Jika kamu dikhianati dan patah hati karena seseorang, jangan pernah menyalahkan Tuhan atas kenyataan ini. Seharusnya kamu bersyukur, itu artinya Tuhan mau kamu belajar, mau kamu hanya percaya padaNya. Bukan pada makhlukNya
~Author note ❤️
Hallo!
Masih setia baca cerita ini?
Langsung saja, happy reading ❤️
***
Bodoh! umpatnya dalam hati. Saat mengatakan kata 'putus' Zella benar-benar pergi. Cewek itu tidak tahu kemana ia membawa arah motornya. Pikirannya berkelana. Jiwanya berteriak. Memutuskan untuk percaya pada Pandu adalah kesalahan terbodohnya, bahkan rela meninggalkan Alvin yang jelas-jelas sudah peduli dengannya. Memutuskan untuk bergabung dengan Jaxton karena menuruti egonya benar-benar keputusan yang salah. Zella merutuk dalam hati. Hatinya sudah terluka, bahkan hancur berkeping-keping.Terlalu merutuki dirinya, bahkan secara tak sadar Zella salah dalam mengemudikan motornya. Membuat cewek itu tak sengaja menabrak seorang anak kecil dan membuatnya jatuh bersama. Zella meringis sakit. Dengan cepat, ia menghampiri anak kecil dan membantu anak itu untuk duduk dipinggir jalan.
"Maaf dek, maafin kakak. Kakak bener-bener nggak sengaja," ujar Zella sungguh-sungguh.
Anak kecil berjenis kelamin perempuan itu mengangguk lemah, "Nggak papa kak. Aku ngerti kok."
"Kamu nggak nangis?"
Anak itu menggeleng, "Nggak! Dulu, sebelum mama sama papa aku meninggal, kata mereka aku nggak boleh nangis. Walaupun aku cewek, aku nggak boleh lemah. Apalagi sampai nangis didepan cowok, kata papa itu nggak boleh. Kata mama, sebagai perempuan kita harus menunjukkan kalau kita itu kuat dan nggak boleh gampang nangis. Makanya aku nggak nangis," ucapnya mantap.
Zella terperangah. Jujur saja, ucapan anak kecil itu sangat mengenai perasaannya saat ini. Anak kecil itu benar, tidak seharusnya Zella menangis karena cintanya yang sudah berakhir. Seharusnya ia bersyukur karena Tuhan telah menunjukkan pada hanya bahwa ia memilih orang yang salah dan tidak benar-benar tulus padanya. Tetapi apa daya, batin Zella menjerit. Ia masih belum bisa menerima kenyataan hari ini.
Zella tersenyum, "Iya mama kamu bener! Kita harus kuat 'kan, kita sama-sama perempuan," ucap Zella menyemangati.
"Kalau kakak, ada yang luka nggak?"
"Nggak dek, kakak nggak papa. Kamu, mau kemana? Biar kakak antar."
"Aku cuma mau kesitu," ucapnya sambil menunjuk sebuah toko yang berada dibelakangnya.
"Toko roti? Mau ngapain?"
"Kerja."
"Kerja? Kamu kan masih kecil."
"Itu ditempat paman aku. Setiap pulang sekolah, kata paman aku boleh kesitu buat bantu-bantu."
Zella mengacak rambut anak perempuan itu, "Wah bagus. Kapan-kapan kakak mampir kesitu ya buat beli roti-roti kamu."
"Yeay! Asyik! Janji ya kak?" anak kecil itu mengacungkan jari kelingkingnya.
"Iya janji," balas Zella sambil mengaitkan jari kelingkingnya pada anak itu.
Anak itu bangkit lalu mengecup dahi Zella sekilas, "Dadah kakak cantik! Jangan lupa datang ke toko aku ya!" ucapnya lalu berlari pergi.
***
Zella sampai dirumahnya. Hal yang pertama dilihatnya adalah sepi. Tidak ada siapa-siapa. Oleh karena itu ia memutuskan untuk pergi ke rumah Alvin. Jam masih menunjukkan pukul tujuh malam. Belum terlalu malam untuk Zella datang ke rumah sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZELLA [COMPLETED]
Romance#Teenfiction #Event Start : 30 September 2020 Finish : 30 Oktober 2020 Pernah berada di fase hidup terendah? Pernah menangis tersedu-sedu karena kehilangan orang yang menjadi alasan tersenyum dan bahagia? Pernah berada di posisi paling tidak berguna...