Hallo!
Sudah siap dengan part pertamanya??
Happy Reading ❤️
***
"Gue turut berduka cita Vin, atas meninggalnya kedua orang tua Zella," ujar Ervan, teman sebangku Alvin."Thanks," balas Alvin.
"Terus, keadaan Zella gimana??"
"Dia masih terpuruk. Semalam aja dia mencoba bunuh diri."
"Hah?! Apa?? Jangan bercanda Vin."
"Gue serius. Buat apa gue bohong. Tetapi untungnya gue tahu, dan dia nggak jadi bunuh diri."
"Lo emang brader gue Vin."
"Permisi??" ucap seorang cewek berambut panjang yang melongok ke dalam kelas Alvin. Alvin dan Ervan kompak menoleh. Ervan tersenyum jahil.
"Eh ada Sella! Mau nyamperin gue ya Sel??"
Sella menggeleng, "Mau nyamperin Kak Alvin," ucap Sella membuat Ervan mengatupkan bibirnya rapat-rapat.
Alvin terkikik geli. Sudah terlalu sering sahabatnya itu mendapat penolakan dari Sella.
"Kenapa Sel?"
"Pulang sekolah, kita disuruh beli peralatan untuk OSIS kak."
"Kan gue cuma wakil. Kenapa nggak ketuanya aja?"
"Justru ketuanya yang nyuruh aku sama kakak untuk beli."
Alvin berpikir sebentar, "Oke deh. Nanti pulang sekolah, tunggu gue diparkiran ya. Lo sama gue, naik motor."
Sella tersenyum, "Iya kak," balasnya lalu berbalik dan kembali ke kelasnya.
"Dasar tukang nikung! Sella gue diembat juga!" cecar Ervan.
"Cemburu lo??"
"Enggak tuh!" elak Ervan tanpa mau memandang Alvin.
"Ngaku aja," ledek Alvin sambil menoel-noel pinggang Ervan.
"Jijik Vin! Jangan noel-noel gue deh. Nanti dikira gue maho."
"Dih. Ogah banget. Gue juga maho pilih-pilih kali," balas Alvin.
"Lo emang nggak ada akhlak Vin sama sahabat sendiri."
"Canda Van. Jangan masukin hati."
"Nggak tau! Gue ngambek."
"Gue kasih yang warna hijau deh."
"Nggak!"
"Yang biru."
"Nggak!"
"Yang merah."
"Nggak!"
"Yakin nggak mau? Yaudah," ujar Alvin hendak memasukkan satu lembar uang berwarna merah. Tetapi Ervan menahannya.
"Nggak nolak maksudnya," balas Ervan cengengesan.
Apa kalian pikir, Ervan bersahabat dengan Alvin karena uang? Kalian salah besar. Masalah uang, memang sering mereka ikut sertakan. Terkadang, Ervan yang mentraktir Alvin, begitu juga dengan sebaliknya. Tidak ada unsur tidak baik dalam persahabatan mereka. Keduanya tulus. Keduanya saling peduli satu sama lain.
***
"Bunda ... Zella izin keluar sebentar ya. Zella mau jalan-jalan," ucap Zella meminta izin pada bunda Alvin. Zella sengaja menghampiri rumah Alvin untuk sekedar meminta izin."Mau kemana??"
"Jalan-jalan aja bunda. Nyari angin. Janji deh, pulangnya nggak bakal malam-malam."
"Iya boleh. Tapi inget ya, jangan pulang malam. Jam sembilan harus udah dirumah."
"Iya bunda," balas Zella lalu kembali ke rumahnya. Ia segera mengeluarkan motor besar berwarna merahnya dari garasi. Menuntunnya hingga tepi jalan lalu mulai melajukannya dengan kecepatan sedang. Zella menghela napas sebentar. Sangat segar.
Zella berhenti disebuah taman pinggir jalan. Usai memarkirkan motornya, cewek itu berjalan menuju kursi yang terletak ditengah taman. Tepat menghadap sebuah air mancur di pusat taman. Zella tersenyum miris. Ini adalah tempatnya kala ia merasa sedih. Tidak jarang, Zella saat sedih selalu datang kesini untuk merenung atau sekedar melemparkan batu-batu kecil ke dalam air mancur.
Zella menoleh kala mendengar suara orang meminta tolong. Ia mencari sumber suara itu dan berhenti dipinggir jalan. Ia melihat seorang wanita paruh baya sedang dipaksa oleh segerombolan laki-laki. Zella tidak tinggal diam. Ia segera berlari ke arah keributan itu.
"Lepasin!" titah Zella membaut segerombolan laki-laki itu menoleh bersamaan.
"Mau apa cantik?"
"Bacot lo!" ejek Zella lalu menendang lutut laki-laki yang sempat menggodanya. Semuanya terpekik. Serangan Zella sangat mendadak. Zella sempat menyuruh wanita itu untuk pergi. Dan wanita itu menurut. Kini tinggal Zella bersama gerombolan laki-laki itu.
"Cantik-cantik liar juga ya??"
"Iya. Nggak nyangka. Jago bela diri. Pasti keren nih cewek."
"Tapi, udah pernah dicicipi belum?"
Amarah Zella memuncak. Ia segera memukul wajah laki-laki yang sudah menggodanya. Apa katanya? Dicicipi? Zella tidak akan berbuat hal menjijikan itu.
"Jangan pada banyak bacot! Sini lawan gue kalau berani."
Baru saja semua laki-laki itu mau maju melawan Zella, suara bariton berat menghentikan semuanya.
"Stop!"
Zella menoleh ke belakang dan melihat seorang cowok tinggi sedang berjalan dengan langkah songong ke arahnya. Cowok itu menyeringai. Merencanakan sesuatu tentunya. Ia sudah melihat semua yang dilakukan oleh Zella.
"Zella."
"Dari mana lo tau nama gue?"
"Nggak penting. Yang jelas, pilihan lo untuk datang kesini, sangat tepat!"
"Maksud lo??"
"Gue mau lo gabung ke dalam club motor gue. Gue tau lo bukan cewek biasa. Pemegang sabuk hitam, ratu jalanan. Itu julukan lo kan??"
Zella mendelik. Darimana cowok ini tau semuanya?
"Mau lo apa??"
"Seperti tadi. Gue mau lo gabung ke dalam klub motor gue."
"Nggak! Gue nggak mau."
"Jangan terburu-buru ngambil kesempatan Zella. Lo boleh pikirin hal ini dulu. Jangan gegabah."
Cowok itu lalu merebut paksa ponsel yang sedang Zella bawa. Ia mengetik beberapa digit nomor, "Itu nomor gue. Lo simpen. Lo bisa kabarin gue kalau lo mau gabung. Dan ya, panggil gue Pandu," ujarnya lalu berbalik dan menyuruh seluruh teman-temannya untuk pergi.
Zella menatap tak mengerti pada Pandu. Kenapa cowok itu tiba-tiba mau mengajak Zella untuk bergabung?
Apa cowok itu tau segalanya tentang Zella?Zella menggenggam ponselnya lalu kembali ke motornya. Hari sudah mulai malam. Ia harus segera pulang.
***
Zella berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya. Hari sudah malam. Tetapi ia tidak bisa tidur memikirkan perkataan Pandu tadi. Apa Zella harus bergabung?
Zella sebenarnya ingin. Sudah lama sekali Zella ingin menjadi seorang anggota club motor. Hei, itu tidak salah kan untuk ukuran cewek tomboy seperti Zella?
Zella memandang ponselnya lalu memandang ke luar jendela. Begitu terus hingga berulang-ulang. Tidak, Zella tidak boleh bergabung.
"Ish! Gue kenapa sih? Nggak! Gue nggak bisa gabung ke club motor sembarangan kaya gitu. Gue nggak boleh gabung!" ucap Zella kekeh pada pertahanannya.
Zella tidak boleh salah langkah!
***
AN : HALLO!
GIMANA SAMA PART SATU NYA??MASIH KURANG??
NANTIKAN PART SELANJUTNYA YA❤️Sampai jumpa ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
AZELLA [COMPLETED]
Romance#Teenfiction #Event Start : 30 September 2020 Finish : 30 Oktober 2020 Pernah berada di fase hidup terendah? Pernah menangis tersedu-sedu karena kehilangan orang yang menjadi alasan tersenyum dan bahagia? Pernah berada di posisi paling tidak berguna...