_.
Disuatu ruangan besar, dekorasi mewah menghiasi dengan ratusan pelayan berkeliling kesegala arah menawarkan makanan juga minuman, seorang pria berjas biru sedang menaiki tangga.
Acara sudah berlansung satu jam. Dan itu, membuat seorang Chenle kelelahan.
Apalagi dengan tugasnya yang sedikit terhambat minggu sebelumnya, membuat hari-hari sekarang dia jalankan seakan menjadi beban.
Jisung enak. Dia tugas nya cuman dikantor malam. Lha dia? Ngurus perusahaan juga. Nggak satu, tapi lima. Mana kerjaan malam nya ada sepuluh.
Capek.
Menghela nafas kasar, Chenle menginjakkan kakinya di lantai 3. Syukurlah disini tidak terlalu banyak human. Jadi, chenle yang kelelahan ini bisa bersantai dengan duduk disatu kursi sendirian.
"Permisi, minumnya tuan." sebuah suara mengganggu mata Chenle yang semula terpejam kini menjadi membuka kembali.
Yang Chenle liat cuman sebuah kepala menunduk, setelah itu pria berpakaian rapi itu meletakan sebuah minuman didepan meja kosong yang Chenle tempati.
Ingin sekali dia menghajar pria ini. Tapi Chenle masih mawas diri, dia tahu ini acara Formal. Banyak Jenderal militer yang menghandiri, jadinya dia tahan untuk tak membuat masalah bagi dirinya.
"Nggak perlu." tolak pria bermata sipit itu.
Si Pria terdiam, tidak mengambil kembali minuman dimeja Chenle. Tapi dia segera pamit dan pergi.
"Heuh! Ganggu aja." gumam Chenle pelan melirik kepergian si Pria
Berdecak kecil, Chenle kembali memejamkan matanya.
Tapi, beberapa menit kemudian Chenle mendengar suara helaan nafas perlahan. Sungguh! dia ingin istirahat kali ini, kenapa ada orang sih yang menganggunya?
Chenle mencoba tetap diam. Dia tak mau membuka mata. Dia berusaha mengganggap dirinya sendirian.
"Hfttt-"
"Capek banget."
Tangan pria yang usianya masih dua puluh tahun itu mengepal. Beranjak merongoh saku jasnya, kebetulan. Ada satu pistol yang dia simpan disana. Sebenarnya-selalu dia bawa-bawa sih ... Ya apa boleh buat. Chenle langsung membuka mata, badanya yang semula bersandar kini menegak. Mata Chenle mencari-cari sumber suara yang mengganggunya, dia sudah kesal.
Nihil.
"Kenapa pak? Maaf saya mengganggu ya?" menoleh kearah sebalah kanan. Chenle menatap pria yang tengah duduk dimeja sebrangnya, cukup dekat dengan posisinya pantesan nganggu.
"Maaf." kata si Pria beranjak berdiri dan kini berjalan kearah meja sebelah kirinya Chenle. Sedikit berjarak dua meter.
Chenle sama sekali tak melepaskan matanya dari si pria.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOS HHJ [ᵒⁿ ʰᵒˡᵈ]
Fanfic[DISARANKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] [15+] Nyatanya penilain sekilas. Adalah hal yang paling manusia harus hindari. Buang jauh-jauh! Nara yang awalnya mau dijual. Malah akan dibunuh, saat itu Nara harus menerima keadaan karna, dia tak akan di b...