Jan lupa vote and komen
Karna itu gratis gak dipungut biaya.Hargain!!
Selamat membaca😗
Proses revisi!
Game dimenangkan oleh kelompok Citra. Rupanya mereka tidak perlu susah mencari bendera karena tinggal merampas bendera dari kelompok lain yang pasrah saja karena merasa takut dengan Leon yang merupakan preman sekolah.
"Anjir... curang mereka." Riska berujar kesal.
"Kenapa gua gak kepikir buat rampas bendera dari kelompok lain ye," Pikir Rafa. Riska yang mendengarnya pun seketika langsung menendang kakinya.Lagi!!
"Buset dah.. kenapa kaki gua terus sih." Rafa merasa tidak terima,karena selalu kakinya yang menjadi korban keganasan Riska.
"Makanya gak usah ngomong gitu. Gak guna juga kalo ngambil milik orang lain.Gak ada berkah!" Nasehat Riska yang disetujui Letta dan Joi.
"Gimana kalo kita bilang ke panitia. Gak sah nih." Kata Joi memberi pendapat.
"Bilang aja lo gak terima kalah dari kami." Suara yang berasal dari Leon yang datang bersama Citra.
Rafa pun tak terima dengan perkataan Leon."Ogah! gak guna tau gak."
"Terus kenapa kalian mau ngadu ke panitia?" tanya Citra dengan nada sinis.
"Ya, kami kasihan sama kelompok lain yang kalian rampas benderanya," sahut Letta.
Mendengar itu Citra pun terkekeh sinis."Jadi rencananya mau jadi pahlawan gitu?aduh.
"Maksud lo?"
"Ya kalian dengan ngaduin kami, dan membuat kelompok lain mengganggap kalian penolongnya. Mau dapat pujian kan?" Citra berujar sinis.
" Ini boneka Annabel mau gua cabein mulutnya. Lemes banget." Kata Rafa yang kesal mendengar ucapan Citra yang seribu persen salah!
"Kelakuan kalian yang bangsat banget bikin gua enek." Kata Rafa, membuat Leon yang mendengarnya pun menjadi marah.
"Apa lo bilang, hah! mau gua hajar lo bangsat." Leon berteriak dengan marah.
"Apa! sini lo gak takut gua," jawab Rafa tidak kalah keras.
Mereka berdua pun akhirnya berkelahi. Leon yang duluan menyerang Rafa. Mereka berdua pun Saling adu jontos, tetapi Leon tak bisa mengalahkan Rafa, diilihat dari dirinya yang babak belur akibat pukulan dan tendangan dari Rafa yang hanya sedikit terluka.
Walaupun dirinya adalah preman sekolah yang sering tawuran dengan preman sekolah lain, akan tetapi Rafa bukanlah tandingan Leon. Walaupun kelakuannya yang rada-rada gila dan juga gesrek tetapi kalo dalam hal berkelahi tak perlu diragukan lagi. Dulu saat smp, dirinya dilatih sendiri oleh kakeknya yang merupakan seorang petinju internasional.
Dan saat masuk Sma dan akhirnya bersahabat dengan Al dan Rian.
Mereka bertiga sering latihan berbagai macam bela diri. Mulai dari taekwondo,silat,karate dengan didampingi oleh guru profesional.
Jadi Leon yang hanya berkelahi dengan brutal tidak bisa mengalahkan Rafa yang sudah terlatih.
Mereka yang melihatnya pun bukannya berusaha memisahkan malah menikmati perkelahian Rafa dan Leon, begitu juga Riska yang dari tadi memang sudah sangat kesal dengan Leon.
"Ayok Rafa hajar jangan kasih kendor." Riska berteriak memberi semangat, sedangkan Letta hanya diam.
Setuju Rafa memberikan Leon pelajaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Al untuk Ale (TAMAT)
Novela JuvenilSebuah kebahagian bagi Ale memiliki sahabat seperti Al yang selalu mengutamakannya. Banyak orang berkata persahabatan mereka sudah selayaknya orang pacaran. Apakah itu semua bisa menjadi kenyataan? Bagaimana kisah mereka berdua? Kuylah baca. Jangan...