Luz, sebenarnya A—Aa-aa-aa-"
Seketika mulut gue kaku, tidak bisa berkata-kata.
"Apaan?" tanya Luz.
"Eh anjir ada ular di kaki lo cok," kata Urata sambil nunjuk ular edan di bawah kaki gue.
Tolongin bangsul!! Gue nggak berani gerak ntar malah dipatok.
Urata mendekat ke ular di kaki gue. Nggak cuma pawang tanuki, ternyata dia juga punya bakat jadi pawang ular. Ntar deh lo collab sama panji ya, Ur.
"Lo belum jawab pertanyaan gue, Sak," kata Luz lagi. Kuad juga ingatannya ni orang.
"Eeh—gue kesana karena asal masuk kamar aja kok. Gue kira Mafu ngumpet disana," kata gue sedikit berbohong. Sebenarnya gue ke kamar itu, karena omongannya Soraru yang bikin penasaran.
"Luz? Boleh kita ke rumah lo aja nggak? Yamadanuki haus, kaki gue kesemutan nih, lapar juga," kata Urata songong.Luz mengiyakan karena sedari tadi gue lihat ni orang juga udah kepanasan. Tanah yang dipijaknya jadi becek sampai ada kecebongnya juga loh, berenang-renang di becekan keringatnya Luz tadi.
*****
"Nih Ur," kata Luz sambil nyodorin semangkuk gula ke Urata.
"Maksud lo apa, Jerapah.. Gue udah manis, lo suguhin gula lagi."
Iya bener lo manis banget Ur. Khawatir nih gue ntar kena diabetes lama-lama kalo deket lo.
"Katanya lo kesemutan kan? Nih coba taro gula di sebelah kaki lo, biar semutnya pindah," jelas Luz.
Kayaknya lo baru aja temenan sama gue, tapi kok dongo lo ngalah-ngalahin gue, Luz?
"Luz. Yamadanuki mules. Lo punya toilet duduk kan? Pinjem bentar boleh nggak?" tanya Urata.
Baiknya Luz malah mempersilahkan wesenya dipakai Yamadanuki.
Beberapa jam kemudian Urata masuk lagi ke ruang tengah. Gue lagi asik-asiknya nyeruput bubur tiba-tiba digampar sama Urata.
"Apaan kampr—"
"Sstt!" Urata nyuruh gue diem. Dia malah buru-buru ngajak gue pulang.
Eh woey itu bubur baru aja satu suap gue makan, Ur. Padahal dah lama banget gue nungguin tu nasi sampe jadi bubur ಥ‿ಥ
*****
"Sak! Lo tau?! Anjayani banget!!"
Apaan sih, anak sapa pula disebut.
"Gue tadi masuk ke kamar yang lo bilang itu. Kampret banget, gue nemu manekin. Mirip banget sama Eve!!"
Nah. Ini yang tadi mau gue bicarakan ke Luz juga. Tapi mulut gue susah banget ngomongin ini ke orang lain, kecuali San-san waktu itu. Gue takut kalo ternyata gue salah, trus ntar gue masuk penjara.
"Masa beneran Eve ya? Tapi mirip banget! Sak?"
Gue ngeluarin gantungan kunci minion yang gue dapat. Gue ceritain yang gue alamin malam itu ke Urata.
Urata kaget. Nggak percaya. Dia nangis. Menyesal karena waktu itu nyuruh Eve pergi sendirian..
"Tapi gue masih nggak terlalu yakin sih, karena nggak masuk akal kan, jadi manekin whaha bisa aja itu kebetulan mirip," kata gue ke Urata. Padahal 100% gue yakin banget, itu memang Eve.
"Nggak sak. Itu Eve banget, waktu itu gue pernah beliin dia permen karet yang ada tatonya trus gue tempelin ke punggungnya, dan itu masih ada!. Kenapa lo nggak bilang, Sak ... Gimana kalo sakit kulitnya Sou ternyata ada hubungannya sama—"
"Lah lo belum pulang? Kalau ada yang ketinggalan kenapa nggak masuk lagi?" tanya Luz tiba-tiba saat melihat kita masih di depan pintu rumahnya.
Tiba-tiba Urata ngajak Luz ke kamar wibunya dan nunjuk ke salah satu manekin.
"Gimana lo bisa buat Eve jadi kek gini?!"
Waduh Urata to the point.
"Ha? Apaan sih pertanyaan lo nggak masuk akal banget," jawab Luz sambil mengelap keringatnya pake duit. "Ini gue beli di olshop," lanjutnya.
"Ini asli Eve loh. Ya kan Sak?!"
Urata makin erosi sampai gigi taringnya Yamadanuki ikut keluar.
"Bentar deh gue cari websitenya, ada di busam promonya".
Luz nge-scroll hpnya yg berlogo apel gigit.
"Nih, eh?? Postingannya udah dihapus?"
Bukannya fokus ke handponenya, gue malah salfok ke cat kuku Luz yang diwarnai polkadot putih coklat.
"Anjayani banget. Coba liat nama sama foto profilnya, nggak jelas banget," kata Urata sambil nyodorin tuh hp ke muka gue.
Beneran gais, foto sama nama profilnya nggak jelas. Nama akunnya -nggak jelas-
Trus juga foto profilnya tuh background putih trus ada tulisannya -nggak jelas-"Lo nggak curiga sama akun nggak jelas kek gini?" tanya Urata.
"Gue bukan tipe yang suka Suudzon sih, asal gue mampu ya gue beli," kata Luz sambil ngasih uang tadi untuk makanan gozila peliharaannya.
Seketika gue pengen jadi Gozilanya Luz.
"Harus dilacak! Gue butuh kepastian. Keknya ni orang ada hubungan sama semuanya Sak! Besok kita minta Kashit untuk lacak ni akun," kata Urata.
Kashit memang nak programmer. Maka dari itu dia juga sering dimintai tolong siswi-siswi disekolahan gue untuk ngelacak akun pacar mereka, karena yah you know lah cowok itu nggak mungkin chattingan sama satu cewe doang. Maap gue buka kartu bro (◐∇◐*)

KAMU SEDANG MEMBACA
『𝕺𝖚𝖗 𝕭𝖗𝖔𝖙𝖍𝖊𝖗, 𝕿𝖆𝖕𝖎 𝕭𝖚𝖐𝖆𝖓』 ✔
Comédie[[ INI RECEHAN ]] 13+ [[ Comedy, Mystery ]] [Aho No Sakata POV] ➳➳ᴊᴀɴɢᴀɴ ᴘʟᴀɢɪᴀᴛ! "UR!! TOLONGIN GUE NI NAPA ADA TUYUL DI KAMAR GUE," kata gue sambil menunjuk dua anak kecil yang satu ingusan yang satunya ngantukan di kamar kos gue. "GUE JUGA...