34[AKHIR]

6.3K 216 19
                                    

"tau gak sih deev pas al telfon gua kalo lu di tembak sama tuh nenek lampir posisi nya gua lagi nyuci piring, pecah anjirr tuh piring untung nyokap gua lagi pergi jadi gak apa apa dah" cerita inara, sekarang adeeva sudah di pindahkan ke ruang rawat inap dan kamar sedang ramai di besuk oleh teman teman mereka.

"pfttt nyuci piring aja gak bisa lu ra" ejek adien ke inara yang duduk di samping nya

"bacot amat kutil badak" inara menimpuk wajah adien dengan bantal sofa.
Adeeva tersenyum melihat nya, sampai ia tak selamat mungkin dia gak bisa melihat suami dan teman teman nya lagi.

"woyy kana lu ngapain mojok di sono woyy" ardian angkat bicara ketika melihat kana yang duduk di karpet yang telah di sediakan di pojok ruangan kamar.

"ehh gak papa" jawab kana

"halah na, wajah lu masih keliatan kusut nya" ucap nada yang berada di sebelah ardian.
Satu ruangan menatap bingung ke nada, apa yang nada maksud.

"dia abis putus sama kak Roy deev, kating dia" ucap nada dan sukses membuat mata adeeva melotot.

"kana udah punya pacar?" tanya adeeva ke kana.

"bukan pacar deev mantan" ucap kana membenarkan.

Kemana adeeva selama ini? Teman nya saja punya pacar saja dia gak tau malah tau nya pas sudah putus.

"kenapa gak cerita?" tanya adeeva lagi.
Alvero mengelus pundak adeeva tanda adeeva jangan terlalu banyak bertanya, terlihat dari raut wajah kana yang terlihat murung.

"gak penting deev"
"eumm gua balik duluan ya, kek nya gua di sini gak jelas juga" kana berdiri mengambil tas nya dan berlalu pergi.

"gak ada yang mau antar kana gitu? Dia sendirian loh" ucap alvero mengode kedua teman laki laki nya yang hanya diam saja.

"gak usah kana kalo lagi ada masalah gak suka di ganggu, biar dia sendiri aja ntar juga baikan" ucap nada, seharusnya nada tak bilang kalo kana putus malah makin runyam masalah kan.

"al asyifa mana?" tanya adeeva ke alvero, dia sudah sangat rindu dengan putri kecil nya itu.

"sama mama, kamu kangen?" tanya alvero ke adeeva yang berbaring di sebelah nya.
Adeeva mengagguk sebagai jawaban nya.

"ya udh aku telfon mama dulu ya" alvero mengotak atikan hp pintar nya untuk menelfon sang mama.

"hallo ma, bisa ke rumah sakit bawa asyifa?"

"......."

"suruh andika aja ma"

"........."

"iya deeva udah bangun"

"......."

"ok ma"

"gimana al?" tanya adeeva ke alvero yang berada di sebelah nya.

"andika ke sini bawa asyifa, mama ada urusan katanya" jawab alvero di angguki adeeva.



"ASSALAMUALAIKUM, HAI KAKAK IPAR DAN ABANG LAKNAT APA KABAR KALIAN" teriak seseorang saat memasuki kamar rawat adeeva, siapa lagi kalo bukan andika adik alvero.

"diam pekok" alvero melempar sendok ke kepala andika.

"al ihh ntar kena asyifa gimna" omel adeeva memukul lengan alvero.

"maaf sayang"

"BUCIN BANGET HERAN GUA" teriak andika lagi yang masih menggendong asyifa.

"BACOT AN-"
Plak

"sakit deev" pipi alvero di tampar oleh adeeva, sedangkan andika tertawa keras.

"kasar banget lambe nya heran" omel adeeva

"mampus" ucap andika yang masih ketawa keras.

"nih kak" andika mendudukan asyifa di sebelah adeeva.

"mama" ucap asyifa dengan suara serak nya, adeeva mencium seluruh wajah asyifa menyalurkan semangat.

"mama gak papa nak" ucap adeeva dengan suara lembut nya.

"asyifa udah mam blom?" tanya alvero yang di jawab anggukan oleh asyifa

"wortel nya habis?" tanya alvero lagi

"cipa nda like woltel paa" jawab asyifa menutup mulutnya tanda ia tak suka makan wortel.

"trus siapa yang habisin wortel syifa?" tanya adeeva mengeluh puncak kepla putri nya

"uncle emoyy Xixixi" jwab asyifa dengan kekehan kecil sambil menunjuk andika yang sedang asik memakan buah apel.

"bilang apa sama uncle moy?"

"maci uncle moy, cipa tayang moy Xixixi" ucap asyifa memberikan flay kiss ke andika

Fyi asyifa memanggil andika dengan sebutan uncle moy(gemoy) karna dulu andika suka memanggil asyifa dengan kata gemoy jadi asyifa menyebut uncle moy

Sedangkan asyifa memanggil kakak adeeva dengan sebutan aunty cipit krna mata nya yang sipit
Ada ada saja asyifa.

"Iya sama sama mbul, lain kali moy gk mau bantu mbul makan wortel nya deh" ucap andika pura pura marah ke asyifa

"ehhh nonono moy, halus bantuin cipa" ucap asyifa berdiri dari duduk nya dan menggoyang goyangkan tubuhnya dengan gemas

"gk mau"

"mau"

"gk"

"mau

"udah udah kenapa ribut sih" lerai adeeva karna pusing mendengar suara anak nya dan adik ipar nya yang berantem

"ya udah kak bang gua pamit dulu ya, ada urusan biasa" pamit andika ke alvero dan adeeva.

"mbul moy balik ya, jangan nakal besok main lagi sama moy ok" ucap andika mengeluh kepala asyifa

"ciap moy cee u" setelah berpamitan asyifa memilih mengobrol apa saja yang dia lakuin saat adeeva di rumah sakit.
Sampai ia capek dan tertidur di sebelah adeeva

"cristal gimana keadaan nya?" tanya adeeva membuka suara

"kamu tenang aja aku udah urus cirstal" jawab alvero mengeluh puncak kepala adeeva.

"harusnya aku gak keluar sendirian waktu itu" adeeva menundukkan kepala nya tanda ia menyesal

"hustt, musibah gak ada yang tau yang terpenting sekarang kamu baik baik aja" ucap alvero memeluk adeeva dengan erat.

Adeeva merasa tenang di pelukan alvero sangat tenanga, dia merasa aman saat di samping alvero sungguh adeeva berterimakasih kepada orang tuanya yang telah menjodohkan mereka.

Sekrng waktunya alvero dan adeeva membangun rumah kecil mereka dari awal, membuat sebuah istana kecil untuk keluarga nya.

"gua sayang adeeva" bisik alvero sambil mencium pipi adeeva

"gua sayang kulkas berjalan" balas adeeva dan memeluk alvero.

[END]
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"karna kau rumahku, tempat di mana aku bisa menangis dan tempat di mana aku bisa pulang"

[20 november 2020]










Hai, terima kasih udah mau baca cerita aku. Maaf mungkin gk seusai ekspektasi kalian tapi aku sudah berusaha sebaik mungkin.

Terimakasih udah mau nunggu lama, aku bukan penulis yang jago dan mahir, aku hanya remaja yang iseng iseng nulis dan kebetulan juga tulisannya di sukai banyak orang
Terimakasih sekali lagi

See u next story💗🙏🏻

ALVERO DAN ADEEVA||✔️[OTW REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang