PART 19. EFEMERAL

37 4 0
                                    

Hallo!

Untuk semua pembacaku, aku minta bantuan untuk vote dan komen yuk!
Vote dan komen, nggak akan bikin kalian rugi kok, justru bantuan dari kalian bisa membantu aku untuk semangat lagi nulisnya ❤️❤️

Happy Reading ❤️

***
Kepala yang berdenyut-denyut serta napas yang sedikit sesak adalah hal yang dirasakan Zella kala membuka mata indahnya. Cewek itu menatap sekeliling dan melihat empat orang cowok sedang berdebat. Mendadak, kepalanya menjadi dua kali lebih sakit. Ia merintih.

"Zella!" pekikan dan empat orang itu membuat Zella menoleh dengan sorot mata lelah.

"Lo nggak papa kan? Mana yang sakit? Masih sesak nggak?" tanya Alvin memberondong.

Zella menggeleng lemah, "Nggak. Gue udah nggak papa."

"Zel ... gue minta maaf ya. Gue nggak tahu kalau kejadiannya bakal kaya gini," ucap Pandu menyesali kelalaiannya.

Zella tersenyum, "Nggak papa kali Ndu. Bukan salah lo juga."

"Hah?! Semudah itu lo maafin dia?" tanya Alvin tidak terima.

"Ya terus?"

"Enak bener maafin orang yang hampir buat lo celaka," cibir Alvin.

"Bilang aja iri," sahut Randy.

"Ini lagi! Ngikut aja remahan rengginang!" cibir Ervan sambil melirik Randy.

"Apa lo?! Mau berantem?" ujar Randy.

"Woyajelas! Ayo! Gue nggak takut sama cemen kaya lo."

"Lo!"

"Ran, udah! Sikonnya lagi nggak tepat," lerai Pandu menarik Randy yang sudah maju selangkah untuk kembali ke tempat semula.

"Gue ... haus," Zella mulai merintih. Dengan sigap, Alvin dan Pandu lantas berlari mendekati meja kecil yang ada disamping ranjang dan meraih segelas air.

"Gue dulu!"

"Gue!"

"Gue temennya Zella!"

"Gue tetangganya Zella!"

"Gue dulu napa sih?!"

"Mendingan gue dulu!"

"ALVIN PANDU STOP! LAMA-LAMA KALIAN YANG BAKAL GUE JEJELIN AIR KOLAM!" seru Ervan membuat Alvin dan Pandu diam. Lalu Ervan maju dan meriah gelas itu serta memberikannya pada Zella.

"Nih!" tawar Ervan lalu diterima oleh Zella. Bahkan Ervan sampai membantu Zella untuk minum.

"Tangannya!" tegur Alvin saat melihat Ervan memegang bahu Zella yang sedang minum.

"Ya Allah! Khilaf."

"Gimana? Udah baikan Zel?" tanya Alvin dengan raut khawatir.

"Udah. Bunda tau?"

Alvin mengangguk, "Iya, tau. Tapi gue bilang kalau lo baik-baik aja. Karena bakal ada gue yang jagain lo."

"Panas ya! Padahal AC nya nyala," sindir Ervan sambil melirik Alvin dan Zella secara bergantian. Sedangkan Pandu dan Randy hanya memasang raut wajah datar.

"Kalau gitu, gue pulang dulu ya. Nanti kalau lo butuh sesuatu, lo bisa kabarin gue," ucap Pandu dengan suara dingin. Lalu Pandu dan Randy melangkah pergi.

Zella sendiri merasa aneh dengan suara Pandu yang terkesan dingin. Bukan bermaksud aneh atau bagaimana, hanya saja suaranya terkesan seperti orang cemburu? Ah tidak! Mungkin hanya Zella saja yang menghayal Pandu akan seperti itu. Pandu dan Zella kan hanya teman. Tidak lebih.

AZELLA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang