23. BUKA DULU TOPENGMU~

393 96 259
                                    

Gue mencengkram tangan waria itu, trus gue angkat dan gue banting.

"Arghhhhh."

Waria itu mengerang kesakitan sambil megang kepalanya. Dia kaget. Karena wignya lepas. Gue juga kaget, kirain tadi kepalanya yang lepas.

Gila ni suster. Atasan atribut suster. Tapi bawahannya pake celana seragam SMA.

"SORARUU!!"

Mafu berteriak saat melihat ternyata Soraru yang terbaring di atas ranjang.

Apa-apaan ini—

Gue memutar badan waria itu menghadap ke gue. Coba mencari tau maksud semua ini.

Tapi gue dibuat jantungan, ginjalan, lambungan, panuan sama waria di hadapan gue.

"Urata?!! Kenapa?!!"

Urata memalingkan wajahnya.

"Lo ngapain kospley jadi suster njir?! Lo-"

"Lo cocoknya pakai baju maid, boi"

Urata ngegampar gue pakai high-less yang tingginya 20 cm.

"Sebaiknya lo pulang sekarang Sak, sebelum—"

"SAKATA!! SORARU KESURUPAN!!"

Mafu berteriak tidak santuy sampai lampu yang hampir mokad tadi auto pecah.

Soraru kejang-kejang. Gue nggak paham mesti ngapain. Pas gue pegang malah gue ikutan kejang sesaat.

Tiba-tiba Urata datang menyuntikkan sesuatu ke Soraru.

Ntah apa yang disuntikkan, apakah suntikan untuk imunisasi, tapi Soraru jadi tenang.

Gue menarik bahu Urata.

"Ur jelasin! Ni apaan?! Lo juga ngapain pake beginian?!!"

"Maaf, Sak. Gue terpaksa."

Urata melepas softlen merah di mata kanannya. Dia berdiri membelakangi gue sambil ganti pakai baju seragam.

"Lo inget? Gue paling jago dipelajaran apa?" tanya Urata lirih.

IPA. Urata emang jago banget pelajaran ini. Kalo gue sih IPA jagonya menghafal proses proses fotosintesis.

"Gue terpaksa jadi 'kaki tangan' orang itu, Sak. Tadinya gue ngelakuin ini sebagai balas budi karena dia nolongin Yamadanuki yang waktu itu hampir ketabrak kereta bayi. Tapi makin kesini, gue ngerasa ketagihan. Dia satu-satunya yang ngehargai penemuan gue. Ta-tapi ini bermula dari ide dia!"

Otak gue masih loading. Gue mencoba memutar-mutar kepala gue kayak trio macan kalo lagi manggung supaya otak gue bisa berpikir, sampai gue sempat lupa gue ada dimana.

"Gue kospley kayak gini, untuk nyembunyiin identitas gue. Lo tau? sekali jual, bisnis ini menghasilkan uang yang banyak Sak! Jujur, sebenarnya gue ngerasa bersalah. Tapi gue sulit keluar dari sini."

Gue mencoba mencerna perkataan Urata. Bisnis, kospley suster, suntikan, di depan tadi ada peralatan buat patung.

Eh-

Patung-

Bukan, lebih tepatnya-
Mane-

"Ur?!! Jangan bilang lo-"

DAR!!!

Eh?

Setetes cairan merah jatuh di depan gue dan Urata.

『𝕺𝖚𝖗 𝕭𝖗𝖔𝖙𝖍𝖊𝖗, 𝕿𝖆𝖕𝖎 𝕭𝖚𝖐𝖆𝖓』 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang