[[ INI RECEHAN ]] 13+
[[ Comedy, Mystery ]]
[Aho No Sakata POV]
➳➳ᴊᴀɴɢᴀɴ ᴘʟᴀɢɪᴀᴛ!
"UR!! TOLONGIN GUE NI NAPA ADA TUYUL DI KAMAR GUE," kata gue sambil menunjuk dua anak kecil yang satu ingusan yang satunya ngantukan di kamar kos gue.
"GUE JUGA...
Plis ya, gue ini terkenal. Dari sekian banyak orang, menurut gue mereka semua baik. Gue gumoh menebak-nebak orang yang sekiranya nampak jahat karena gue nggak biasa berpikiran buruk (◐∇◐*)
"Tapi boong."
MAFENG_-
DAR-
Gue meletuskan semua balon yang gue ikat ke perut Mafu.
Albino ber-barcode yang tadinya melayang karena balon itu, jatuh ke lembah dosa.
Nggak deng, maksud gue jatuh diatas kubangan lumpur. Wujudnya berubah jadi malika versi laki.
"SAKATAAAA!!"
Dasar toa masjid. Kuping gue sampe mimisan denger teriakan ni bocah. Siapa suruh lo ngerjain gue?!
"Mas itu kok goblok banget ya, anaknya malah diceburin ke lumpur," bisik tetangga.
Koi ga shitai shitai shitai hoka no dare demo nai- Kimi to itai itai itai kurai suki na nda- #Amatsuki - I wanna be your boyfriend
Nampak di layar hp retak gue, nama Mamat nelpon. Eh- Kok hp gue-
"Iya, halo?"
"Sak. Lo-"
"Ini beneran lo, Mat?"
"Bukan, ini Sukijan"
"Ha?"
"Sukiman"
Ni gue yang gila apa gimana sih? Soalnya hp gue-
"Yaiyalah ini gue. Etdah temen sendiri masa nggak kenal. Lo dimana?"
"Di deket Indomaret"
"Indomaret mana?"
"Mana lagi anjir. Disini kan cuma ada 1 indomaret"
"Oiya"
Maunya apa sih ni orang-
"Eh? Berarti deket sekolahan kan? Titip dong ambilin almamater gue di koperasi. Udah 3 taon kagak gue cuci. Lupa kalo besok dipake buat foto buku tahunan kan. Ntar bawain ke rumah ya. Dah gitu aja. Assalamu'alaikum."
Temen nggak tau diri. Belum juga gue iya-in.
Gue bawa Mafu ke sekolahan, sekalian gue basuh ni bocah berlumpur di wese sekolahan yang baunya naudzubillah, nggak paham gue kenapa wese cowok seringkali baunya nggak ada akhlak kek gini. Makanya gue lebih suka pake wese perempuan.
Gue masuk ke koperasi.
Tumben banget ni kagak dikunci.
Gue buka lemari koperasi.
Luar biasa. Almamater mamat sudah jadi perkampungan rayap.
Mafu bersandar ke dalam lemari. Tiba-tiba bagian belakang lemari itu terbuka.
Mafu hampir jatuh ke balik lemari itu. Untung sempat gue tangkap. Ada manfaatnya juga gue dulu ikut karate, jurus tangkap-menangkap.
[For readers: Mulai dari sini, ubah pengaturan wattpad ke mode gelap]
Gue dorong bagian belakang lemari itu. Ternyata itu penghubung ke ruangan lain.
Gue mengintip ke balik lemari itu.
Ruangan apaan nih? Kok gue nggak pernah lihat beginian??
Gue menuruni 3 anak tangga sambil menyapu pandangan ke sekeliling ruangan.
Gue berhenti tepat di depan meja yang diatasnya ada pahat, palu, dan alat kerajinan lainnya.
Ini bukan ruangan Araki kan? Kenapa ada ruangan seni lagi?
Klontang-
"Urata kawaii pake baju maid!"
Gue menampar mulut gue. Latahnya jelek banget njir.
"Maf! Jalan pake mata dong!" kata gue sambil mendirikan kaleng khongguan yang ditendang Mafu.
"Jalan pake kaki Sak."
Bener juga ni bocah.
Ruangan itu nampak remang-remang. Cuma ada 1 lampu philips 5 watt yang udah hampir mokad dan 1 jendela yang sudah berkarat dan susah dibuka. Kesian gue sama diri gue, mesti ngisep karbon dioksida gue lagi, karena nggak ada pertukaran udara.
Ruangannya kurang lebih seukuran kelas pada umumnya. Ruangan ini nampak dibagi dua bagian, dibatasi triplek item bergambar taman kanak-kanak.
Ni keknya nyolong triplek playgroup sebelah yang lagi direnovasi dah-
"Sakata kentut," kata Mafu sambil menekan hidungnya yang comel.
"BUKAN WOEY!"
Bener Mafu. Sejenak ada bau bangkai. Atau bau dosa gue ya?
Ini ruangan apaan njir. Sekolah gue yang nampak elite, Kenapa ada ruangan jelek kek gini??
Gue berjalan menuju ke ruangan satunya yang ada dibalik triplek curian itu. Pintu masuknya cuma dibatasi korden bermotif kembang goyang.
Kalau ruangan sebelah tadi nampak lebih sempit dengan hiasan kaleng khong guan, ruangan yang ini nampak kayak kamar pasien.
Ada dua ranjang lengkap dengan infusnya. Gue mencoba mendekat ke ranjang yang jauhnya sekitar 7 langkah dari tempat gue berdiri.
Gue mengendap-endap sambil terus berpikir, sebenarnya ini tempat apa?
Nampak tak berpenghuni. Tapi kaleng khongguan tadi masih nampak baru. Bahkan masih ada sisa 1 biskuit yang tadi sempat gue makan. Berarti ada yang pakai ruangan ini.
Apa ruang UKS gue udah pindah? Tapi masa ke tempat yang nggak layak huni gini. . . . . "Sa ... Ka .. Ta ..."
Tiba-tiba ada yang berbisik manggil nama gue. Sebelum gue sempat noleh, mulut gue sudah keburu dibekap pakai tangannya ni orang yang bau terasi. Asem banget.
Lu abis makan sambal terasi tuh cuci tangan dulu bisa nggak sih?!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rambut panjang sosok itu menyentuh punggung gue.
Perempuan kah??
Tapi bisikannya kok agak nge-bass, kayak suara cowok??
Aduh suer dah, Gue mabok banget sama baunya terasi nih-
