Mingyu

995 140 45
                                    

"Kopi?"

Mingyu menggeram sebagai jawaban. Matanya Fokus pada berkas yang tertata di atas mejanya. Secangkir Kopi hitam buatan Minghao sampai diatas meja kerja Mingyu. Masih mengepulkan asap tanda Kopi benar benar panas. "Sore ini ada Jadwal apa?" Tanya Sang bos masih Fokus membaca berkas.

"Bapak mau ikut cek bulanan ke Sentul?"

"Kamu bisa pergi sendiri?"

"Bisa pak."

"Yasudah. Berarti Sore ini saya kosong?"

Mingyu dapat melihat sang Sekretaris menggeleng sambil tersenyum kecil. "Bapak ada Wawancara sama koran lokal." Minghao menarik Berkas yang hampir tertumpahkan kopi saat Mingyu mengambil Cangkir itu. "Wawancaranya paling lama satu Jam Baru setelah itu bapak gak ada Janji lain."

"Jam berapa wawancaranya?"

"Jam 4."

"Hm bagus, Kamu Bikin Jadwal hari ini agak Kosong? Kenapa?"

Minghao diam. "Gak kenapa napa Pak, ini emang Jadwal bapak." Ia lantas mengambil Tab nya yang Ia simpan di atas Meja Mingyu. "Karna bapak gak mau ikut kesentul, jadi bapak kosong sampai Malam."

"Kamu ke sentul jam berapa?"

"Jam 5?"

"Kok tanya saya?"

Mingyu sudah menatap Minghao sekarang. Tatapannya datar namun tak menusuk. Yang ditatap juga berekspresi sama. "Kalo saya boleh minta izin Berangkat Jam 3 boleh pak?"

"Berarti pas Wawancara kamu gak sama saya?"

Minghao mengangguk. Namun Mingyu malah menggeleng sebagai jawaban. "Berangkat Jam 5 aja. Saya gak mau wawancara kalo gak ada Kamu."

Mingyu sangat terlihat Egois disini sekarang. Memang bukan masalah bagi Minghao untuk berkendara dan pergi ke sentul sendiri yang kemungkinan akan berakhir ia pulang malam malam. Tapi sikap Manja Mingyu yang tak pernah mau ditinggal Minghao selalu membuat Sekretarisnya terkekang. Dan sekarang Minghao mendengus pelan.
Pria itu keluar dari Ruangan Mingyu.

Putra Tunggal keluarga Kim. Mingyu,  Diwariskan Perusahaan besar, Wajah Tampan, tubuh sehat juga otak seksi yang selalu ahli dalam berpikir. Mingyu sangat sangat sempurna.

perusahaan Sang Ayah Mampu ia buat naik daun di tahun ke 3 nya menjabat sebagai Direktur utama disana. Dirinya bahkan sudah terkenal seantero negara sebagai Bos muda yang mampu menguasai Asia tenggara.

Tak ada yang tak memuja seorang Kim Mingyu. Sikap nya dingin namun baik. Jika beruntung, seseorang akan mampu melihat sisi Friendly Mingyu yang biasa ia keluarkan hanya Pada Orang orang dekat. Pekerjaannya rapih, Dibuktikan dengan Suksesnya ia sekarang.

Namun tidak Dengan Minghao. Mingyu sangat sadar kalau sang Sekretaris itu kesal dan tak suka padanya. Ya, alasan pertama adalah karna Mingyu sudah membelinya secara tak langsung. Mengikatnya dalam kontrak yang menurut Mingyu sih tak terlalu lama. Tapi alasan utamanya adalah karna Mingyu bergantung hidup padanya.

Sejak membuka matanya di Pagi hari, semua Urusan Mingyu itu Minghao yang urusi. Mulai dari menyiapkan air untuk mandi, sarapan, menyiapkan pakaian dan persiapan pagi hari lainnya. Lalu Minghao mengurusi pekerjaan Mingyu dikantor layaknya Sekretaris pada umumnya. Mengantarnya kemana pun bak supir Pribadi. Memilih Makanan untuk Mingyu makan dari pagi sampai malam. juga belanja bulanan dan membersihkan Rumah sang Bos. Minghao benar benar mengurusi Mingyu bahkan sampai ia tahu ukuran Celana dalam Pria kepala 3 itu.





"Hei Gue punya Coklat."

Mingyu melirik keluar ruangannya. Teriakan dari salah satu Karyawan nya dibagian sekretariat yang sekarang sedang berdiri di depan meja Minghao terdengar jelas ditelinganya. Mingyu mendengus, menekan tombol panggilan pada Minghao lalu beberapa detik kemudian kepala Minghao menyembul di pintunya.

5 yearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang