Lima

529 56 5
                                    

Pelajaran ketiga adalah olahraga para murid laki laki berganti di kelas.

Sedangkan murid perempuan di toilet perempuan.

Hari ini mereka akan praktek bermain bola basket.

"Kalian satu persatu akan bapak suruh memasukkan bola basket ke ring, setelah selesai kalian bebas bermain... ayok Rafa kamu duluan." Kata pak Bayu yang merupakan guru olahraga mereka saat ini.

"Oke pak gampang itu mah."

Memang mudah karna Rafa adalah kapten basket disekolahnya. Yang lain menyoraki Rafa.

"Mudahan enggak masuk, biar Iler malu." Ale berteriak yang membuat semua orang tertawa. Rafa yang melihat itu hanya menampilkan senyum mengejeknya.

"Kalo gue berhasil, jangan nangis guling-guling lo ye." Ale mendelik kesal dan menunjukkan kepalan tangan, yang membuat Rafa terkekeh gemas.

Riska yang sedari tadi kepanasan, berteriak kesal." Cepat aja deh masukin, jangan lelet!"

Nyatanya, Rafa berhasil memasukkan bola dan tibalah giliran Al.

Walau Al tidak mengikuti eskul basket, tetapi dia dengan mudah memasukkan bola ke ring hanya menggunakan satu tangan.

"Al hebat, kalo Rafa enggak," teriak Ale yang membuat Rafa mendelik kesal ke arahnya yang dibalas juluran lidah.

Setelah yang lain mendapat gilirannya tiba saat giliran Ale.

"Ale gua yakin lu berhasil deh, tapi bukan masukin bola ke ring."

"Terus kemana?" tanya Leta kepo

"- tapi berhasil mecahin kaca."

"Maksudnya?" tanya Riska yang gagal paham.

"Aduh, bego banget. Manusia bukan?" tanya Rafa yang dihadiahi cubitan dari Riska.

"Bacot lo pada!" sentak Ian kesal.

Karena kesal mendengar perkataan Rafa, Ale  menginjak kaki Rafa hingga dia berteriak kesakitan.

"Barbar banget sih jadi cewek lu, dasar gorilla"

"Apa!mau diinjek lagi? sekalian dua-duanya biar Iler gak bisa jalan sekalian!"

Bukannya diam Rafa malah mengejek dan menjulurkan lidahnya kepada Ale yang membuatnya sangat kesal dan ingin menghampiri Rafa tapi ditahan oleh Al.

"Kamu enggak usah perduliin, entar biar aku yang hajar."

Ale mengangguk senang dan kembali menjulurkan lidahnya kepada Rafa yang menipiskan bibirnya sambil melirik Al kesal. Tentu saja tanpa sepengetahuan Al yang bisa saja langsung menghajarnya disitu.

"Ale ayo cepat! panas nih," keluh Ian yang membuat Ale meringis dan  segera ke ketengah lapangan. Saat melempar bola ke ring bukannya masuk ke ring, bolanya malah mengenai Budi hingga pingsan yang segera ditolong teman-teman sekelasnya.

"Bawa Budi ke uks buruan woy" kata anak anak lain.

" Hi..dungnya ber..darah." Mendengar perkataan Metta, yang lain menjadi panik.

"Rian bawa budi ke uks," perintah pak Bayu yang langsung diangguki Ian.

Ale yang melihatnya hanya meringis memang dia melempar sangat kencang karna merasa kesal dengan Rafa tapi  malah salah sasaran dan mengenai Budi karena dia melempar dengan asal.

"Astaga Ale, tenaga lo kuat juga. Bukan cewek nih pasti."

●●●●

Setelah pelajaran olahraga selesai Ale segera menuju ke uks untuk melihat keadaan budi bersama Riska dan Leta.

Al untuk Ale (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang