18

385 42 102
                                    

"Kak Yuvin.."

Seobin dan yang lain menegang di tempatnya saat mendapati Yohan telah mencabut selang infusnya dan berusaha bangkit dari kasurnya, sebelah tangannya menggapai ke arah Yuvin yang berdiri di barisan paling depan.

Suara Yohan terdengar parau dan lemah. Yuvin buru-buru menidurkannya kembali di atas ranjang rumah sakit dan mengecup pucuk kepalanya.

"Kamu tiduran aja ya? Kamu masih lemes, suaramu aja masih pelan gitu," ujar Yuvin lembut.

Yohan pun menggeleng ribut.

"Mau pulang. Mau tidur sama Hyunho.."

"Hyunho kita bawa kok, kamu kangen-kangenan dulu sana sampe puas. Kakak janji, besok kamu udah bisa pulang. Tapi kamu tidur dulu yang cukup ya? Tuh, kantong matamu udah gelap," Yuvin mengusap bagian bawah mata Yohan dengan ibu jarinya.

"Kok gue tiba-tiba nge-ship Kak Yohan sama Kak Yuvin ya?" celetuk Minhee. Jungmo lantas memberi pukulan keras pada bagian belakang kepalanya. "Ya abisnya!! Liat aja yang ada pas susah siapa, Junho mah mau enaknya doang," protes lelaki jangkung itu kemudian.

"Mereka tuh udah temenan dari kecil. Makanya ada pepatah, kalo lo punya pacar tuh temen lo jangan dilupain. Yang nolongin pas susah juga pasti temen.."

"Oh.. santai. Gue mah bisa jadi temen sekaligus pacar sih Mo, hehe," kekeh Minhee, tanpa rasa bersalah. "Tanya aja sama Seongmin. Iya 'kan?"

"Iya! Bisa buat curhat kayak temen tapi bisa dicium-cium kayak pacar!" cengir Seongmin.

"Hah? Cium apanya??" sewot Jungmo.

Minhee mendecakkan lidahnya dan menyeret Jungmo keluar dari kamar rawat Yohan.

"Apaan nggak?!" tukas Jungmo. Wajahnya seketika memerah menahan emosinya sendiri.

"Jadi.. kemaren malem tuh dia liat kita Mo, di balkon. Terus tadi pas lagi didandanin 'kan aku bareng sama dia, dia nanya. Kita pacaran ya? Gitu. Aku bilang nggak.. terus dia nanya lagi kenapa kita ciuman. Yaudah, biar diem aku bilang aja aku kalo bercanda emang gitu..."

"Terus kamu nyium dia juga?" Jungmo memicingkan matanya.

"Iya. Di pipi.. mana mungkin Mo sampe bibir. Nggak tau diri itu namanya," Minhee meringis. Jungmo dalam mode macan rupanya cukup menakutkan juga, apalagi dengan riasan tebal yang masih menempel di wajahnya.

"Ya awas aja. Aku tau kok, dia manis nggak kayak aku. Ngekorin kamu kemana-mana mulu juga. Sampe ke toilet juga ngikut.. mau ngintip apa gimana?" sinis Jungmo.

"Otakmu tuh ya. Emangnya dia kayak kamu," Minhee menyentil bibir Jungmo pelan. "So.. you're jealous now huh? How cute.."

"Nggak! Aku nggak cemburu! Aku marah!!" Jungmo menghentakkan sebelah kakinya, persis seperti bocah.

"Aduh aduh.. iya Mogu-ku, itu namanya cemburu. Jadi bangga deh.. akhirnya ngerasain dicemburuin," Minhee memamerkan cengirannya, lalu memberi Jungmo pelukan dari samping. Dagunya ia tumpukan begitu saja pada pucuk kepala Jungmo.. tentu saja ia bisa semudah itu melakukannya.

"Kalo suatu saat dia nembak kamu, kamu bakal jawab apa? Aku nggak nyangka soalnya kalo dia ternyata suka beneran sama kamu, kirain dia emang gitu ke semuanya..."

"Dari awal juga dia udah nyatain suka sama aku, tapi nggak pernah aku jawab. Aku bilang aja.. 'kan kamu adek aku juga'. Langsung cemberut anaknya.. gemes. Tapi kasian.. gimana ya? Apa kita jodohin aja? Temen kita ada yang jomblo nggak sih?"

"Jaemin tuh masih jomblo, tapi bawah. Lagian nggak lucu nanti kayak anak kembar. Jeno?" gumam Jungmo.

"Pacar Wonjin, pinter," dengus Minhee.

"Aku sampe lupa mereka pacaran. Wonjin nggak pernah keliatan ngebucin. Aku malah suka mikir, kenapa ya dia nggak suka ke anak-anak lain aja. Mereka semua tuh pada bucin anjir sama Seongmin, pipinya dipegangin terus. Tapi tetep aja nempelnya sama kamu," Jungmo mencebikkan bibirnya.

"Itu berarti selera dia bagus!" ucap Minhee bangga.

"Ma, mama sama Kak Sel mau kemana?" Seongmin terdengar mencicit. Tiba-tiba saja pintu kamar rawat Yohan terbuka, dengan Serim dan Seobin yang berjalan berdampingan dan Seongmin yang mengekori mereka.

"Mau beli jajanan, kalian pada laper 'kan?" sahut Serim, sekaligus bertanya pada Minhee dan Jungmo yang belum mengubah posisi intim mereka.

"Ih pada peluk-pelukan! Aku juga mau!" Seongmin menabrakkan dirinya pada Jungmo dan ikut memeluknya. "Kak Mogu kedinginan ya?" Seongmin mendongak, menatap Jungmo dengan mata besarnya yang berbinar lucu.

"Nggak kok, gue cuma capek banget hari ini makanya minta dipeluk.." lirih Jungmo. Entah mengapa, bagaimana Seongmin menatapnya barusan membuatnya merasa sedikit bersalah.

"Besok aku bakal melukin kakak tiap break, kalo gitu," cengir Seongmin. "Biar capeknya ilang."

"Dek, ikut nggak? Mau ke Circle K," ujar Seobin.

"Ikuut!" secepat kilat, Seongmin telah berpindah dan menggamit lengan Seobin. Jungmo spontan menyentuh perutnya sendiri sembari menyunggingkan senyumnya.

"Liat Seongmin selucu itu, jadi cepet-cepet pengen punya adek bayi," ujar Jungmo pelan.

"Silakan, tapi jangan sama aku!" sahut Minhee sembari mengendikkan bahunya.

- - -

Sementara di dalam ruangan Yohan, Hyungjun dan Wonjin telah tertidur di sofa dengan saling bertumpuk. Yuvin tengah memberikan susu Hyunho, sedangkan Yohan tampak sibuk mengutak-atik ponselnya dengan kening berkerut dalam.

"Han? Kamu kenapa?" tanya Yuvin, sedikit hati-hati.

"Ini siapa yang kasih tau Junho kalo aku di rumah sakit?" ujar Yohan, nada suaranya terdengar cemas.

"Seongmin sama aku, emang kenapa? Dia berhak tau 'kan?"

"Aku harus jawab apa? Aku takut dia kepikiran.." cicit Yohan.

Rasanya, Yuvin ingin sekali membanting botol susu Hyunho hingga berceceran. Bisa-bisanya Yohan justru mengkhawatirkan Junho dalam kondisi seperti ini...

"Han, kamu tuh abis keguguran. Bisa nggak sih pikirin diri kamu dulu?" ujar Yuvin dingin,

"Itu juga kak.. aku nggak mau dia tau dulu. Tolong, siapapun jangan ada yang bilang. Aku takut dia nyalahin aku. Soalnya aku emang berhenti KB udah lama banget, toh dianya jarang pulang juga. Aku takut dikira nggak becus.."

"Astaga Yohan!! Kamu tuh emang selalu sebodoh ini ya? Pantesan aja Junho seenaknya dia aja sama kamu!" bentak Yuvin.

Hyunho yang berada di gendongannya seketika menangis keras. Yohan mengulurkan kedua tangannya yang sedikit gemetaran, meminta putranya dipindahkan ke dalam dekapannya.

Jungmo dan Minhee bergegas masuk karena terkejut dengan keributan kecil yang terjadi barusan.

"Sama gue aja, Hyunho-nya. Lo pulang aja deh Vin, susah emang kalo dikit-dikit emosian. Lo nggak membantu sama sekali," Jungmo merebut Hyunho dari gendongan Yuvin, lalu memberikannya pada Yohan yang telah menunggu.

Yohan pun menimang Hyunho hingga tangisannya mereda, dan berganti dengan isakannya yang nyaris tak bersuara.

.....tbc

—————

A/N : halo. Mau nanya.. apakah kalian ada yang terombang-ambing disini? :3

THE TRUTH THAT LIES WITHIN 2.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang