26

379 40 158
                                    

"Kak.. aku boleh numpang disini?"

Waktu telah menunjukkan pukul 2 dini hari. Seongmin menyembulkan kepalanya ke dalam kamar yang ditempati Allen, Wonjin, dan Woobin.

"Kenapa? Kirain udah nyaman disana, 'kan kalian bertiga temen deket?" tanya Woobin. Seongmin meringis dibuatnya.

"Kak.. mereka pacaran, makanya Kak Mogu minta tuker tempat sama kakak. Aku nggak enak jadi nyamuk.. jadinya aku kesini aja. Mulai besok kita ngungsinya bareng aja ya kak, jangan tinggalin aku sendirian," Seongmin mendudukkan dirinya di kasur Woobin. Woobin menempati tingkat bawah, dengan Wonjin di atasnya dan Allen tepat di sampingnya.

"Lo kesempitan nggak kalo sama gue? Sama Wonjin aja deh, di atas nih.."

"Takut jebol kasurnya.. masa tingkat dua ditempatin barengan. Aku nggak sekecil itu kak.." Seongmin mencebikkan bibirnya.

"Ya udah, sana sama Allen," Woobin mengusak surai Seongmin dengan gemas.

"Nggak mau.. Kak Allen galak."

"Nggak kok, nggak galak asal lo nggak rese. Sini.. kasur gue lebih gede dari punya Woobin," Allen merapat pada tembok, menyisakan tempat yang cukup luas untuk Seongmin.

Seongmin merebahkan dirinya dengan takut-takut, bahkan ia segan hanya untuk sekedar menarik selimut.

"Kak Wonjin.. udah tidur belum?" tanya Seongmin.

"Belum dek, kenapa?" sahut Wonjin.

"Boleh tukeran tempat nggak? Aku mau di kasur kakak.."

"Eh bocah udah numpang nggak tau diri!" Wonjin mendengus. "Diem aja lo disitu, gue nggak suka tidur sempit-sempitan!"

"Kok di tempat Kak Yohan nggak apa?"

"Itu 'kan sambil meluk Hyungjun, ya beda cerita."

"Dih gagal move on..." cibir Seongmin.

"Biarin. Lagian gue punya pacar kayak nggak punya sih, capek."

"Apalagi Kak Yohan ya? Punya suami juga kayak nggak punya," Seongmin seketika teringat akan sosok kakak sepupu yang sangat ia sayangi itu.

"Nggak boleh ngomong gitu. Junho sibuk kerja, gue yakin. Mana mungkin dia macem-macem.. dari jaman sekolah aja dia sebucin itu sama Kak Yohan," ketus Wonjin. "Lagian.. nggak baik nilai rumah tangga orang lain, dek. Bukan urusan lo."

"Kak Wonjin tumben ya bijak.. biasanya paling seneng kalo diajak gosip," kekeh Seongmin. "Tapi kak.. aku lebih suka liat Kak Yohan sama Kak Yuvin..."

"Nggak, gue nggak setuju. Kak Yuvin nggak sebaik itu. Iya, mungkin emang dia sikapnya baik.. tapi mulutnya jahat. Suka nggak kira-kira kalo udah maki orang.. lo mau emang, kakak lo makan hati? Gue tetep tim Junho. Semarah-marahnya Junho, dia nggak pernah ngomong kasar. Menurut gue ya.. kepala keluarga yang baik emang harusnya kayak gitu."

Seongmin pun terdiam.

"Berarti.. Kak Minhee juga bukan calon yang baik dong? Dia sama Kak Mogu 'kan bercandanya kasar..." gumamnya.

"Ya nggak gitu juga dek, beda. Susah emang ngasih tau lo sekarang, lo masih terlalu kecil. Tapi nanti kalo lo udah punya pacar, lo bakal ngerti sendiri kok."

"Kapan ya aku punya pacar," lagi-lagi, Seongmin mencebikkan bibirnya. Ia lantas menoleh pada Allen yang sedari tadi tidak bersuara. Ia pun menarik selimutnya hingga batas leher.

"Aku nggak bisa tidur kalo nggak dipeluk.." cicit Seongmin. Allen pun memeluk pinggangnya tanpa berpikir. Ia hanya terganggu dengan Seongmin yang sedari tadi berisik, meski ia tidak mengatakan apa-apa.

THE TRUTH THAT LIES WITHIN 2.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang