"Piktor mulu dah, elo." Hyunjin menatap males laki-laki di depannya.
"Ya kan sapa tau pikiran lo kaya gue, Jin." Jisung terkekeh malu.
Laki-laki bersurai putih pirang itu menggeleng pelan melihat roomatenya. Ya, tidak bisa dibilang roomate sih. Hyunjin saja tinggalnya dengan Jisung.
Meski tinggal bersama Jisung. Seumur hidupnya, ia tidak pernah melihat kedua orang tua laki-laki mirip tupai itu.
Setiap Hyunjin bertanya di mana kedua orang tuanya. Jisung pasti akan menghindar atau mengalihkan pembicaraan.
Jika seperti ini ceritanya, Hyunjin bisa mati penasaran. Ah, bukan mati karena kehabisan daya.
"Lo makan, Sung. Gue mau ke dapur dulu."
Hyunjin melenggang pergi dari meja makan. Namun sebelum dia berjalan, Jisung menahan tangannya.
"Ada apa?"
"Ikut makan sini. Jangan americano mulu. Lo itu manusia dan gue nggak pernah nganggep lo boneka yang hidupnya bergantung sama pelukan gue."
"Gue tau, tupai. Gue ke dapur cuma mau ambil susu astaga. Buat gue bikin sereal."
Jisung yang tadinya sok-sokan pun wajahnya sudah membusuk alias memerah seperti tomat. Dia salah menduga.
"Jisung, Jisung." Hyunjin menggeleng pelan. Lalu pergi ke dapur. Meninggalkan Jisung yang wajahnya masih memerah.
"Astaga Jisung! Lo malu-maluin diri sendiri."
🐿️Battery🐿️
"Mau kerja, Jin?"
Jisung menatap Hyunjin yang sudah rapi keluar dari kamarnya. Laki-laki berambut putih terlihat tampan dengan balutan kemeja putih dan celana jeans hitam yang dipakainya.
"Lo nggak keawalan berangkatnya?"
"Kaga juga sih. Mau bantuin Kak Minho buka cafe. Ini malam minggu, Sung. Pasti rame tuh cafe."
Jisung mengangguk paham.
"Sini dulu, isi daya. Biar nanti nggak sekarat. Gue males keluar malem soalnya."
Hyunjin tersenyum sekilas. Laki-laki bersurai putih pirang itu langsung memeluk Jisung dan menutup matanya. Menikmati rasa penuh yang terisi dalam tubuh.
Ah, dia berharap tidak kehabisan daya saat sibuk bekerja. Karena hari ini adalah hari yang cukup melelahkan.
"Cukup kan buat malem ini?" Jisung melepas pelukannya dari Hyunjin.
"Moga aja cukup."
"Lo bisa minta kak Minho istirahat bentar kalo capek. Nyawa lo itu bergantung sama gue. Inget, gue nggak bakal biarin lo mati sebelum utang elo terbayarkan."
Hyunjin berdecak gemas. Laki-laki manis mirip tupai itu cerewet sekali. Hyunjin tidak tahan sampai harus mencubiti pipinya.
"Iya, Han Jisung Sayangg. Udah gue berangkat dulu. Jaga diri di rumah. Kalo perlu suruh Felix ke rumah elo."
Hyunjin melambaikan tangannya dan pergi dari halaman rumah. Sementara Jisung masih sibuk melamun usai pipinya dicubit oleh oknum tadi.
"Aish! gue jadi baper sama elo, Hwang."
Hai!
Malming, jomblo?
Kiw baca ini aja wkwk. Jiwa-jiwa bucin kalian dijamin akan semakin meningkat, yakin deh👉👈
/Plak
Maap2 canda doank hehe.
Jangan lupa vomment ya bund!
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Battery [hyunsung]
FanfictionCrackpair!𖠵⃕⁖🦢ꦿꦶ⃨ຳི⟡ Hyunjin tidak tau. Sejak kapan dia terikat hubungan dengan laki-laki manis berparas mirip tupai itu? Boyloves! © Original Story By Lumierenay, 2020