"Have a bad day, hm?"

847 121 10
                                    


"Yaudah di apart gue aja."
Minghao mengaduk teh nya sambil telinga dan pundak mengapit ponsel tipisnya. "Jadi Tahun baruan di Jakarta kan Lo?"

Suara Soonyoung diujung sana Terdengar bersemangat. Pria Sipit Nan cubby itu katanya ada rencana mengejutkan Sang kekasih dengan datang ke Jakarta tanpa Bilang terlebih dahulu, Jadi Soonyoung Minta Bantuan Sang sahabat— Minghao untuk membiarkannya menginap di Apartemen nya.

Minghao menyimpan ponselnya. Berjalan dengan santai ke meja Kerja setelah selesai dengan urusannya di pantry sana. pria itu melirik ke arah jendela ruangan Mingyu yang kosong. Sang Bos belum kembali dari acara makan siang nya bersama Sahabat sahabatnya.

Minghao memang tak berminat Ikut, apalagi Saat Mingyu mengijinkannya beristirahat dan menulis. Ah, kali Ini Minghao benar benar merasa beruntung punya Bos seperti Mingyu.

Tapi Minghao sang sekretaris profesional tentu tak akan lupa dengan pekerjaan nya. Jadi sekarang Pria manis itu mulai kerjakan apa yang harus ia kerjakan. Mulutnya tak henti bersenandung senang.

Nayeon dan pegawai lain sempat mengira Minghao bipolar atau semacamnya. Karena perubahan sikap yang drastis dari 3 hari lalu. Iya, 3 hari lalu saat Mingyu hampir memperkosa Minghao. Dan sekarang Minghao dan Mingyu bak pasangan baru.

Tidak... Mereka tak Berpacaran. Jangan harapkan itu kawan, Mingyu cuman sebatas bos dan 'teman' untuk Minghao.

"Merry Christmas hao!"

"Natal masih Lusa."

"Ih! Bilangin Pak Mingyu gih, Cutinya agak lamaan dong tahun ini!"

Minghao memutar mata malas. Menggeleng tegas pada teman teman kantornya itu.

"Bilang sendiri. Kalian pikir saya siapa?"

"Sekretaris nya lah.. Pacar juga kan?"

Pyur!

Teh di mulut Minghao keluar cukup banyak. Matanya membola karena kaget. Ucapan haechan memang  meresahkan.

"P-pacar apaan lo?!"

"Idih, kenapa kaget gitu. Perasaan gak cuman sekarang lo di bilang pacar nya Pak Mingyu."

Yang lain mengangguk setuju. Mulai menggoda Minghao lagi yang tentu mendengus dengan bibir maju. Kesal dan kaget tentu saja.

Memang, rasanya berbeda sekarang. Dulu, Minghao hanya menganggap Teriakan "Pacar" dari orang dan netizen sebagai angin lalu. Tak memikirkannya dan bersikap profesional. Tapi sekarang? entahlah, Minghao bahkan malu membayangkan wajah Mingyu. Apalagi saat sadar kalau dirinya punya perasaan pada bos muda itu. Eh! Tunggu! Mingyu juga punya! Ah Minghao benar benar Malu!

.
.
.

"Langit bulan desember kenapa selalu cantik ya."

Minghao ngelirik keluar jendela sambil berusaha cari cantiknya dimana. "Tapi sekarang mendung pak." Katanya lalu tarik tuas disebelahnya. "Cantik emang?"

"Maksud saya kalo cerah, mana ada Mendung gini cantik."

Minghao mengangguk anggukan kepalanya, menikmati alunan musik kecil yang ada di radio mobil yang di tumpanginya. "Walaupun mendung tapi saya suka suasana nya."

"Mendung itu bikin suasana jadi mellow. Kok kamu suka?"

"Mendung mendung gini enaknya dirumah. Minum yang hangat hangat, terus tiduran di kasur atau hal yang bikin nyaman lainnya."

"Hm, mau mu."

Minghao terkekeh kecil. Di luar sudah mulai gerimis dan rumah Mingyu sudah dekat. Minghao berharap bisa pulang ke apartemen nya sebelum hujan lebat turun. Soonyoung akan sampai jam 7, jadi dia harus sudah disana sebelum Pria sipit itu sampai.

5 yearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang