"Oh, ini kafe temen lo itu." Ryujin menatap seisi kafe di sekelilingnya. Cukup minimalis, tapi nyaman, tidak heran jika Jisung mau mengajaknya dan Chaeryoung bertemu di tempat ini.
"Lo udah hubungin Chaeryoung?" Tanya Jisung.
"Udah, tenang aja. Dia lagi di jalan, abis ini juga mau sampe."
Jisung mengangguk paham, sembari menunggu kekasih Ryujin, ia pun beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke meja kasir untuk bertemu dan menyapa Jeongin.
"Yo rubah, apa kabar?"
Jeongin yang mendengar suara tidak asing pun langsung mendongakkan kepala. Ia mendapati Jisung yang berdiri di depannya.
"J.One? Ini beneran elo Kak Jisung?" Jeongin menatap tidak percaya.
Jisung mengangguk pelan dan tersenyum manis ke arah Jeongin, "apa kabar?"
"Aku baik, kak!" Jeongin meninggalkan meja kasir, lalu memeluk Jisung yang ada di depannya.
"Lo udah besar, Jeong. Kak Minho nggak aneh-aneh kan?" Jisung mengelus surai biru milik Jeongin.
Jeongin menggeleng, "bukan Kak Minho. Tapi aku yang sering menggodanya."
Jisung terkekeh pelan dan mencubit pipi Jeongin, "dasar! Makin nakal aja lo, rubah"
"Btw di mana Kak Minho?" Jisung celingukan, mencari sepupunya yang satu itu.
"Di dapur, lagi ngurusin pegawai yang agak ngeselin."
Jisung speechless, "lah ada pegawai baru?"
"Itu pegawai lama, yang jarang masuk. Sekalinya masuk bikin repot banyak orang ckckck." Jeongin menggelengkan kepalanya.
"Masih muda nggak?"
Jeongin reflek menatap Jisung, ia tidak percaya.
"Lo nggak berniat deketin dia kan, Kak?"
Jisung menggedikkan bahunya, "tergantung sih, Jeong. Kalo masih muda trus cakep ya gue mau aja. Gue artis, Jeong. Nggak semua orang bisa deketin gue."
"Cuih, sombong lo."
Jisung tertawa pelan, "nggak-nggak, bercanda! Jangan dibawa hati. Oh ya gue balik ke meja dulu ya, kasihan manager gue."
Jeongin mengangguk pelan, "ntar kalo mau pesan teken belnya aja ya!"
Jisung tersenyum tipis, ia pun pergi dari meja kasir dan kembali ke tempat duduknya.
Tapi di tengah jalan, ia tidak sengaja menyenggol seorang waiters, dan membuat minuman yang dibawa waiters itu tumpah ke bajunya.
Han Jisung, kau merepotkan orang sekali lagi ckckck.
"A-aduh maaf ya ..." Ujar Jisung tidak enak.
Waiters itu hanya mengangguk, ia membenarkan gelasnya dan kembali ke dapur. Tanpa menoleh maupun melihat Jisung sama sekali.
Kan jika seperti itu, Jisung tidak bisa mengenali wajahnya.
"Siapa sih? Masa pegawai yang tadi dibicarain Jeongin."
Jisung menggedikkan bahunya acuh, ia lanjut berjalan ke mejanya yang di mana sudah ada Chaeryoung di sana.
Sepertinya gadis manis itu baru sampai. Terlihat dari dirinya yang terengah-engah akibat berlari buru-buru.
"Hey, lo Lee Chaeryoung?" Sapa Jisung yang mengambil tempat duduk di sebelah Ryujin, dan yap seketika dia melupakan bajunya yang habis terkena tumpahan ice cappucino.
"Omegat! Gue nggak nyangka bakal ketemu lo langsung, J.One." Chaeryoung menatap terkejut.
Jisung hanya tersenyum tipis menanggapi.
"Gue boleh minta tanda tangan? Kakak gue ngefasn banget sama elo, gue juga sih hehe."
"Boleh,"
Chaeryoung tersenyum sumringah, ia pun langsung mengeluarkan notebook kecilnya dan satu pulpen untuk diberikan pada Jisung.
"Nama kakak lo?"
"Lee Chaeyeon."
"Oke, Lee Chaeyeon sama Lee Chaeryoung."
Jisung menandatangani dua kertas di notebook tersebut.
"Ini udah, jaga baik-baik. Kalo hilang sudah dapetnya wkwk."
Chaeryoung menerima notebooknya kembali dengan senyuman bahagia. "Makasih J.One! Ntar kalo ilang, gue bisa minta Ryujin."
"Kamu kira aku penjual tanda tangan apa!?" Yang disebut tidak terima. Berakhir sepasang kekasih itu bertengkar kecil lebih tepatnya bercanda.
Jisung yang ada di sana bagaikan nyamuk semata, ia pun memutuskan untuk ke kamar mandi dan membersihkan bajunya atau meminjam baju Minho yang ada di cafe, barangkali ada.
🐿️Battery🐿️
"Gue masih penasaran sama pegawai tadi. Kok dia nggak mau natep gue ya? Apa gue jelek?"
Jisung memandangi wajahnya di cermin, menatap setiap inchi kulit mulusnya yang sama sekali tidak ada debu ataupun jerawat di sana.
"Perasaan gue b aja. Tau sih gue nggak cantik apalagi ganteng. Tapi gue punya bakat dan duid."
Jisung mencuci tangannya, ia membasuh mukanya dan menatap lagi ke arah cermin untuk menyemangati diri.
"Oke Han Jisung! Lo kuat, inget dia pasti dukung lo dariー"
"Positif banget pikirannya. Padahal dulu suka insecure, nggak pede, apalagi ansos."
Jisung terdiam, ia mengenali suara di belakangnya. Reflek ia menoleh, menatap siapa yang berbicara di sana.
"E-lo?"
Dia tersenyum, menyapa Jisung.
"Hai, tupai! Udah lama ya?"
Hai-!
Keknya aku update kepagian deh wkwk. Tapi gapapa lah, daripada ntar sibuk.
Jangan lupa vomment nya ya-!! Btw menjelang ending sksksks.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Battery [hyunsung]
FanfictionCrackpair!𖠵⃕⁖🦢ꦿꦶ⃨ຳི⟡ Hyunjin tidak tau. Sejak kapan dia terikat hubungan dengan laki-laki manis berparas mirip tupai itu? Boyloves! © Original Story By Lumierenay, 2020