"sekarang kakak bakal ditemukan?" pertanyaan itu membuat seorang pria yang mendengarnya terdiam cukup lama.
"Ehm, Jinan." panggilnya
"Ya kak yong?"
"Jinan, tenang aja. Kak Nara pasti ketemu, sekarang Kamu harus hati-hati yaa. Jangan sering melamun, apalagi sampai luka kayak ngini, kakinya masih sakit?"
Jinan menunduk, matanya terarah pada kaki kirinya yang digips. Hayong menghela nafas kecil "Sakit nggak? Sebentar lagi kita pulang yaa ..."
"Enggak sakit." anak kecil dengan topi biru dikepalanya menjawab "Kata kak Nara, Jinan itu cowok. Nggak boleh cemen."
Hayong hanya diam tak menjawab.
"Jinan, nggak nangis kan tadi?" wajah tampan Jinan menoleh pada Hayong. Sang kakak pun segera membalas cepat "Enggak, Jinan hebat berarti!"
"Heem, jadi rindu kak Nara."
Hayong menggigit bibir. Untungnya dia bisa bernafas lega soalnya Viva sudah datang dengan Haru.
"Jinan ayo pulang!"
Beranjak menggedong anak kecil itu dan pergi dibawa istri juga saudaranya. Sampainya di van. Hayong membiarkan Haru untuk membawa pulang adik-adiknya untuk pulang terlebih dahulu. Sebab, dirinya harus masuk kembali kedalam rumah sakit. Menyusul keberadaan Joel dengan Chanhee yang sedang menanyakan kepada rekan-kerja nya Nara selama dirumah sakit.
"Gimana?" sampainya disebuah lorong, Hwiyoung langsung menanyakan
Joel dan Chanhee menoleh dan segera pamit disaat Hayong datang. Kirain, masih lama diskusi. Eh dia dateng udah mau balik.
"Kenapa udahan?"
Chanhee mengangguk "Udah, gimana Jinan? Udah pulang?"
"Lha gue tadinya pengen dengerin," keluh Hayong tak semangat. "Tadi siapa?" menjadi kepo
"Dokter Taeyong. Sama Dokter Rowoon."
"Gimana?"
"Yaa gitu," kata Joel "mereka malah nggak tau apa-apa. Cuman ada seseorang yang bikin Nara takut katanya,"
Mengeryitkan dahi Hayong hendak bertanya. Joel sudah menanyakan pada Chanhee "Siapa tadi Chan?"
"Itu, yang cakep si Taeyong." sahut Chanhee melihat wajah Hayong yang super kepo akhirnya meneruskan "Dia nganterin Nara waktu itu, tapi waktu ngeliat seseorang yang berpakaian hitam Nara langsung kayak ketakutan gitu."
"Si Xion kali .." timpal Hayong tanpa sadar membuat Joel terdiam "Iya juga kali, mungkin tu anak cemburu."
Mereka sampai diluar rumah sakit. Masing-masing merenggangkan otot nya.
"Gue balik shif malam." kata Joel melirik jam ditangan
"Gue balik ke rumah." kata Chanhee merongoh saku mengeluarkan ponsel "Cari taksi dulu."
"Lha gue?" Hayong menggerjab pelan. Dia paling ke panti lagi. Nyusulin Haru.
"Permi—"
"Aahk!" teriakan Hayong membuat ketiga nya kaget. Apalagi Joel yang sampe jatoh bareng Chanhee.
"Ma-maaf." Seorang pria yang semula terganga menggaruk tengkuknya sekarang "Mengagetkan kalian ya?"
"Siapa?" Joel sudah beranjak berdiri, menarik Hayong kebelakangnya "Ke-kenapa?"
Gugup juga tu polisi.Diteliti. Orang didepan Joel memakai jaket hitam, berdalaman kemeja dan kaus hitam. Sementara itu, kebawahnya dia memakai celana jeans juga hitam. Terus .... Wajahnya oval, bibirnya tebal, rambutnya hitam, hidungnya bangir dengan tahi lalat menghiasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
BOS HHJ [ᵒⁿ ʰᵒˡᵈ]
Fanfic[DISARANKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] [15+] Nyatanya penilain sekilas. Adalah hal yang paling manusia harus hindari. Buang jauh-jauh! Nara yang awalnya mau dijual. Malah akan dibunuh, saat itu Nara harus menerima keadaan karna, dia tak akan di b...