12

417 53 153
                                    

Seobin merasa canggung saat pemuda di sampingnya tiba-tiba saja mendekat dan menyodorkan ponselnya setelah ia selesai dengan ceramah singkatnya.

"Minta nomor lo dong.." ujar Serim. "Biar nanti gue gampang kalo mau nanya-nanya."

"Jangan sungkan," cicit Seobin.

"Berarti gue boleh chat lo 'kan? Walaupun bukan soal Jungmo? Ada yang marah nggak nanti?"

Seobin buru-buru menggeleng.

"Lo ikut nginep di tempat Yohan?" tanya Serim lagi.

"Ikut. Dia 'kan paling deket sama gue, hehe. Kenapa? Lo suka sama Yohan?"

"Nggak gitu.. gue tau dia istri orang. Tapi hampir sih. Gemesin.."

"Gue juga gemes kok?" Seobin menaruh kedua tangannya di pipi.

"Nggak ah, lo ngerokok."

"Loh? Kenapa? Is that a big deal?"

"For me, kinda. Anyway.. lo beneran jomblo 'kan tapi? Gue trauma dikit sama Jungmo soalnya.. tau-tau pacarnya segrup," Serim meringis, ingatannya kembali pada masa dimana ia baru mulai menggoda Jungmo. Memang benar, kala itu Jungmo benar-benar menarik perhatiannya.

"Iya.. dan gue juga nggak tertarik buat punya hubungan lebih sama siapa-siapa. I've got enough already."

"Yah.. jadi belum apa-apa gue udah dapet lampu merah nih?" Serim menaikkan sebelah alisnya, seolah menantang Seobin.

"Kata lo gue nggak gemes karna ngerokok?" Seobin mengulum senyumnya.

"Gimana kalo kita bikin perjanjian? I'll hit on you but you have to quit smoking."

"Haha.. lo pikir lo se-istimewa itu? Lagian, lo tuh kayak terlalu buru-buru.. kalo lo emang mau deketin gue. Kita baru kenalan loh, tapi lo udah gini. Lo belum pernah pacaran apa gimana sih? Kok kayak anak SD?"

"Emang belum pernah, Bin. Masa muda gue abis buat belajar doang. Worth it, though. Dari SMA sampe kelar kuliah, gue nggak pernah bayar uang sekolah."

Kali ini, Seobin benar-benar terkesan dibuatnya.

"Tapi lo langsung tau, kalo lo sukanya sama cowok?" tanyanya.

"Iya. I've had crushes in the past.. sebelum gue jadi trainee. Udah lama banget.. makanya sekalinya gue ketemu Jungmo, gue ngerasa langsung jatuh gitu. But then I learned that he's no good.." Serim mengecilkan suaranya pada bagian terakhir.

"Jangan bilang gitu soal Jungmo, 'kan udah gue ceritain tadi. Lo tuh terlalu judgemental. Lagian lo udah tau juga kenapa dia begini.. apa nggak mau ngerubah pikiran lo?" Seobin menatapnya dengan raut sedikit kecewa.

"Apa yang bakal berubah? Toh hasilnya akan sama aja. Apapun yang gue pikir tentang dia, dia udah milik orang lain."

"Iya sih.." Seobin mengalihkan pandangannya.

"Jadi.. Bin, lo beneran jomblo 'kan?" Serim menyunggingkan senyum tampannya.

Seobin beberapa kali mengerjapkan mata, sebelum sebuah tepukan halus mendarat di pucuk kepalanya.

THE TRUTH THAT LIES WITHIN 2.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang