I like me better

798 129 18
                                    


Suara jari Minghao yang mengetuk ngetuk ponselnya ke dashboard mobil sama sekali tak mengganggu Mingyu. Pria 31 tahun itu masih bisa fokus menyetir bahkan saat lirikan Minghao padanya terasa jelas.

"Jadi kamu mau makan pinggir jalan?"

"Iya."

"Okay."

Minghao lagi lagi membuang nafasnya pelan. Sekitar 15 menit lalu saat Minghao bersiap duduk di kursi pengemudi Mingyu menahannya dan bilang akan menyetir. Minghao sangat kaget karna sebelumnya ia tak pernah duduk di kursi penempang apalagi di sebelah Mingyu!

"B-bapak kalo punya saran lain boleh kok! Saya ikut bapak aja!"

"Kenapa kamu ngomong di teken gitu? Kamu gak suka saya setirin?"

"gak gitu... " Minghao melirik Mingyu, ralat, Minghao menatap Mingyu. "Saya takut bapak gak suka."

"Suka."

"Bapak kan belum pernah makan di kaki lima."

"Kalo kamu suka, saya juga pasti suka."

"Cih... "

Minghao tak bisa bohong kalau sekarang dadanya berdegup cepat. Terimakasih pada gelap nya malam yang berhasil menutupi pipinya yang memerah. Mingyu memelankan laju mobil saat ia melihat lampu lampu terang Dengan banyak gerobak terparkir disebuah gang. "...itu?"

"Ah, night market!"

Mingyu tahu, gang itu pasti penuh pedagang yang berjualan malam hari. Ya iyalah, bodoh. Pria itu lantas segera memarkirkan mobil di tempatnya. Sudah banyak kendaraan terparkir disana, ada seorang anak muda yang membantu Mingyu parkir di bantu peluitnya, Anak muda itu lantas tersenyum kala mobil Mingyu berhasil terparkir.

Minghao juga, ia senang saat Mingyu malah membelokan mobilnya keparkiran. Artinya mereka akan haunting makanan di gang itu. Tapi Minghao sedikit khawatir, sekarang ini Jumat malam, Banyak orang.  Minghao takut Mingyu malah risih dan tak suka.

"Bapak mau makan disini?"

"Ya, kamu kan yang mau."

"Tapi sekarang rame. Bapak kan baru aja meeting tadi sore. Bapak pasti capek, terus—"

"Kamu takut saya marah marah gak jelas?"

"huum."

"Kamu tau alasan saya suka marah kalo di tempat rame?"

"Soalnya ganggu?"

"Soalnya gak ada kamu."

Minghao lagi lagi dibuat berdebar karna suara dan tatapan Mingyu yang begitu lembut. Kalau dipikir pikir memang benar, Mingyu selalu tiba tiba mengamuk dan badmood di tempat ramai saat sekretarisnya—Minghao—jauh darinya. Walau pun Mingyu pasti tetap bersikap profesional saat di depan orang orang, namun tetap saja saat dihadapan Minghao Direktur muda itu pasti akan mengeluh dan marah setelahnya.

"Ayo."

Mingyu turun lebih dulu. Minghao menyusul. Saat akan berjalan, Mingyu kembali mobil, ia bilang lupa sesuatu. Pria itu membuka pintu Penumpang belakang lalu mengambil sebuah kamera dan berjalan kembali kesebelah Minghao.

"Udah lama gak foto foto."

"Iya, udah lama gak liat bapak pegang kamera."

Kedua Pria itu mulai masuk ke area Night market. Ramai, lampu warna warni menghiasi langit langit gang tersebut yang tanpa bintang. Wangi berbagai makanan tercium sedap. Minghao tersenyum senang, sudah lama tak melihat hal seperti sekarang.

5 yearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang