PART 25. KEBOHONGAN PERTAMA

35 4 0
                                    

Hallo!

Jangan lupa bantu vote, komen, dan share ya❤️

Selamat bermalam minggu❤️

Happy Reading ❤️

***
"Hallo?" Zella mengangkat panggilan dari Pandu. Padahal baru saja Pandu mengantar Zella untuk pulang, tetapi cowok itu juga langsung menelponnya.

"Langsung tidur. Besok lo kan sekolah."

Zella tersenyum, "Iya Ndu."

"Jangan kelayapan. Kalau butuh sesuatu, lo bisa telfon gue. Gue selalu stay 24 jam buat lo."

Zella menghela napas, "Iya Ndu."

"Iya iya mulu."

"Ya apa?!"

"Iyaudah, gue mau lanjut nongkrong sama yang lain. See you."

Zella membalas dengan dehaman. Ia lalu melemparkan ponselnya ke sembarang arah lalu merebahkan dirinya di sofa. Tangan mungilnya memijat pangkal hidungnya yang berdenyut nyeri akibat terlalu kelelahan.

"Zel!" panggilan dari Alvin tidak membuat Zella menoleh. Cewek itu masih saja menutup matanya. Padahal ia tau, bahwa Alvin tau kalau dia berpura-pura.

"Apa?" balas Zella tanpa membuka mata.

"Ke minimarket yuk!"

"Nggak. Gue capek."

"Dih, capek? Emang habis darimana lo?"

"Kepo."

"Bukan kepo. Kepo sama pengen tau itu beda."

"Sama."

"Beda."

"Sam ..."

"Pokoknya ayo! Disuruh sama Bunda!" final Alvin membuat Zella menghela napas. Ia lalu bangkit dan memakai jaketnya lalu pergi keluar meninggalkan Alvin yang sudah berkacak pinggang.

Sekitar lima belas menit perjalanan, kini Alvin dan Zella berjalan menyusuri barisan rak berisi kebutuhan sehari-hari. Mulai dari beras, sayuran dan berbagai perlengkapan dapur lainnya. Zella membaca daftar yang akan dibeli, sedangkan Alvin mendorong troli yang sudah mulai penuh dengan barang belanjaan. Zella terhenti. Badannya melemas. Disana, didepannya, Zella bisa melihat Sinta dan Pandu bersama anak-anak Jaxton lainnya yang sedang nongkrong disebuah kafe didalam mall. Hati Zella berdenyut sakit. Tetapi apa yang dikatakan Pandu tadi berhasil membaut dirinya tersenyum miris. Apapun yang terjadi antara Sinta dan Pandu, pasti bukan macam-macam. Pandu hanya menganggap Sinta itu sebagai adik 'kan? Baiklah. Zella bisa memaklumi hal itu.

"Kenapa berhenti?" tanya Alvin.

Zella memutar badan lalu berjalan, "Bukan disana. Tapi dibagian sana," elaknya sambil menunjuk ke sembarang arah.

Baru beberapa langkah berjalan, seorang cewek dengan perawakan tidak terlalu tinggi juga menghampiri mereka berdua. Ah ralat, menghampiri Alvin lebih tepatnya karena itu yang datang adalah Sella.

"Hai kak Alvin!" sapanya.

"Hai Sel. Ngapain disini?"

"Belanja kak. Disuruh sama mama."

"Oh gitu. Sama dong."

"Kak, bisa bantu bawain belanjaan aku nggak? Ke mobil. Soalnya supir aku nggak tau kemana."

Alvin memandang Zella sebentar, tetapi Zella hanya diam, bahkan tak mau memandang Alvin, "Boleh," balasnya membuat Zella mendelik. Apa-apaan ini?

Zella sendiri. Ia memutuskan untuk menghampiri kursi terdekat lalu duduk. Memijat kakinya yang terasa sakit. Bunyi notifikasi membuat Zella merogoh ponselnya. Itu dari Pandu.

AZELLA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang