"SAK!! GAWAT!!" teriak Urata.
Apa pula sih suka banget ngagetin. Kadang dia ni ngagetinnya plot twist gitu. Pernah dia teriak kayak gitu gue kira ada kebakaran atau kecoa raksasa, eh ternyata karena rakunnya sudah 3 hari nggak BAB. Alay banget. Gue kadang seminggu nggak boker aja masih santuy—
Dia lari ke gue sambil bawa secarik kertas. Gue lihat tulisan tangannya rapi banget, jadi minder gue. Tertulis,
"Dear Bang Ur si babu Rakun dan Bang Sak yang nampak goblok dan nggak bisa masak tapi terkadang masih bisa diharapkan—"
Anjirlah. Baru di awal aja kata-katanya udah bikin gue pengen ngunyah ni kertas. Gue dah yakin ni yang nulis Sou ditambah bisikan menyesatkan Soraru.
"Kami pergi selamatkan Mafu," lanjut mereka.
What?!
Kebetulan gue lihat ada penghuni kos lain lagi main kembang api berdua di kolong kos-kosan. Siang-siang main kembang api. Kerad.
"Sis, kalian ada lihat anak kecil keluar pagar nggak?" tanya gue.
"Ada," jawab mereka berbarengan.
"Kemana?" tanya Urata.
"Disana," kata mereka berbarengan lagi. Tapi TripelSFitoria nunjuknya ke kanan dan SinSanSen nunjuknya ke kiri.
"Eh salah—Maksudnya disana," kata mereka berbarengan lagi. TripelSFitoria nunjuk ke kiri, SinSanSen nunjuknya ke kanan.
Jadi yang bener mana woy!!
"Kalian beneran lihat ngga sih??"
Mereka berdua menggeleng.
Refleks gue nabok Urata.
"Kenapa gue yang ditabok, gonggong!" protes Urata dengan umpatan kasar yang sedikit dihaluskan.
Kotoba erabe nai
Kono kanjou wa nanda
Risei wo naku shita
Kemono mitai da—*Pink - Urata
Tiba-tiba hp Urata berdering. Ternyata video call dari Amatsuki.
"Napa Su?" tanya Urata.
"Pudding gue promo nih. 1 cup 10k tapi kalo beli 2 cuma 25k. Buruan gercep keep seka—"
Belum selesai Amatsuki ngomong, vc nya dimatiin Urata. Tapi nggak lama Amatsuki nelpon lagi.
"Apaan bulgos! Gue nggak pengen makan pudding!" kata Urata ngegas sampai ludahnya muncrat.
"Weh, gue tadi lihat. Soraru sama Sou barusan nyebrangin nenek-nenek. Tapi abis tu mereka lari berdua doang. Gue coba kejar mereka tapi nggak nemu," kata Amatsuki.
"Kebetulan kita lagi nyari mereka nih. Lo dimana Su?!," tanya gue.
"Eh ada Sakata juga? Sak! Gue lagi promo—"
"Gue tampol loh lo Su! Cepetan lo dimana sekarang??" tanya gue nggak sabaran. Kesel juga gue sama sodara Mail satu ni,
"Gue masih disini, dengan rasa yang sama,"
Ebuset Mamat sempat aja nge-quotes. Ada masalah apa pula dengan asmaranya ni orang.
Tak lama kemudian Amatsuki mengirim lokasi dia tadi ketemu Sou dan Soraru.
"Eh?? Alamat ini kan?!!"
"Kenapa Sak?? Lo tau?" tanya Urata.
"Nggak."
Tiba-tiba Yamadanuki mencakar muka gue, menyalurkan kekesalan Urata. Wah, berani ya lo. Liat aja nanti kalau nggak ada Urata, gue jadiin sate lo!
Gue dan Urata pergi ke alamat yang dikasih Amatsuki. Bukannya ketemu Mamat, gue malah lihat Luz lagi duduk di bangku taman dengan sketchbooknya.
"Luz! Lo liat Mamat nggak??" tanya gue.
"Ngga," jawabnya singkat. Dia lagi fokus menggambar.
"Mamat ngerjain kita, apa gimana sih tiba-tiba nggak aktif nih nomernya," kata Urata sambil menelpon Mamat.
Pundungan banget tu orang kalau jualannya nggak dibeliin. Balas dendam pake ngirim alamat palsu segala.
"Luz, lo liat Soraru sama Sou lewat sini nggak??" tanya gue.
"Nggak," jawab Luz.
"Lo gambar apaan sih, coba lihat," kata Urata sambil nyomot sketchbook Luz.
"Jangan!" Luz mencoba merebut kembali sketchbooknya.
"Lihat bentar gu—,"
Luz berhasil merebut kembali sketchbooknya.
"Luz, lo—" Urata berbicara dengan tatapan melebar.
Tiba-tiba Luz memeluk Urata.
ANJER🙂
Gue buru-buru memisahkan mereka sebelum perilaku mereka meracuni pikiran anak-anak yang ada di taman dan juga para pembaca sekalian.
"Maaf. Gue kesandung," kata Luz.
Kesandung ya kesandung aja nggak usah peluk-peluk gitu lo pikir tololabies?!!
*Teletubies.
"Oiya Sak. Gue jadi kepikiran deh sama omongan lo tadi. Lo mencurigai gue, tapi kenapa lo mesti ke kamar itu? Dari sekian banyak kamar yang ada. Lo mau cari apa disana?" tanya Luz.
Gue menatap Urata trus ngasih kode, " Gimana? Gue jujur aja kah?"
Tapi emang dasar Urata nggak peka, dia malah salfok ke kupu-kupu yang hinggap di kelopak mata gue.
Gue kemarin kesana karena terpancing omongan Soraru, "Ada sesuatu di kamar Luz. Ngeri pokoknya. Hih ngeri banget. Serem. Pasti lo bakal kaget juga!Ngeri lah," kata Soraru alay. Kan gue jadi penasaran, dan kebetulan bertepatan juga sama Mafu yang diculik, gue kira Mafu bakal diumpetin disana. Tapi gue malah menemukan hal lain.
Apa gue jujur aja ke Luz, kalau salah satu manekin yang dia punya, bukan benar-benar sebuah manekin?? Tapi seperti, jasad manusia yang diawetkan?
Bersambung..
*****
Hae Sahabat (◐∇◐*)
Guest star kali ni adalah saudara kembar TripelSFitoria dan SinSanSen 🌹🌹🌹
Kebetulan San-san lagi butuh asupan komik, yang mau berdonasi berupa uang atau kasih sayang bisa DM San-san (◐∇◐*)Chapter sebelumnya doi sudah muncul juga nih. Amatsuki, kang jualan 🌚
Oke. Jangan lupa vote lah sahabat, nggak bayar kok beneran. Kalau mau kritik/saran/nge-rp/pantun/nanya tugas/curhat di kolom komentar juga silahkeun (◐∇◐*)
++Stay safe and healthy ❤++
KAMU SEDANG MEMBACA
『𝕺𝖚𝖗 𝕭𝖗𝖔𝖙𝖍𝖊𝖗, 𝕿𝖆𝖕𝖎 𝕭𝖚𝖐𝖆𝖓』 ✔
Humor[[ INI RECEHAN ]] 13+ [[ Comedy, Mystery ]] [Aho No Sakata POV] ➳➳ᴊᴀɴɢᴀɴ ᴘʟᴀɢɪᴀᴛ! "UR!! TOLONGIN GUE NI NAPA ADA TUYUL DI KAMAR GUE," kata gue sambil menunjuk dua anak kecil yang satu ingusan yang satunya ngantukan di kamar kos gue. "GUE JUGA...