Umi Anum menghampiri Qinan yang tengah duduk bersandar disofa.
"Sayang kamu teh gak usah ikut lombanyak geulis," umi Anum sangat cemas jika Qinan tetap mengikuti lomba karna keadaannya yang baru saja sembuh dari sakitnya.
Qinan menegakkan tubuhnya untuk meyakini umi Anum bahwa ia baik-baik saja.
"Umii Qinan udah sehat ko Qinan gapap ya umi plissss." pinta Qinan.
Jujur Qinan memang sudah tidak bersemangat untuk mengikuti lomba tersebur, tapi ada suatu alasan yang membuat Qinan kembali yakin untuk mengikuti lomba tersebut.
"Geulis..." umi Anum mendekatkan dirinya pada Qinan seraya mengelus pundak Qinan.
"Bunda kamu khawatir pisan, apalagi ayah kamu sampe mau jemput kamu kesini," Qinan membelalakan matanya dan memfokuskan pendengarannya.
"Ayah mau kesini umi?" tanya Qinan yang dibalas anggukan yang disertai senyuman oleh umi Anum.
Qinan menghela nafas. Pasrah.
"Tapi tenang aja umi udah bilang ke ayah kamu, kamu teh udah baik-baik aja cuman bunda sama ayah kamu ngelarang kamu buat ikut lomba sayang,"
Qinan terus berpikir keras, dan merayu uminya agar mau membantunya.
"Umi plis Qinan mohon izinin Qinan ya umi Qinan janji deh Qinan menang umi seriusan nih liat ya umi nih gerakannya."
"Hiyatt!!"
"Hiyat!!"
Jurus demi jurus ia perlihatkan kepada uminya, setelah ia merasa cukup Qinan kembali duduk ditempat semula.
"Umi Qinan udah berlatih lama-lama umi, Qinan mohon ya," umi Anum tampak berpikir sejenak, sebelum akhirnya abah Adnan yang mengiyakan.
"Biarkan Qinan ikut,"
"Tapi abah."
"Qinan sudah besar abah yakin Qinan kuat," ucap abah Adnan dengan penuh keyakinan.
Qinan memeluk abah Adnannya dengan semangat.
"Abaahhh makasihhhhhh hatur nuhun pisann aah abahh terdabess," umi Anum tidak bisa menolak perkataan suaminya itu.
"Tapi ingat ya abah mau kamu menang," abah Adnan mengelus puncak kepala Qinan.
Umi Anum hanya tersenyum melihat reaksi Qinan yang begitu bersemangat.
"Siapp abah umi sayang!"...
-
-
-Qinan nampak terburu-buru untuk sampai kekelas tempatnya membantu Adibah mengajar para santriwati.
Dari Abu Darda', Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al Kahfi, maka ia akan terlindungi dari (fitnah) Dajjal." (HR. Muslim)
"Assalamualaikum,"
Adibah yang sedang menjelaskan beberapa ayat yang ia baca tadi pun menoleh pada sumber suara.
"walaikumussalam wr.wb,"
Qinan menebarkan senyuman malu lebih tepatnya tidak enak pada para santriwati dan segera menghampiri Adibah.
"Teteh udah baikan?" bisik Adibah.
"Udah owh iya makasih ya," Adibah yang tengah membuka kertas-kertas berisi materi mengernyitkan dahinya.
"Makasih kenapa atuh teh?"
"Makasih kemarin gw pingsan lu yang gotong kan sama temen-temen cewe Zayyin,"
Adibah bingung harus menjawab apa pasalnya jelas-jelas kemarin Zayyin yang menggendong Qinan.
Untung saja Zayyin menggendong sampai asrama putri jika sampai rumah umi Anum dan abah Adnan bisa-bisa dibuat kaget karna menyentuh cucu tersayangnya.
Tapi Adibah yakin jika mereka tau pun, mereka akan memaklumkan dengan alasan Zayyin yang menggendong dengan terpaksa dan segera memberikannya pada Adibah dan para Santriwati setelah bertemu di asrama putri.
"Ahh iya iya teh hehe heeh sami-sami. Teteh udah sehat?" Adibah berusaha mengiyakan karna memang yang membantu Qinan sampe tersadar ia dan para santriwati lainnya.
"Seperti yang lo liat,"
Adinah tersenyum dan mengangguk pelan.
"Kita lanjutkan ya neng. jadi Selain itu, manfaat membaca surat Al-Kahfi juga dapat membuat seseorang menjadi lebih bercahaya. Diterangi cahaya di antara dua hari Jumat. Serta diliputi cahaya dari kepala hingga ujung kakinya, bagi yang membaca secara keseluruhan."...
Selesainya Qinan membantu Adibah, Qinan bergegas menuju tanah lapang tempat biasa ia berlatih. Namun langkah nya terhenti kala ia berpas-pasan dengan farhan digerbang keluar pesantren.
"Assalamualaikum wr.wb,"
"Walaikumussalam eh calon imam ada apa?" ucap Qinan seperti pelayan yang sedang menanyakan pesanan.
Farhan tersenyum tipis yang dapat diliaht oleh Qinan.
"Ini saya dari luar kebetulan bertemu dengan kamu ini saya mau meberikan vitamin."
Qinan mengambil kantong yang berisikan obat vitamin penguat daya tahan tubuh tersebut.
"Aah soswettt bangett sh," gemas Qinan.
"Maksudnya soswett?" tanya Farhan yang tampak bingung.
"Iya lo bela-balain beli vitami kan soswett,"
Farhan terkekeh kecil mendengar perkataan Qinan.
"Ini teh-," ucap Farhan terpotong dengan kehadiran Adibah yang menghampiri mereka.
Adibah yang menyadari adanya Farhan pun menunduk menjaga pandangan.
"Kamu mau ikut lomba silat?" tanya Farhan pada Qinan.
"Iya benerr, lo datang ya masa calon istri tanding gak datang,"
"Tehh," Adibah mempererat genggamannya pada lengan Qinan.
"Hahah iya iya gw becanda ko farhan, ya nama lo farhan kan," Farhan mengangguk.
"Yaudah A Farhan punten, kita permisi... Assalamualaikum,"
"Walaikumussalam,"
"Eh bentar Dib gw belum selesai ngomong,"
"Udah teh jangan bikin malu atuh," Adibah meringis malu dan menarik lengan Qinan dengan paksa. Jika tidak seperti itu bisa-bisa Qinan sampai shubuh menatap Farhan.
Farhan yang melihat mereka pergi tersenyum tipis.
"Bismillah... Ya Allah mudahkanlah untukku meminangnya segera. Ridhai niat baik ku Yaallah. Aamiin."
Farhan pun beranjak pergi dari tempatnya.
***
Jangan lupa vote dengan menekan bintang dan tinggalkan jejak dengan komen!!!^^
KAMU SEDANG MEMBACA
jodoh tak disangka [Tahap Revisi]
SpiritualDo'a Ali Bin Abi Thalib saat jatuh cinta pada Fatimah. "Ya Allah... Kau tahu... Hati ini terikat suka akan indahnya seorang insan ciptaan-Mu. Tapi aku takut, cinta yang belum waktunya menjadi penghalang ku mencium surga-Mu. Berikan aku kekuatan menj...