『𝕺𝖚𝖗 𝕭𝖗𝖔𝖙𝖍𝖊𝖗, 𝕿𝖆𝖕𝖎 𝕭𝖚𝖐𝖆𝖓』 ✔

15. BAU BAVVANG

Gue mengendap-endap ke kamar Luz. Kebetulan tadi ada tangganya tukang listrik gue ambil supaya bisa nerobos pagar rumahnya Luz. Ntah gimana ntar doi turunnya. Mon maap bang PLN :(

Aman. Kayaknya nggak ada yang lihat keberadaan gue.

Sial. Pintu kamarnya dikunci pakai password. "Luwak white coffee," bisik gue.

Nggak pengaruh ternyata.

Gue penasaran sama yang dibilang Soraru. Dia bilang, kamar Luz ada 'sesuatu' yang bakal bikin gue terkejut. Sok riddle memang tu bocah.

Tiba-tiba gue mendengar langkah kaki.

Gue buru-buru cari tempat persembunyian. Nggak salah lagi. Yang lewat barusan Luz. Nggak ada tempat cuy, auto masuk tong sampah gue.

Luz masuk ke kamar itu, trus nggak lama keluar lagi. Dia belum nutup pintunya. Mungkin dia bakal balik lagi.

Gue segera masuk kamar itu.

Gila ni orang sugih banget asli. Gue berasa masuk ke dunia kartun. Sepanjang dinding kamarnya gambar anime. Beberapa rak komik berjejer.Bahkan disana juga ada tokoh-tokoh kartun shota dan loli yang wujudnya 3D. Mungkin wujud kartun 3D ini yang bikin Soraru kaget. Apalagi pas depan pintu disambut manekin Ryuk-Shinigami dari anime Death Note-

Tiba-tiba terdengar lagi suara langkah kaki. Gue buru-buru sembunyi di dalam lemari.

Luz merasakan seperti ada bebauan di dalam kamarnya itu. Ya, tu bau sampah yang nempel di baju gue.

"Apa di plafon kamar ini ada bangkai tikus ya? besok gue harus panggil Dinas Kebersihan," bisik Luz.

Njim.

Luz mengganti baju manekin anak-anak yang ada disana.

Pedo asli lo jerap-

"Arigato ne, kalian masih mau jadi teman gue. Padahal gue udah segede ini, whaha," kata Luz ke manekin Ciel Phantomhive-Karakter dalam serial anime Kuroshitsuji-di hadapannya.