81

270 24 26
                                    

Acara pernikahan Serim dan Yuvin benar-benar tertutup, tanpa wartawan. Mereka hanya mengundang kawan-kawan dekat Yuvin serta anggota Cravity yang lain, dan keluarga inti mereka berikut ibu dari Seobin tentunya.

Seusai pemberkatan, Serim berlari ke arah wanita itu dan bersimpuh di kakinya.

"Tante.. makasih tante mau dateng..." ujarnya dengan mata yang berkaca-kaca. Wanita itu pun berlutut di hadapan Serim dan menangkup pipi berisinya.

"Tante yang makasih karna kamu berbahagia. Ini yang Seobin mau buat kamu, buat kalian berdua. Jadi.. mana cucu tante?"

"Disana tante.. lagi dipangkuin sama anak-anak," Serim menoleh ke arah kawan-kawannya yang berkumpul di meja bundar. Ia pun membantu wanita di hadapannya berdiri dan merangkulnya, menuntunnya ke meja tersebut.

"Tante... sini tante duduk," ujar Taeyoung seraya bangkit dari tempat duduknya. Ibu Seobin pun duduk disana sembari menatap satu per satu kawan-kawan baru putranya.

"Masih muda-muda banget ya kalian, tante jadi minder," wanita itu tersenyum ramah. "Tante mau gendong Byeonghwi, boleh pinjem? Kamu kayaknya suka banget sama anak kecil.." ia menepuk punggung Jungmo yang duduk tepat di sampingnya.

Jungmo pun memindahkan Byeonghwi ke pangkuan wanita itu, seulas senyum menghiasi wajah manisnya. Sementara Taeyoung menduduki paha Seongmin tanpa aba-aba, membuat kekasihnya itu memekik pelan dan memukul punggungnya.

"Apa-apaan? Kok nggak tau diri sih? Kamu pikir kamu sekecil Byeonghwi?" tukasnya.

"Kok kamu galak sih?" ringis Taeyoung, ia lalu menepuk pelan perut Seongmin. "Perasaan baru bikin semalem.. apa udah jadi ya?"

Seongmin yang terlampau malu pun menenggelamkan kepalanya di punggung Taeyoung untuk bersembunyi dari tatapan terkejut kakak-kakaknya.

"Don't look at me like that.. I'm now legal!" dengus Seongmin.

Serim buru-buru membawa ibu Seobin pergi dari sana, mengantarkannya ke meja tempat para orangtua berkumpul.

"Maaf ya tante.. temenku pada bikin malu," cicit Serim.

"Nggak apalah, tante juga pernah muda kok. Yang penting hati-hati," wanita itu meremat bahu Serim dengan gemas.

Sementara Seongmin, ia telah berpindah ke pangkuan Taeyoung. Ia duduk dengan sedikit miring karena ia masih merasakan ngilu di bawah sana. Ia menyandarkan kepalanya pada bahu Taeyoung, dan itu membuatnya terlihat semakin mungil.

"Okay, I got some good news as well," ujar Minhee tiba-tiba, membuat kawan-kawannya sontak menatapnya antusias. "Taman kanak-kanak gue sama Jungmo, minggu depan udah bakal diresmiin."

"Wait what? Minhee, lo bikin sekolah? Kok kita nggak tau?" sahut Allen.

"Iya. Ini bakal sekalian jadi daycare, buat anak-anak yang orangtuanya sibuk. Gue nggak mau mereka ngerasa dibuang kayak gue dulu.. that's why I did it."

"Gue juga baru dikasih tau semalem! Dia bener-bener nggak bilang apa-apa.." timpal Jungmo.

"Well, I did it for you too. Kamu selalu suka anak-anak.. kamu bakal ketemu sama banyak dari mereka nanti. Hampir tiap hari. I did it to make you stop griefing, my dear. Lagian katanya itu jinx. Kalo kamu ada di sekitar anak-anak terus, siapa tau ada keajaiban 'kan?"

"Makasih, Minhee.." Jungmo mencicit lalu mengecup pipi tunangannya itu.

"Tawaran aku masih berlaku kok, kak," ucap Seongmin seraya meraih tangan Jungmo di atas meja.

THE TRUTH THAT LIES WITHIN 2.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang