17. I'M A BAD LIAR

372 110 101
                                    

Gue refleks mengangguk atas pertanyaan Luz.

Asem bener dah. Napa gue pake ngaku segala! Padahal kan bisa aja gue mengelak kalau yang makan permen begituan nggak cuma gue. Gini dah kalo orang yang hatinya suci. Nggak bisa bohong (◐∇◐*)

"Lo sama siapa kesana?!!" tanya Luz sambil menggebrak pintu wese. Asli budek sejenak gue. Tangannya pas banget di sebelah kuping gue.

"Sendiri," jawab gue gugup. Kaki gue sampai bergetar-getar. Luz juga ikut gemetaran karena megang bahu gue. Getar berjamaah.

"Lo pasti sengaja kan mau cari aib gue supaya lo bisa sebarin ke orang-orang?! Atau lo buat konten nggak jelas supaya lo viral. Gitu kan??" kata Luz.

"Kagak! Nggak ada kepikiran buat konten gitu! Eh boleh juga sih ide lo. Tapi gue kemarin cuma mau memastikan sesuatu aja karena lo itu mencurigakan."

"Kan?! Pasti lo mau cari aib gue!!" teriak Luz sambil menendang pintu wese. Kesian banget gue sama pintunya.

"WOY!! Malah mojok di wese. Mojok tu di taman. Taman lawang sono. Dah. Masuk kelas gih," kata bu Nqrse sambil berjalan ke wese sebelah,

Gue dan Luz diam mematung-

"Luz, ini wese cowok kan?" bisik gue ke Luz.

"ASEEEEMM UDAH TERLANJUR JONGKOK!! Woey! Kalian bedua masih diluar??" tanya Nqrse dari dalam wese.

"Ya, Bu," jawab gue dan Luz. Sepertinya Nqrse sadar kalau dia salah toilet, harusnya ke toilet perempuan kan (?)

"Ambilkan gayung di sebelah. Gila juga ni kok yo ada gitu yang nelen gayung wese sekolahan. Heran gue sama anak sekarang."

Gue mengambil gayung di wese belakang gue dan melempar ke sebelah.

DAK

Waduh-Suaranya serem banget.

"ADOOH!! Siapa tadi yang ngelemparnya brutal banget ni sakit banget kepala gue!!" kata Nqrse dengan suara machonya.

Gue dan Luz buru-buru lari ke luar wese. Nqrse kalo udah kebelet tingkat dewa suaranya jadi macho macem preman.

*****

"Mafu diculik ??" tanya Luz

"Ya. Makanya gue ke rumah lo buat mastiin. Gue kira lo yang nyembunyiin dia. Selain itu, lo kan nampak pedo. Wajar kan kalau gue curiga," kata gue.

Tiba-tiba Luz menyemburkan es teh panasnya ke gue. Betewe sekarang gue ada di kantin bareng dia.

"Gue cuma lolicon ya! Bukan pedo!!" elaknya, "lagian, nggak mungkin gue nyulik dia. Kalau emang ada niatan buat nyulik, udah gue culik dari awal. Tapi waktu itu gue bawa ke sekolahan kan, inget nggak lo. Apa mesti gue tabok dulu baru inget?" kata Luz sambil mengunyah makanannya.


Luz bener juga sih, tapi nggak ada lagi orang yang bisa gue curigai selain dia.

"Sak. Tentang kamar itu, gue berharapnya lo nggak nyebarin sih, tapi kalo lo ada niatan untuk ngelakuin itu ya terserah. Gue udah nggak peduli lagi sama omongan orang-orang," kata Luz.

"Gue nggak janji. Mulut gue ni kadang ceplas ceplos minta ditampar. Tapi gue usahakan nggak nyebarin. Gue tau, lo punya alasan untuk itu," kata gue.

Ya gue tau. Manekin-manekin itu pasti pelampiasan atas kesendiriannya.

"Hueekkk-"

"Napa Luz?? Kan? Lagian lo gabut banget makan es batu dikasi saos," kata gue sambil nepuk bahunya.

Gue heran deh, kok ada aja gitu orang yang demen banget makan es batu. Tapi setidaknya masih mending daripada Makan Temen.

"Nggak, Sak. Gue mual aja kalo denger lo ngomong bijak kayak tadi."

Asem. Gue memukul-mukul bahu Luz makin keras sampai muka Luz terbentur-bentur ke meja.

"Woy woy woy. Apa nih! jangan berantem," kata Kashit tiba-tiba narik gue untuk menjauh dari Luz dan nggak sengaja tangan gue menyenggol topeng yang dipakainya dan terjatuh.

"Topeng gue!!" Kashit nutup setengah wajahnya pakai tangannya. Dia ngambil topengnya yang kecemplung got.

Btw sampe sekarang gue baru sekali lihat wajah asli Kashit. Itu pun nggak sengaja karena pas itu gue lagi main petak umpet bareng Urata dan kawan-kawan, nah gue ngumpet di ruang osis karena gue pikir nggak ada orang. Eh ternyata ada Kashit di bawah meja lagi diam-diam masang softlens. Refleks dia ngelempar meja ke gue.

Aneh? Nggak lah. Sekolah gue emang banyak orang aneh kok. Nggak cuma keanehan Kashit yang pakai topeng kitsune,
ada juga Urata yang bawa peliharaan,
Luz yang parkir helikopternya di lapangan kasti,
trus juga UrataSama nih, kalau ke sekolahan malah pakai kostum ironman sambil keliling ke kelas-kelas jualan odading dan es ganja.

Bersambung..

*****
Kalau bukan Luz, lalu siapa yang menculik Mafu??!
.
.
.
.
.

Hae Sahabat (◐∇◐*)
Guest star chapter ini adalah si Pawang Tanuki
💫 UrataSama💫
Kalau di rumah kalian ada rakun kesurupan hubungi saja dia.

Cast yang udah nongol di chapter sebelumnya tapi belum gue kenalin, Wali kelas gue yang hode. Nqrse (Naruse)

 Nqrse (Naruse)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oke. Jangan lupa vote lah sahabat, nggak bayar kok beneran. Kalau mau kritik/saran/nge-rp/pantun/nanya tugas/curhat di kolom komentar juga silahkeun (◐∇◐*)

++++--------------++++--------------++++

Oiya bro UrataSama
kemaren lo nanyain permen yang nyala-nyala kan, nih gue cuma ada koleksi stiknya. Permennya dah habis.

Lo bayangin sendiri aja lah bentuk permennya yang gimana (◐∇◐*)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lo bayangin sendiri aja lah bentuk permennya yang gimana (◐∇◐*)

『𝕺𝖚𝖗 𝕭𝖗𝖔𝖙𝖍𝖊𝖗, 𝕿𝖆𝖕𝖎 𝕭𝖚𝖐𝖆𝖓』 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang