Hantuuuu!

764 135 11
                                    

"Minghao."

"Hm?"

Mingyu melihat kedepan. Sang sekretaris sedang asik menikmati lagu di radio mobil. Lagu lawas yang tenang sepertinya membuat mood Minghao membaik.

"Tadi ketemu siapa?"

"Gak ada urusannya sama bapak."

Mingyu mengernyitkan alisnya, perasaan, Minghao kelihatan senang tapi kenapa mulutnya begitu tajam? "Maaf saya malah bikin bapak Nunggu."

"Iya saya mau tau alasan kamu pulang sampai malam begini itu apa."

Minghao melirik kebelakang. ternyata sang bos sedang menatap dirinya fokus. "Temen pak."

"Temen apa yang sampe malem gini mainnya."

Minghao terkekeh kecil. Entah kenapa ia suka jika Mingyu sudah marah dengan suara merajuk padanya. Terus apa katanya tadi? Kata katanya seperti orang tua yang memarahi anaknya.

Minghao yang mood nya sedang bagus karna lagu kesukaan nya di putar tiba tiba ingin terus membuat sang bos kesal. Ia lantas melirik Mingyu menatapnya gemas sambil tersenyum. "Kenapa pak? Cemburu?"
Tanya pria kurus itu dengan nada bercanda.

"Iya."

"Kalo mau main atau ngedate sama Saya aja."

"Gak usah cari orang lain."

Bagus. Sekarang Minghao kebingungan.


.


"Bapak belum bayar Wifi?!"

Minghao berteriak dari dapur. Dia tak tahu apakah suaranya terdengar atau tidak oleh sang bos yang sedang membersihkan diri di kamarnya. Tapi Minghao tak peduli. Ia melanjutkan acara mengumpatnya karna Ipad yang ia pegang tak berfungsi gara gara tak ada internet.

"Lah? Kan kamu yang harusnya bayar?"Mingyu berjalan melewati dapur. Melenggang ke arah ruang tv Tanpa melirik sang sekretaris yang sedang memajukan bibirnya kesal sambil menatap Ipad. "Tapi tadi Hp saya fine fine aja."

Minghao membuang nafas frustasi. Mengambil ponsel di saku celananya untuk mengoogling resep makanan seperti niatnya tadi. Dan ya tetap tak bisa. Internet nya tak ada.

"Gak bisa!"

"Gak usah teriak. Hp mu rusak mungkin."

"enggak gak papa kok!  Tad—"

Mingyu berhenti menatap Televisi. Menelisik ke arah dapur mencoba menebak kenapa sang sekretaris menghentikan kata katanya. "Minghao?"

Tak ada jawaban. Mingyu mencoba tak peduli. Kembali pada Tv nya yang baik baik saja tanpa kendala. Mingyu lantas terkekeh saat menerka apa yang terjadi pada sang sekretaris. Minghao pasti tak mengaktifkan mode wifinya tadi. Dasar.

20 menit bersantai di depan televisi membuat Mingyu lapar. Pria itu berdiri, merenggangkan badannya dan berniat pergi kedapur. Namun saat ia akan masuk kearea dapur, ia berpapasan dengan Minghao yang sudah rapih bersiap pergi.

"Kamu udah selesai masak?"

"Iya. Saya bikin Sup buntut." Minghao mengencangkan jaket kulitnya."Saya udah bungkus buat makan malam saya." Ucapnya sambil menunjukan tentengan tupperw*re didalam keresek.

"Kenapa buru buru?"

"Pak ini udah jam 9!"

"Terus?"

"Waktunya saya pulang. Tugas saya udah beres. Bapak tinggal makan terus istirahat. Saya juga harus pulang ter—"

Mingyu tanpa aba aba menggendong Minghao yang sedang bicara ke arah dapur. Pria kurus itu membatu saat sang atasan menggendongnya seperti sebuah karung beras. Minghao masih kaget bahkan saat Mingyu mendudukannya di kursi meja makan. Pria dengan jaket kulit dan keresek ditangannya membatuk keras saat sadar apa yang terjadi.

"Buka jaketnya."

Mingyu sudah menyimpan 2 piring nasi diatas meja dan Satu mangkuk berisi sup. "Kamu mau makan yang di Tupperware apa mau saya ambilin lagi?"

"Ah ah! Ini! Ini aja."

Minghao buru buru membuka wadah itu. Menganduknya sambil mata sibuk melirik Mingyu. Pria dengan rambut yang menutup dahinya, kaos santai yang hanya Minghao lihat saat Mingyu tidur saja dan wajah polos tanpa raut serius dan mengesalkan.

"Muka bapak kayak anak anjing."

Mingyu terbatuk kaget. Minghao juga. Ia tak sadar apa yang telah ia katakan. Jadi sekarang Minghao mulai menyendok nasi dan mulai makan.

"Apa kamu bilang?" Tanya Mingyu setelah mengelap bibirnya yang semula kotor akibat terbatuk saat makan. "Anjing?"

"Puppy!"

"Siapa?"

"Hantuuu! "

"Siapa Xiu Minghao?"

"Yang pasti bukan saya."

"Terus saya?"

Minghao diam. Memilih Mengunyah makanannya cepat—bukan kebiasaannya. Mingyu menggeleng lalu tiba tiba bersuara. "Hantyuuu~" Ucapnya meledek kata kata sang sekretaris tadi.

Sekretaris yang sudah melepas jaket kulitnya itu mendelik. Namun tak henti henti mencuri pandang pada Sang Bos yang auranya berbeda sekali dari biasanya.

Minghao memang terbiasa melihat mingyu dirumah. Wajah bangun tidurnya, wajah kesal akibat ada masalah dikantornya, Wajah mabuknya dan Wajah tertidur Mingyu. Namun Minghao tak pernah Memperhatikan Mingyu seperti sekarang. Biasanya Pria kurus itu hanya melihat Mingyu seperlunya. Tak dalam, jadi wajahnya tak pernah terlihat semenawan sekarang.

"Kalo saya puppy kamu apa?"

"Saya Minghao."

"Harus hewan juga."

"Yaudah saya burung."

Mingyu tak bicara. mulutnya bergerak sibuk mengunyah. "Gak pantes."Katanya sambil membuang muka. "Kamu cocoknya katak."

"Kok katak?"

"No reason."

"Ya ada alasan lah pak. Masa tiba tiba saya jadi katak."

"Terus alasan saya Jadi anak anjing di mata kamu apa?"

Minghao menatap Mingyu sinis. Ya, Mingyu sedang mengangkat dagu dihadapan Minghao membuat Minghao merasa tertantang untuk melawannya. "Soalnya bapak kayak anjing."

"Maksud kamu?!"

"Aaaaah! Bukan di kata negative! Di kata positif nya! Bapak lucu!"

Minghao yang sudah tertunduk takut karna mendengar Mingyu menaikan suaranya langsung membuka mata pelan saat Suara tawa sang atasan terdengar. Mingyu tertawa pelan sambil memegangi perutnya.

Minghao bingung.ia hanya melanjutkan makan sambil sesekali ikut terkekeh gara gara tawa Mingyu yang menular.

Dan Makan malam Seorang bos dan sang sekretaris yang sesekali saling meneriaki satu sama lain itu berlanjut. Makan malam berjalan cukup panjang dari biasanya. Gara gara mereka yang terlalu sibuk mengangumi satu sama lain dalam hati.










Double update karna aku kangen Gyuhao :'

5 yearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang