kunci

737 129 12
                                    

Minghao menelan ludahnya kasar. Ekspresi Mingyu terlihat benar benar menyeramkan dari biasanya karna wajahnya sangat dekat dengan wajah Minghao.

"Padahal saya udah izinin kamu belanja tadi. Saya pikir kalau saya biarin kamu pergi, kamu bakal kerja lebih baik. Tapi ternyata malah lupain saya."

Mingyu menarik Minghao mendekat. Menubrukan tubuhnya dengan tubuh sang bawahan. Membiarkan kepala Minghao tenggelam di dadanya. "Saya mau kamu peluk saya sampe besok."

"h-hah?"

Mingyu mengeratkan pelukannya. Menyimpan kepala diatas kepala Minghao yang sedang hilang fokus karna perlakuan sang bos yang tiba tiba. Ayolah! Wajah garang dipajang Mingyu namun perlakuannya begitu manis! Aneh sekali!

"Xiu Minghao."

"I-iya pak?"

"Saya bilang saya mau kamu peluk saya." ucap Mingyu karna Minghao tak membalas pelukannya.

Minghao buru buru melepas pelukan Mingyu susah payah. Menengadah menatap sang atasan yang sekarang menatapnya dengan mata berbinar seperti seekor anak anjing minta di manjakan. "Bapak gak papa?"

"...."

"Kalo bapak mau hukum saya ya boleh, tapi jangan gini! Saya takut pak. Bapak gak kesurupan kan?"

Mingyu membuang nafas berat. Memilih mulai membuka vest yang masih ia kenakan sambil berjalan menuju ruang tidur dengan wajah datar."Udahlah, sana ke kamar mu. Kamu gak bisa di ajak romantis."

Minghao mengeluarkan ekspresi herannya. Membiarkan Mingyu berlalu tanpa membantu Pria itu membuka baju. Minghao memilih mendekat pada telepon di ujung ruangan. Berniat menghubungi Pegawai hotel untuk membantunya membuka pintu kamarnya yang terkunci dari dalam.

"Iya Mas, saya tunggu ya."

Minghao menyimpan gagang telepon itu. Duduk menatap kosong sambil menahan senyum. Pipinya sebenarnya sudah memerah sejak tadi. Perutnya geli seakan sekumpulan kupu kupu terbang didalam sana. Dadanya berdetak kencang. Yatuhan, Minghao tiba tiba dipeluk Mingyu tanpa alasan! Minghao jadi tak karuan.

"Kenapa masih disini?"

Mingyu tanpa atasan sedang berdiri dibelakang Minghao. Apa apaan! Minghao jadi tambah kaget sekarang!

"S-saya lagi—"

"Sini."

"Hm?"

"Kesini."

Mingyu menyuruh Minghao mendekat. Berdiri tepat dihadapannya dan menatap Dada polos tanpa sehelai benang miliknya.

Pipi Minghao bertambah panas kala tangan besar Mingyu mengusap wajahnya lembut. "Gimana ini. Saya makin pusing mikirin kamu."

Mingyu menatap Minghao lembut. Tangan kananya masih sibuk membelai pipi tirus Minghao yang juga sedang menatap nya.

"Kenapa?"

"Apa?"

"Kenapa Mikirin saya?"

Mingyu tersenyum kecil. Memindahkan tangannya ke rambut sang sekretaris. Menyisirnya pelan. "Saya pengecut."

"Hm?"

"Saya gak berani ngomong sama kamu padahal kamu setiap saat di deket saya."

"Maksudnya?"

Mulut Mingyu ikut menganga saat ia lihat Minghao bertanya. Pria 31 tahun itu lalu menggeleng cepat untuk menyandarkan nya dari bibir indah Minghao yang mengganggu pikirannya. Minghao bingung. Ia benar benar gengsi memperlihatkan sikap salah tingkahnya sekarang, jadi Pria manis itu memeras tangannya sendiri mencoba tak berteriak senang.

5 yearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang