol bintang dan tinggalkan jejak dengan komenn!!!^^
![](https://img.wattpad.com/cover/243716157-288-k39016.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
jodoh tak disangka [Tahap Revisi]
SpiritualDo'a Ali Bin Abi Thalib saat jatuh cinta pada Fatimah. "Ya Allah... Kau tahu... Hati ini terikat suka akan indahnya seorang insan ciptaan-Mu. Tapi aku takut, cinta yang belum waktunya menjadi penghalang ku mencium surga-Mu. Berikan aku kekuatan menj...