PART 14. BLACKLIST IPA DUA

45 4 0
                                    

Hallo!

Sehat selalu untuk kalian yang masih baca cerita ini ❤️

Stay safe and stay healthy ❤️

Happy Reading

***
Saya juga tidak tahu kenapa rasa ini ada. Saya juga tidak mengerti bagaimana ini bisa muncul begitu saja. Yang jelas, saya selalu merasa lengkap saat kamu bersama saya ~Pandu Brawijaya

Bugh!

"Apa-apaan anjing!" umpat Randy lalu menoleh pada orang yang baru saja memukulnya. Matanya membulat.

"KENAPA LO NYERANG DIA BANGSAT?!!! KENAPA NGGAK NANYA GUE DULU?? HAH??!!" bentak Pandu sambil mencengkram erat kerah jaket Randy.

"Pandu. Kenapa sih? Anak orang bisa mati goblok!" ucap Erick mulai melerai.

"Gue nggak peduli. Lo juga hampir bikin orang mati. Ngotak dong lo!"

"Lo ... ke .... napa sih?" ucap Randy terbata karena tangan Pandu masih mencengkram lehernya.

Pandu menghempaskan Randy begitu saja. Membuat cowok itu terjatuh dan langsung berbenturan dengan lantai. Pandu berdecih, ia sudah tidak peduli lagi pada acara night ride saat ini.

"KENAPA LO NYERANG ALVIN?! HAH??!"

Randy bangkit lalu menepuk-nepuk lengan bajunya yang berdebu. Ia tersenyum sinis, "Lo lupa kalau SMA Nusa Jaya itu juga musuh kita? Apa gara-gara cewek itu lo jadi lupa sama semuanya?!!"

Amarah Pandu memuncak, ia kembali berjalan mendekat dan langsung memukul wajah Randy. Randy yang tidak siap juga terpekik dan kembali jatuh. Pandu memegang kerah baju Randy.

"INI SEBABNYA GUE DEKETIN CEWEK ITU!!! GUE MAU BIKIN SMA NUSA JAYA HANCUR DARI DALAM! LEWAT CEWEK ITU! KENAPA LO NGGAK NGERTI BANGSAT?!!!!" seru Pandu sudah tidak bisa ditahan lagi.

"Lo niat ngehancurin SMA itu atau mau bikin cewek itu suka sama lo? Gue tau lo juga diem-diem suka sama dia, kan?!"

"Kalian semua itu nggak tahu rencana gue. Jadi diem aja. Gue juga lagi usaha."

Erick berjalan mendekat, "Terus apa gunanya kita kumpul? Hah? Apa gunanya kita berteman kalau lo aja yang nggak mau ngasih tau yang sebenarnya? Buat apa?!"

"Karena gue nggak mau kalian juga kena!" ujar Pandu membuat seluruh teman-temannya terdiam. Mereka semua tahu, Pandu adalah ketua geng yang bisa dibilang disegani banyak orang. Dirinya jarang mementingkan diri sendiri, tapi lebih mementingkan orang lain.

Erick menarik Pandu lalu membantu Randy untuk berdiri, "Lo duduk dulu, Ndu. Gue tau amarah lo lagi nggak baik. Gue mau bantu obatin Randy dulu."

***
"Vin, masih sakit?" lirih Zella yang melihat Alvin sedang tertatih-tatih untuk duduk di atas ranjangnya.

"Nggak."

"Lo marah?"

"Nggak," balas Alvin dengan suara dingin.

"Terus kenapa?"

"Nggak papa."

"Kak Alvin!" pekikan itu membuat Zella dan Alvin menoleh bersamaan. Itu Sella datang dengan sebungkus plastik berwarna putih.

"Ini aku bawa buah buat kakak," ujar Sella dengan nada manja.

"Makasih Sel."

"Iya. Oh iya, gimana keadaan kakak sekarang?"

"Baikan. Lo yang bawa gue kesini? Thanks ya. Lo emang baik," ucap Alvin sambil menekankan tiga kata terakhir lalu melirik Zella.

"Sama-sama kak. Kakak kan juga selalu baik sama aku. Oh iya, kakak mau makan buah? Biar aku kupasin."

AZELLA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang