24

46 8 0
                                    

"aku mencintainya ya Allah...."

Qinan menduduki dirinya dibawah pohon yang besar menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan diatas lutut yang ditekuknya. Tidak lama seseorang tampak berlutut didepannya mensejajarkan dirinya denga Qinan.

Qinan yang menyadari seseorang tersebut menengadahkan wajahnya. Rindu, rasa yang ada ketika melihat orang tersebut.

Tanpa berkata_kata Qinan langsung memeluknya melupakan rasa sakit yang dulu ia rasakan karna orang tersebut. Karna sekarang ia lebih merasakan sakit disbanding ia rasakan dulu.

"kamu kenapa? Kenapa kamu ada disini terus nangis begini?"

Qinan tak menjawab satu pertanyaan pun dari Putra. Putra adalah orang yang ada didepannya kini.

Tanpa disadari seseorang yang tak jauh dari mereka menatap penuh kecewa.
Mengepalkan tangannya sebelum akhirnya ia lebih memilih beristigfar dan menghela nafas untuk mengontrol emosinya.

"Yaudah kita masuk mobil dulu ya,"

Qinan tak menolaknya, karna memang sekarang Qinan hanya membutuhkan seseorang untuk menenanginya.

Yallah ampuni aku atas harapan yang berlebih padanya sehingga kau menyadari ku dengan rasa sakit ini, maafkan aku yaallah... Batinnya.

Tanpa sadar seseorang tersebut meneteskan air matanya sebulir.
Ia membalikkan badannya pergi dengan penuh kecewa.

harusnya aku tau di hatimu tdiak mungkin ada nama ku, tidak mungkin kamu bisa jatuh hati denganku begitu mudahnya. Aku akan melepaskan mu dan mengikhlaskan mu.. maaf jika selama ini namamu ku sebut untuk meminta mu kepada-Nya... Qinan in shaa allah aku ikhlas... Batinnya.

Qinan yang merasakan ada seseorang yang menyebut namanya pun menoleh kesekitarnya.

Dari awal seharusnya gw sadar. Wanita baik untuk laki-laki baik dan wanita yang jahat untuk laki-laki yang jahat. Harusnya gw sadar itu dan gak mempermalukan diri gw dengan berusaha mengambil hati lo. Semoga pernikahan lo dan Adibah bahagia gw ikut bahagia untuk kalian. Batin Qinan.

Qinan masuk kedalam mobil tersebut dan pergi dari tempat tersebut.

Qinan tau tidak ada yang salah antara Adibah ataupun zayyin tapi dirinya lah yang tak sadar jika selama ini Zayyin memperhatikan Adibah .

Qinan merasa sanghat bersalah karna kehadirannya justru menjadi penghalang anatara Zayyin dan Adibah.

Tanpa menganbil waktu lama mobil yang putra kendarai terparkir dipekarangan rumah dekat pesantren itu.

Salma yang melihat bingung pun segera menghampiri mobil tersebut yang ternyata ada Adibah yang ikut turun dari mobil tersebut.

"Assalamualaikum." Qinan memberi salam pada Salma yang sudah ada didepan rumah.

"Walaikumussalam teh? Ko sudah pulang? Ada yang ketinggalan?" tanya Salma.

Qinan berusaha tersenyum agat Salma tidak tau kesedihannya.

"Gapapa ko mba, Qinan mau kedalam dulu kalau abah, umi,bunda sama ayah udah pulang bilangin ada yang datang ya jangan disuruh masuk dulu takutnya nantk abah marah,"

Salma hanya mengangguk paham tanpa bertanya lagi. Karna melihat kondiisi Qinan yang sepertinya sangat lemas.

Qinan sebenarnya meras khawatir jika putra menemui keluarga besarnya, tapi karna keadaab Qinan yang sudah lelah Qinan memnyerahkan semuanya pada Allah dan lebih memilih untuk pergi kekamar dan tentunya ia sudah menyiapkan diri jika nanti keluarganya akan marah padanya karna lelaki yang datang dengan Qinann.

jodoh tak disangka [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang