PART 21. JEDA

37 4 0
                                    

Hallo!

Malam ini bakal double up!
Baca sampai habis ya❤️

Happy Reading ❤️

***
"Truth or dare?" tanya Clara.

"Dare!"

"Kasih kata-kata romantis untuk Zella dong."

"Apa?!"

"Clara?!"

Alvin dan Zella bersungut-sungut bersama. Lalu keduanya saling pandang. Kata-kata romantis? Memangnya Alvin bisa??

"Yang lain dong," bujuk Alvin membuat Clara menggeleng keras.

"Nggak. Pokoknya gue mau lo kasih kata-kata baik ke Zella."

"Apaan sih Cla."

"Buruan Vin."

"Tapi gue bukan Mario teguh."

"Buruan!"

"Iya-iya!"

Alvin menggaruk bagian belakang kepalanya. Ia berdeham singkat untuk meredam kegugupan. Badannya kurus menatap Zella.

"Zel."

"Apa?!" sahut Zella ngegas.

"Tuh kan, belum di kasih apa-apa udah di gas."

"Buruan!"

"Jadi gini ..."

"AWWWWW AKU BAPERRRRR!!!!!" teriak Clara.

Alvin menoleh sambil mendengus, "Belum Cla. Orang belum ngomong udah baper aja."

"Oh iya maaf. Silahkan."

"Gini Zel. Jadi, apapun yang terjadi gue nggak akan pernah ninggalin lo. Mau seburuk apapun keadaan lo, gue akan selalu siap ngebantu lo semampu gue. Lo jangan pernah merasa sendiri. Ada gue. Gue selalu ada disamping lo."

Zella bersidekap dada, "Kan ada Sella."

"Kok Sella sih?! Kenapa jadi nyambung kesana?!!" seru Alvin ngegas.

"Lo kan suka sama Sella Vin. Kalau emang lo suka Sella dan dia juga suka sama lo, lo itu udah nggak boleh terlalu memperdulikan gue lagi. Itu berarti prioritas lo itu sekarang Sella, bukan gue, Azella. Karena mau lo sebaik apapun ke Sella, tapi lo masih suka bantuin dan peduli sama gue. Gue yakin dia bakal cemburu. Mungkin aja Sella ngomongnya nggak papa, tapi gue nggak bisa. Gue kaya jadi dinding pemisah antara kalian," jelas Zella panjang lebar membaut Alvin dan Clara tercenung. Zella memang begitu, selalu saja mengutamakan orang lain dibandingkan dirinya. Bahkan untuk bahagia saja, dirinya masih sering berpura-pura.

Deringan ponsel membuat Zella menoleh. Tertera nama Pandu dibilah layar. Dengan cepat, Zella mengangkatnya. Beberapa detik, matanya bergerak gelisah.

"Iya gue kesana."

"Mau kemana?!" cegah Alvin sambil memegang tangan Zella.

"Gue mau pergi."

"Pergi kemana?"

"Ada urusan."

"Nggak. Nggak boleh."

Zella melepaskan cekalan tangan Alvin lalu meraih jaket hitamnya, "Apaan sih. Kok jadi ngelarang gue."

"Nggak. Nggak boleh. Pokoknya nggak boleh. Lo pasti mau ketemu sama Pandu kan? Nggak bisa. Gue nggak bakal izinin."

"Apaan sih Vin. Lo tuh nggak tau apa-apa, jadi mending diem aja deh. Awas gue mau pergi," ucap Zella sambil mendorong dada Alvin yang menghalangi pintu.

AZELLA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang